Jurusan Farmasi FMIPA UII menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat yang dikemas dalam bentuk talkshow berjudul Pendidikan Kefarmasian di Era New Normal pada Selasa 27 Juli 2021. Acara diselenggarakan secara daring menggunakan media zoom meeting. Selaras dengan topik talkshow ini maka mayoritas peserta adalah pendidik terdiri dari perwakilan dosen dari Perguruan Tinggi Farmasi (PTF) yang bermitra dengan Jurusan Farmasi UII dan alumni Farmasi UII yang berprofesi sebagai dosen di PTF lain. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk berbagi pengalaman tentang pengelolaan Jurusan Farmasi, penyusunan kurikulum dan pengembangan metode pembelajaran di Farmasi.

Pembukaan acara sekaligus sambutan disampaikan oleh Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, M.Si. selaku Ketua Jurusan Farmasi UII. Beliau menuturkan tentang pemerataan kualitas PTF di Indonesia yang belum tercapai. Salah satu indikator bahwa kualitasnya belum merata adalah masih adanya PTF di Indonesia yang terakreditasi C. Berawal dari kondisi riil PTF di Indonesia tersebut maka Jurusan Farmasi UII terdorong untuk berbagi pengalaman terkait pendidikan kefarmasian melalui kegiatan pengabdian masyarakat dengan sasaran PTF mitra Jurusan Farmasi UII dan alumni Farmasi UII yang berprofesi sebagai dosen di PTF lain. Realita terkait ketimpangan kualitas PTF di Indonesia juga ditangkap Jurusan Farmasi UII sebagai peluang untuk mendirikan Program Magister Farmasi (S2 Farmasi). Program Magister Farmasi UII mempunyai beberapa keunggulan, salah satunya adalah mata kuliah pedagogi yang akan membekali lulusannya dengan kompetensi terkait penyusunan kurikulum, pengembangan inovasi pembelajaran, dan penjaminan mutu pendidikan di bidang farmasi.

Narasumber

Narasumber pertama pada talkshow ini adalah apt. Saepudin, Ph.D. yang merupakan ketua Program Studi Farmasi UII. Beliau menyampaikan materi berjudul ‘Implementasi Outcome Based Education (OBE) di Masa Pandemi Covid-19’. OBE merupakan pendekatan untuk mengimplementasikan kurikulum yang telah digunakan secara global. Konsep utama OBE adalah kurikulum disusun berdasarkan profil lulusan yang akan dihasilkan. Profil lulusan ditetapkan berdasarkan visi dan misi institusi, tuntutan pengguna lulusan, dan regulasi pemerintah. Profil lulusan atau yang sering disebut dengan Program Educational Objective (PEO) akan dijabarkan menjadi Capaian Pebelajaran Lulusan (CPL). Selanjutnya CPL akan dikaji untuk menetapkan mata kuliah dan jumlah sks. OBE diterapkan dalam bentuk model pembelajaran Student Centered Learning (SCL). Bentuk pembelajaran SCL antara lain yaitu project based learning, problem based learning, team based learning, dan sebagainya.

Narasumber berikutnya adalah Ketua Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) UII yaitu Dr. apt. Farida Hayati, M.Si. Beliau memaparkan ‘Pengembangan dan Implementasi Problem Based Learning (PBL) di PSPA UII’. Senada dengan penyampaian dari narasumber pertama, PBL merupakan salah satu metode pembelajaran dengan pendekatan SCL. Karakteristik PBL yaitu constructive learning, collaborative learning, contextual learning, dan self directed learning. Selaras dengan karakteristik tersebut maka sistem PBL sangat sesuai untuk digunakan di jenjang profesi apoteker karena kurikulum PSPA lebih berorientasi pada peningkatan kemampuan praktik profesi mahasiswa.

Akhir Acara

Antusiasme peserta selama mengikuti acara talkshow Pendidikan Kefarmasian di Era New normal sangat menggembirakan. Hal tersebut terlihat dari banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan kepada narasumber saat berlangsungnya sesi tanya-jawab. Jurusan Farmasi UII memberikan doorprize sebagai bentuk apresiasi untuk peserta yang mengajukan pertanyaan kepada narasumber.

