Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) selalu membuka kesempatan bagi pihak eksternal untuk datang berkunjung, baik yang ingin belajar maupun sekedar silaturrahim. Awal bulan februari 2020 ini, Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) menerima dua kunjungan studi sekaligus, yakni dari Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Maluku Husada dengan 30 mahasiswa dan 3 dosen pendamping pada hari selasa (4/2) dan Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari pada hari kamis (6/2) dengan peserta berjumlah 59 mahasiswa dan 5 dosen pendamping. Semua tamu kunjungan disambut di Auditorium FMIPA lantai 4.

Kunjungan ini diterima oleh ketua Jurusan Farmasi, Dr. Yandi Syukri, M.Si., Apt. Dalam sambutannya, Dr. Yandi Syukri, M.Si. Apt. memperkenalkan Jurusan Farmasi UII yang dimulai dengan penyampaian sejarah berdirinya UII. Beliau menyampaikan bahwa UII merupakan kampus perjuangan dan kampus kebangsaan karena dilahirkan oleh para tokoh bangsa 40 hari sebelum kemerdekaan Indonesia. Tak hanya itu, beliau juga tak lupa menyampaikan hal-hal baru yang ada di Jurusan Farmasi, baik dalam hal akademik, penelitian, maupun fasilitas penunjang pembelajaran. Di akhir sambutannya, beliau menginformasikan bahwa untuk tahun ini Prodi Profesi Apoteker (PSPA) UII akan membuka pendaftaran bagi sarjana Farmasi non-UII yang ingin melanjutkan studinya di jenjang profesi. Selain itu, beliau juga menginfokan bahwa Farmasi UII sedang dalam proses pendirian Program Pascasarjana Strata II.

Lukman Labasy S.Farm., M.Sc., Apt., ketua Stikes Maluku Husada yang merupakan alumni Prodi Profesi Apoteker UII (2011) menyampaikan bahwa banyak hal yang berubah di Farmasi UII terutama dari segi kelengkapan fasilitas serta bangunannya. Ia merasa senang bisa berkunjung kembali ke alamamaternya setelah sekian lama mengabdi di Ambon. Di akhir sambutannya, ia berharap mahasiswa yang ikut berkunjung dapat mengambil ilmu baru dari Farmasi UII.

Salah satu dosen pendamping dari UHO yaitu Fadliyah Malik, M.Farm., Apt. yang merupakan alumni Prodi Profesi Apoteker UII angkatan ke-19 mengucapkan rasa terimakasih atas sambutan hangat yang diberikan Jurusan Farmasi UII. Ia menyatakan akan mengirimkan mahasiswanya untuk belajar di PSPA UII sekaligus akan mengirimkan mahasiswanya untuk menempuh pendidikan S2 jika sudah diresmikan.

Setelah acara penyambutan selesai kemudian dilanjutkan dengan laboratory tour, yang mana para peserta kunjungan diajak untuk berkeliling melihat laboratorium yang berada di bawah Jurusan Farmasi didampingi oleh mahasiswa dari Himpunan Farmasi (HIMFA). Semoga dengan ini, farmasi UII dapat terus menyambung silaturrahim dengan pihak eksternal.

 

Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam
Indonesia (UII) meraih predikat Akreditasi A. Predikat Akreditasi A tersebut diberikan oleh Lembaga
Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAMPT-Kes) setelah melalui tahapan proses penilaian.
Dengan demikian, akreditasi tersebut memperbaharui akreditasi sebelumnya (B) yang akan habis masa
berlakunya tahun 2020.

