Jurusan Farmasi FMIPA UII menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat yang dikemas dalam bentuk talkshow berjudul Pendidikan Kefarmasian di Era New Normal pada Selasa 27 Juli 2021. Acara diselenggarakan secara daring menggunakan media zoom meeting. Selaras dengan topik talkshow ini maka mayoritas peserta adalah pendidik terdiri dari perwakilan dosen dari Perguruan Tinggi Farmasi (PTF) yang bermitra dengan Jurusan Farmasi UII dan alumni Farmasi UII yang berprofesi sebagai dosen di PTF lain. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk berbagi pengalaman tentang pengelolaan Jurusan Farmasi, penyusunan kurikulum dan pengembangan metode pembelajaran di Farmasi.
Pembukaan acara sekaligus sambutan disampaikan oleh Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, M.Si. selaku Ketua Jurusan Farmasi UII. Beliau menuturkan tentang pemerataan kualitas PTF di Indonesia yang belum tercapai. Salah satu indikator bahwa kualitasnya belum merata adalah masih adanya PTF di Indonesia yang terakreditasi C. Berawal dari kondisi riil PTF di Indonesia tersebut maka Jurusan Farmasi UII terdorong untuk berbagi pengalaman terkait pendidikan kefarmasian melalui kegiatan pengabdian masyarakat dengan sasaran PTF mitra Jurusan Farmasi UII dan alumni Farmasi UII yang berprofesi sebagai dosen di PTF lain. Realita terkait ketimpangan kualitas PTF di Indonesia juga ditangkap Jurusan Farmasi UII sebagai peluang untuk mendirikan Program Magister Farmasi (S2 Farmasi). Program Magister Farmasi UII mempunyai beberapa keunggulan, salah satunya adalah mata kuliah pedagogi yang akan membekali lulusannya dengan kompetensi terkait penyusunan kurikulum, pengembangan inovasi pembelajaran, dan penjaminan mutu pendidikan di bidang farmasi.
Narasumber
Narasumber pertama pada talkshow ini adalah apt. Saepudin, Ph.D. yang merupakan ketua Program Studi Farmasi UII. Beliau menyampaikan materi berjudul ‘Implementasi Outcome Based Education (OBE) di Masa Pandemi Covid-19’. OBE merupakan pendekatan untuk mengimplementasikan kurikulum yang telah digunakan secara global. Konsep utama OBE adalah kurikulum disusun berdasarkan profil lulusan yang akan dihasilkan. Profil lulusan ditetapkan berdasarkan visi dan misi institusi, tuntutan pengguna lulusan, dan regulasi pemerintah. Profil lulusan atau yang sering disebut dengan Program Educational Objective (PEO) akan dijabarkan menjadi Capaian Pebelajaran Lulusan (CPL). Selanjutnya CPL akan dikaji untuk menetapkan mata kuliah dan jumlah sks. OBE diterapkan dalam bentuk model pembelajaran Student Centered Learning (SCL). Bentuk pembelajaran SCL antara lain yaitu project based learning, problem based learning, team based learning, dan sebagainya.
Narasumber berikutnya adalah Ketua Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) UII yaitu Dr. apt. Farida Hayati, M.Si. Beliau memaparkan ‘Pengembangan dan Implementasi Problem Based Learning (PBL) di PSPA UII’. Senada dengan penyampaian dari narasumber pertama, PBL merupakan salah satu metode pembelajaran dengan pendekatan SCL. Karakteristik PBL yaitu constructive learning, collaborative learning, contextual learning, dan self directed learning. Selaras dengan karakteristik tersebut maka sistem PBL sangat sesuai untuk digunakan di jenjang profesi apoteker karena kurikulum PSPA lebih berorientasi pada peningkatan kemampuan praktik profesi mahasiswa.
Akhir Acara
Antusiasme peserta selama mengikuti acara talkshow Pendidikan Kefarmasian di Era New normal sangat menggembirakan. Hal tersebut terlihat dari banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan kepada narasumber saat berlangsungnya sesi tanya-jawab. Jurusan Farmasi UII memberikan doorprize sebagai bentuk apresiasi untuk peserta yang mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
Acara diakhiri dengan pemaparan profil Magister Farmasi UII yang disampaikan oleh apt. Suci Hanifah, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Magister Farmasi UII. Beliau menyampaikan bahwa Magister Farmasi UII memiliki beberapa keunggulan yang belum dimiliki oleh Magister Farmasi lain yang sudah lebih dahulu ada. Keunggulan pertama yang diangkat oleh Magister Farmasi UII yaitu mencetak lulusan yang siap dengan era 4.0 dan society 5.0 melalui big data dan Internet of Things (IoT) untuk pengembangan di bidang kesehatan khususnya bidang farmasi. Keunggulan berikutnya adalah membekali lulusan dengan kemampuan pedagogi, sehingga lulusan Magister Farmasi memiliki kompetensi sebagai pendidik (dosen). (Nuraini)