Acara diakhiri dengan pemaparan profil Magister Farmasi UII yang disampaikan oleh apt. Suci Hanifah, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Magister Farmasi UII. Beliau menyampaikan bahwa Magister Farmasi UII memiliki beberapa keunggulan yang belum dimiliki oleh Magister Farmasi lain yang sudah lebih dahulu ada. Keunggulan pertama yang diangkat oleh Magister Farmasi UII yaitu mencetak lulusan yang siap dengan era 4.0 dan society 5.0 melalui big data dan Internet of Things (IoT) untuk pengembangan di bidang kesehatan khususnya bidang farmasi. Keunggulan berikutnya adalah membekali lulusan dengan kemampuan pedagogi, sehingga lulusan Magister Farmasi memiliki kompetensi sebagai pendidik (dosen). (Nuraini)

Program Studi Farmasi Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia kembali menyelenggarakan kuliah pakar guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswanya, yang diikuti oleh kurang lebih 150 mahasiswa dari 3 kelas kewirausahaan.

Sabtu (19/6) melalui media zoom acara dibuka secara langsung oleh apt. Saepudin, M.Si., Ph.D. selaku Kaprodi Farmasi UII. Beliau menuturkan “kuliah tamu kali ini mewakili mata kuliah Kewirausahaan Bidang Distribusi Produk Farmasi, beliau juga berharap peserta dapat menyerap apa yang akan disampaikan oleh narasumber dengan seksama. Supaya nantinya mendukung tercapainya CPL dan CPMK yang berkaitan dengan wirausaha, apalagi trend saat ini wirausaha dikalangan generasi muda sangat tinggi”, terangnya.

Narasumber pada kesempatan ini yaitu apt. M. Arif Rahman, S.Farm., beliau berprofesi sebagai apoteker pada PBF PT. Merapi Utama Pharma dan juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Seminat Farmasi Distribusi (HISFARDIS) PD IAI DIY. Beliau memaparkan, “penerapan CDOB dalam menjalankan bisnis pedagang besar farmasi sangatlah penting, sehingga proses perizinan, persyaratan, kewajiban, dan standar usahan PBF harus beran-benar diperhatikan”.

Sebagai bentuk apresiasi atas keaktifan mahasiswa, Prodi Farmasi juga memberikan beberapa doorprize yang dibagikan untuk mahasiswa. Pelaksanaan kuliah pakar kali ini bertujuan supaya mahasiswa memiliki wawasan terkait persyaratan pendirian PBF, prosedur pendirian PBF, serta prinsip-prinsip CDOB dan penerapannya di PBF. (Habib)

Program Studi (Prodi) Magister Farmasi saat ini telah resmi dibuka sebagai Prodi baru di Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII). Prodi Magister Farmasi menjadi Prodi pascasarjana kedua di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII. Jurusan Farmasi menandai pembukaan prodi barunya dengan mengadakan acara webinar tingkat nasional. Acara launching ini diadakan pada hari Sabtu, 1 Dzulqaidah 1442 H / 12 Juni 2021 dan berlangsung sejak pagi hingga siang hari secara daring.

Acara launcing yang dibalut dengan webinar tingkat nasional ini menghadirkan Prof. Dr. apt. Daryono H.T., M.Sc.Eng. dan DR. dr. Rizaldy Pinzon, M.Mkes., Sp.S. Meskipun secara daring acara ini cukup meriah. Terpantau sekitar lima ratus peserta mengikuti acara ini. Peserta yang ikut terdiri dari para Dekan dan Ketua Jurusan di lingkungan UII, Preseptor Profesi Apoteker, alumni, dan Dosen FMIPA UII. Dalam acara ini turut dihadiri juga oleh Rektor dan Ketua Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW) UII.

Ketua Jurusan Farmasi, Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, M.Si. memberikan sambutan di awal acara. Dalam sambutannya ia menyampaikan rasa syukurnya dan mengucapkan banyak terimakasih kepada para pihak yang telah ikut bekerja keras sehingga prodi baru di jurusannya ini dapat berdiri. “Saya mengucap syukur kepada Allah SWT dan terimakasih kepada semua pihak yang telah membatu hingga saat ini.” ucapnya. Selain itu dalam kesempatannya ia juga menyampaikan beberapa hal tentang prodi barunya ini. Antara lain tentang visi, misi, tujuan, dan target ke depan yang akan coba diraih oleh  Program Studi Magister Farmasi di awal berdirinya ini.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D. menyambut baik atas dibukanya Prodi Magister Farmasi ini. Dengan menaruh harapan besar, ia berharap agar ke depan Prodi Magister Farmasi ini dapat menghasilkan sumber daya manusia yang lebih baik sehingga dapat ikut memecahkan permasalahan yang ada saat ini. “Dengan mengharap ridho dari Allah SWT semoga dengan kehadiran program studi baru ini dapat memecahkan masalah yang ada dengan menghasilkan SDM yang berkualitas.” ungkapnya.

Program Studi Magister Farmasi saat ini telah resmi menjadi salah satu program pascasarjana di lingkungan UII. Dosen Senior Jurusan Farmasi, apt. Suci Hanifah, M.Si., Ph.D. mendapatkan amanah menjabat sebagai Ketua Prodi pertama yang memimpin prodi baru ini. Saat ini Prodi Magister Farmasi telah membuka pendaftaran mahasiswa baru hingga pertengahan Agustus tahun ini.

Prodi Magister Farmasi juga mendapatkan ucapan selamat dari Ketua Ikatan Apoteker Indonesia, apt. Drs. Nurul Falah Eddy dan Direktur Produksi PT. Kimia Farma, apt. Drs. Andi Prazos, MBA. Ucapan ini didapatkan melalui sebuah kiriman video yang diputar saat acara. (Lindung)

Sertifikat Gold Medal EUROINVENT 2021 Hafizh dan Andriyanto 

 

Jurusan Farmasi (Info Kampus) – Dua orang mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia (PSPA UII) belum lama ini berhasil meraih juara di ajang kompetisi ilmiah internasional. Muhammad Hafizh Abiyyu Fathin Fawazi dan Andriyanto, mahasiswa aktif PSPA UII angkatan ke-38 baru saja mengukir prestasi dengan berhasil meraih medali emas di ajang European Exhbition of Creativity and Innovation (EUROINVENT) 2021 pada 9 Syawal 1442 H/22 Mei 2021. Ajang ini berlangsung di Palace of Culture Iasi yang berlokasi di Iasi, Romania.

EUROINVENT 2021 adalah sebuah ajang promosi dan kompetisi produk-produk inovatif, layanan dan teknologi, serta berbagai inovasi yang telah memasuki pasar dan sudah dikomersialisasikan. Selama bertahun-bertahun EUROINVENT telah menjadi wadah untuk para peneliti, inventors, kalangan bisnis, unit-unit penelitian dan keilmiahan, serta universitas dan sekolah dalam bertukar ilmu dan pengalaman. EUROINVENT 2021 kali ini diikuti oleh 32 negara, diantaranya meliputi Australia, Bulgaria, Kamboja, Canada, China, dan Indonesia.

Hafizh dan Andriyanto mengajukan penelitian yang merupakan projek skripsinya. Projek ini dibimbing oleh apt. Pinus Jumaryatno, Ph.D. dan Dr. apt. Arba Pramundita Ramadani, M.Sc. Mengangkat judul AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PATINDIS (Urophyllum arboreum (Reinw. ex Blume) Korth.) TERHADAP SEL MCF-7 DENGAN METODE PRESTOBLUE ASSAY, penelitian ini dilakukan untuk menggali potensi aktivitas kanker payudara. “Kami diminta melakukan presentasi selama 10 secara virtual melalui media Zoom dan dilakukan tanya jawab.” terangnya.

Efek Pandemi

Efek pandemi covid-19 tidak dipungkiri membawa berkah tersendiri bagi beberapa kalangan. Penegakan protokol kesehatan yang menuntut banyak kegiatan dilakukan secara daring membuka kesempatan untuk berpartisi pasi hingga tingkat internasional. Hal ini senada dengan pernyataan Ketua PSPA UII, Dr. apt. Farida Hayati, M.Si. saat menanggapi prestasi dari mahasiswanya. “Hikmah kondisi pandemi membawa keuntungan sehingga memungkinkan mahasiswa PSPA mengikuti event internasional. Selama ini walaupun memiliki potensi, selalu terkendala waktu karena mereka harus menjalani praktek kerja selama masa studi yg hanya setahun.” jelasnya.

Sementara itu Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. juga memberikan apresiasi terhadap prestasi yang diraih Hafizh dan Andriyanto. Selain itu ia juga berharap agar prestasi mahasiswa khususnya di tingkat internasional harus terus didorong. “Pencapaian prestasi mahasiswa apoteker di kancah internasional sangat membanggakan dan bisa menjadi salah satu indikator yang positif untuk menunjang penilaian akreditasi. Prestasi mahasiswa di PSPA UII juga harus terus didorong dan ditingkatkan dari aspek kualitas maupun kuantitas, terlebih capaian di tingkat internasional khususnya yang terkait dengan bidang kefarmasian.” ungkapnya. (Lindung)

Unisia Halal educAtion Promotion of Health Contest (UHAPHEC 2021) mempersembahkan seminar nasional yang bertemakan “Membangun Bangsa yang Sehat Paripurna dengan Halal dan Promosi Kesehatan”. Seminar Nasional tersebut hasil kerjasama antara Program Studi Farmasi, Pusat Informasi Obat (PIO), dan H-trend Universitas Islam Indonesia yang diselenggarakan pada Sabtu (29/4) melalui kanal media zoom.

Sambutan dan pembukaan dari Prof. Dr. apt. Yandi Syukri sebagai Ketua Jurusan Farmasi FMIPA UII, yang dimulai tepat pukul 08.00 WIB. Beliau menuturkan tentang arti pentingnya kehalalan yang saat ini sedang menjadi trend di kalangan masyarakat, tinggal bagaimana kita mengimplementasikan kehalalan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Adapun untuk narasumber pada kesempatan tersebut adalah Ir. Nanung Danar Dono, M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. (Dosen Fakultas Peternakan UGM) dan juga apt. Yulianto, S.Farm., M.P.H. (Dosen Jurusan Farmasi FMIPA UII). Diawali dengan penyampaian materi oleh Ir. Nanung Danar Dono, M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. Pada kesempatan tersebut, beliau memaparkan terkait hikmah dan urgensi dari pengharaman bangkai, darah, daging babi, minuman keras bagi umat muslim. Pada kesempatan terakhir, narasumber berikutnya adalah beliau apt. Yulianto, S.Farm., M.P.H. yang memaparkan materi berkaitan dengan 3 pilar Promosi Kesehatan yang dapat menciptakan perilaku sehat bagi manusia. Sejumlah kurang lebih 70 partisipan ikut menyemarakkan jalannya seminar kali ini, para peserta juga nampak antusias dalam mengikuti jalannya seminar.

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memberikan wadah bagi seluruh Siswa/i SMA/SMK/MA sederajat di Indonesia untuk menuangkan ide atau gagasan dalam melakukan edukasi mengenai pentingnya kehalalan obat, makanan, dan kosmetik serta edukasi mengenai kesehatan kepada masyarakat luas melalui lomba video ini. (Habib)

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) menjadi salah satu bagian dari kurikulum pembelajaran di Program Studi Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia (PSPA UII). Dalam kegiatan PKPA selalu melibatkan peran preseptor dari setiap tempat atau instansi praktek kerja. Preseptor merupakan praktisi yang berperan dalam mendampingi dan mendidik mahasiswa Profesi Apoteker saat melakukan kegiatan praktek kerja. Dengan alasan tersebut PSPA UII mengadakan pelatihan bagi para preseptor selama 2 hari secara daring yang berlangsung Kamis-Sabtu, 3-5 Ramadhan 1442 H/15-17 April 2021. Diketuai oleh apt. Suci Hanifah, M.Si., Ph.D. acara diikuti oleh 100 orang preseptor dari berbagai bidang farmasi di Indonesia.

Selaku Ketua penyelenggara apt. Suci Hanifah menyampaikan bahwa peran seorang preseptor sangat penting dalam kegiatan PKPA. Menurutnya itu akan berimbas pada kualitas generasi apoteker di masa yang akan datang. “Preseptor adalah praktisi dan pendidik yang berperan penting dalam menyiapkan generasi apoteker yang lebih baik di masa mendatang.” ungkapnya.

Menggandeng APTFI

Dalam penyelenggaraan acara pelatihan ini PSPA UII menggandeng Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) sebagai penyedia narasumber. Melalui kerjasama ini diharapkan pelatihan yang diberikan kepada para Preseptor dapat sesuai dengan standar pendidikan farmasi. Perwakilan sekaligus Ketua APTFI, Prof. Dr. apt. Daryono Hadi Cahyono, M.Sc. menyampaikan bahwa pelatihan yang diberikan oleh APTFI lebih banyak mengarah pada pedagogik. “Pelatihan yang diberikan APTFI lebih bersifat pedagogik, sedang untuk professional praktisi adalah ranah kewenangan dari asosiasi profesi.” ungkapnya. Pernyataan itu disampaikannya saat memberikan sambutan. Lebih lanjut ia juga menyampaikan harapannya agar kedepan bukan hanya pelatihan seperti ini yang diberikan oleh instansi pendidikan kepada Preseptor. Namun update keilmuan farmasi dari para pakar luar negeri mungkin dapat dilakukan juga.

Sementara itu Ketua Jurusan Farmasi, Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, M.Si. mengapresiasi kegiatan pelatihan ini. Selain itu ia juga menyampaikan bahwa Jurusan Farmasi kedepan membuka program hibah kolaborasi penelitian yang akan melibatkan Dosen Farmasi dan Preseptor PKPA. Disampaikannya juga bahwa kolaborasi penelitian saat ini telah berjalan untuk bidang Rumah Sakit dan kedepan membuka untuk semua bidang PKPA. “Komitmen kami dari Farmasi UII untuk membina dan meningkatkan kualitas preseptor, kami menyediakan hibah penelitian untuk preseptor dengan catatan menggaet salah satu dosen Farmasi UII.” terangnya. (Lindung)

Jurnal Ilmiah Farmasi Publish edisi terbaru Vol 16 no. 2 tahun 2020. Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia siap menerima naskah untuk edisi berikutnya.

Informasi lebih lengkap tentang naskah Jurnal Ilmiah Farmasi dapat dilihat pada link berikut:

https://jurnal.uii.ac.id/JIF/issue/view/1383

 

Pusat Informasi Obat (PIO) yang merupakan salah satu Pusat Studi di bawah Jurusan Farmasi Fakultas MIPA UII menyelenggarakan Webinar Kesehatan pada sabtu (28/11) secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. Narasumber yang dihadirkan pada acara tersebut adalah salah satu Dosen Jurusan Farmasi FMIPA UII, ibu Dr. apt. Arba Pramundita Ramadani, M.Sc. Acara webinar dimulai pukul 09.00 WIB dengan diikuti oleh sekitar 280 peserta dari seluruh Indonesia.

Masa pandemi Covid-19 belum berakhir, bahkan menurut data dari situs website resmi nasioanl (www.covid19.go.id), jumlah korban semakin meningkat dari hari ke hari. Hingga tanggal 29 November 2020 lalu, warga yang terkonfirmasi positif Covid 19 di Indonesia mencapai 543 ribu jiwa, telah meningkat 13% dari hari sebelumnya. Dalam situasi seperti ini, selain memikirkan tentang bagaimana mengedukasi masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, para ahli tentu juga memikirkan upaya pencegahanya yakni dengan merancang pembuatan vaksin.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia sedang mengembangkan pembuatan vaksin Covid 19. Berita ini tentu menimbulkan pro kontra di masyarakat kita. Pasalnya, sebagian masyarakat meragukan keamanannya karena pengujian yang singkat. Oleh karena itu, webinar kesehatan ini bertemakan “Kupas Tuntas Pro dan Kontra Vaksin Covid-19 di Indonesia” dengan tujuan untuk memberikan tambahan wawasan tentang vaksin kepada peserta serta menumbuhkan idealisme dalam menanggapi isu vaksin Covid 19 yang tengah beredar di Indonesia. Para peserta sangat antusias dan webinar diakhiri dengan foto bersama serta pembagian doorprize oleh panitia.

 

Sebanyak 82 mahasiswa Profesi Apoteker diambil sumpahnya pada Selasa, Rabiul Awal 1442 H / 10 November 2020. Pengambilan sumpah kali ini sangat berbeda dari biasanya, dimana pelaksanaannya dilakukan secara daring dan luring. Mahasiswa yang diambil sumpahnya secara luring hanya perwakilan berjumlah 15 orang dan sisanya mengikuti secara daring. Dr. apt. Farida Hayati, M.Si. selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker menyampaikan saat rapat koordinasi panitia bahwa ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan di UII karena sebelumnya di awal pandemi masih diperkenankan melakukan secara luring. Namun demikian kegiatan tetap dilaksanakan menggunakan protokol kesehatan.

“Mekanisme pengambilan sumpah ini adalah yang pertama di UII dimana dilaksanakan secara daring maupun luring. Dan berbeda dengan sebelumnya yang sepenuhnya luring namun waktu itu juga sudah tidak dengan para orang tua mahasiswa maupun tamu undangan lainya.”, ungkapnya.

Daring dan Luring

Prosesi pengambilan sumpah kali ini memang terlihat sangat berbeda. Selain peserta yang mengikuti secara daring, Dewan penyumpah yang biasanya berasal dari Komite Farmasi Nasional kali ini didelegasikan kepada Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII. Prof. Riyanto, M.Si., Ph.D. membacakan lafal sumpah kemudian diikuti oleh seluruh calon Apoteker Baru baik yang hadir secara luring maupun daring, disaksikan oleh Dewan Penyumpah dan Rohaniawan. Setelah melafalkan sumpah Apoteker, dilanjutkan dengan penandatanganan surat sumpah sekaligus penyerahan ijazah kepada Apoteker Baru yang hadir secara luring.

Acara yang disiarkan melalui kanal youtube FMIPA UII langsung dari auditorium Abdul Kahar Muzakkir ini juga dihadiri oleh Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D., selaku Rektor UII. Pada sambutan Rektor, dirinya menyampaikan bahwa pandemi yang terjadi saat ini selain menjadi musibah juga tidak dipungkiri membawa berkah untuk sebagian kalangan. Disampakannya juga bahwa tenaga medis saat ini merupakan profesi yang paling dibutuhkan di tengah masyarakat dan Apoteker merupakan salah satunya. Maka dari itu ia pun berpesan agar paran Apoteker Baru tidak perlu bersedih dan tetap optimis untuk segera menunjukan kiprah yang telah dinantikan oleh masyarakat. Tak lupa pula dirinya juga berpesan agar menjaga nama baik UII. “Jagalah nama baik UII dan yang paling mudah adalah dengan cara menjaga nama baik diri kalian sendiri.”, pesannya.

Dalam rangkaian acara ini juga dilakukan pemberian penghargaan berupa pin emas kepada apt. Adnan Muhammad Uno J. Hidayat, S.Farm dan apt. Kristi Tri Wardani, S.Farm. Keduanya merupakan lulusan terbaik berpredikat Suma Cumlaude dengan perolehan IPK kelulusan 4.0. Selain itu keduanya juga mendapatkan penghargaan CDC Award dari salah satu perusahaan farmasi nasional, PT. Catur Dakwah Crane Farmasi. Acara berlangsung khitmad dari pukul 06.00 hingga pukul 09.00 pagi Waktu Indonesia Barat. (Lindung)

Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, S.Si., M.Si. resmi menyandang gelar sebagai salah satu Profesor di Universitas Islam Indonesia. Pencaian gelar profesor ini, dirinya menjadi profesor pertama yang dimiliki oleh Jurusan Farmasi UII. Pria yang merupakan putra asli Minang ini menjadi profesor ke 21 dengan Nomer Induk Dosen Nasional (NIDN) yang masih mengabdi di UII. Dirinya merupakan salah satu dosen Jurusan Farmasi yang tergabung dalam kelompok keilmuan Teknologi Farmasi. Saat ini ia juga menjabat sebagai Ketua Jurusan Farmasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D., menyampaikan profesor termasuk merupakan kalangan elit di Indonesia. Bagaimana tidak, bahwa dari 261.827 Dosen yang ada di Indonesia hanya 2,16 % saja atau 5.664 orang yang menyandang gelar profesor. Hal ini ia sampaikan saat memeberikan sambutan pada acara Serah Terima Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Akademik Profesor Dr. apt. Yandi Syukri, S.Si., M.Si. Senin, 2 Rabiul Awwal 1442 H / 19 Oktober 2020. Tentu saja itu semakin menguatkan bahwa untuk mendapatkan gelar profesor bukanlah sebuah perkara yang mudah.

Profesor merupakan gelar tertinggi dalam dunia Pendidikan atau keilmuan. Profesor juga merupakan sebutan bagi orang yang dinyatakan ahli atau menguasai suatu bidang ilmu tertentu. Seorang profesor dituntut untuk semakin berkontribusi kepada publik karena harapan public sangat tinggi kepada para profesor sebagai pengembang ilmu pengetahuan. Pada kesempatan ini Rektor juga mengajak para profesor untuk dapat mengasuh dan mendampingi yang lebih muda untuk semakin tumbuh dan berkembang. “Saya mengajak pada semua profesor terutama di Universitas Islam Indonesia untuk lebih ngemong yang lain terutama yang lebih muda untuk tumbuh dan berkembang.” terangnya.

Penyerahan SK Profesor

Pada sesi penyerahan Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Akademik Profesor diserahkan oleh Prof. Dr. Didi Achjari, SE., M.Com., Akt. selaku Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V kepada Rektor UII yang kemudian diserahkan langsung kepada Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, S.Si., M.Si.

Pada acara yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube milik UII ini tidak sedikit yang meninggalkan tulisan pada kolom komentar. Hampir keseluruhan memberikan ucapan selamat kepada profesor baru ini. Selain itu mereka juga mendoakan semoga gelar dan ilmu yang diperoleh dapat membawa keberkahan. (Lindung)