Sejak awal tahun ini Program Studi Farmasi telah mempersiapkan segala sesuatu proses akreditasi ini.
Dimulai dengan penyusunan Borang 7 Standar yang direview oleh Prof. Riyanto, M.Si., Ph.D. sebelum
akhirnya dikirimkan kepada LAMPT-Kes untuk dinilai. Tidak berhenti di situ, Program Studi Farmasi juga
membentuk tim untuk menyiapkan bukti-bukti sesuai daftar yang dilampirkan pada Borang. Setelah
proses penyusunan dan pengiriman Borang 7 standar, LAMPT-Kes mengirimkan tim assessornya yang
berjumlah 2 orang untuk melakukan assessment lapangan. Tim assessor yang diketuai oleh Dr. Sutriyo,
M.Si., Apt. dan satu anggota, Dr. Lucy D. N. Sasongko, MS., Apt., diterima langsung oleh Rektor UII,
Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D., didampingi para pimpinan struktural Universitas, FMIPA, dan Jurusan
Farmasi. Assessment berlangsung dua hari yaitu tanggal 7-8 Agustus 2019. Banyak hal ditanyakan oleh
Assessor disesuaikan dengan Borang yang disusun oleh tim Program Studi Farmasi, termasuk meninjau
fasilitas pembelajaran di kampus.

Pada saat itu Dr. Vitarani Dwi Ananda Ningrum, M.Si., Apt. selaku Sekretaris Program Studi Farmasi UII
sekaligus ketua tim Reakreditasi menyampaikan optimisnya akan hasil yang dicapai. Hal itu akhirnya
benar-benar terbukti setelah akhirnya secara resmi LAMPT-Kes mengumumkan bahwa Program Studi
Farmasi UII berhak mendapatkan Predikat Akreditasi A pada tanggal 30 Agustus 2019.

Hasil Penantian yang Indah

Akreditasi Program Studi Farmasi UII yang sebelumnya yaitu B tahun 2015, sejatinya baru akan berakhir
tahun depan. Namun karena dirasa bahwa Program Studi Farmasi UII telah layak dan siap, maka
diajukanlah permohonan reakreditasi. Farmasi merupakan bagian dari rumpun bidang ilmu kesehatan
maka proses reakreditasi dilakukan oleh LAMPT-Kes.

Predikat akreditasi A ini merupakan sebuah hasil upaya dan penantian yang panjang. Pasalnya Program
Studi Farmasi UII berdiri sejak tahun 1998 dan hingga saat ini telah berusia 20 tahun. Ribuan alumni
telah dihasilkan dan banyak diantaranya telah berkiprah di penjuru Nusantara ini bahkan luar negeri
serta menduduki posisi penting di dunia kefarmasian Indonesia. Predikat ini (Akreditasi A) dirasa
menjadi hadiah istimewa bagi seluruh keluarga besar Program Studi Farmasi UII di mana pun berada.

Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) bangga memiliki Riyanto. Pria kelahiran Yogyakarta 14 Februari 45 tahun silam ini membawa harum nama Farmasi UII. Riyanto yang merupakan salah satu laboran di Laboratorium Terpadu FMIPA UII mendapatkan predikat sebagai laboran berprestasi dari DIKTI-5 wilayah Yogyakarta, pada tanggal 28 Agustus 2019 yang lalu, Riyanto mendapatkan surat pemberitahuan bahwa dirinya mendapatkan predikat sebagai laboran berprestasi. Riyanto bercerita bahwa untuk mendapatkan predikat tersbut, dirinya harus melewati segelintir seleksi yang cukup ketat. “Prosesnya (seleksi-red) dari fakultas dulu. Fakultas menyeleksi atau menunjuk beberapa laboran nah habis itu terus  diajukan. Kita (Laboran-red) melakukan proses seleksi di universitas. Jadi nanti dari universitas itu yang diuji beberapa fakultas. Laboran-laboran dari fakultas yang lain, baik itu dari Kedokteran, FTI maupun dari FTSP. Seleksi Universitas itu nanti dikasih waktu presentasi setiap peserta atau laboran disuruh presentasi” jelasya.

Seleksi yang cukup ketat di tingkat Fakultas dan Universitas membuahkan hasil. Laboran berprestasi pun berhasil disabetnya. Selain itu, Riyanto juga digadang-gadang mewakili UII bersama sepuluh finalis lainnya mewakili Yogyakarta untuk turun di tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu tingkat nasional. “Ini masih nunggu pengumuman. Mohon doanya semoga bisa lolos di Nasional dan membawa nama baik (Farmasi-red) selain UII juga” harapnya ketika ditanya mengenai peluangnya masuk ke tingkat nasional.

Ditanya mengenai perasaanya setelah mendapat peghargaan tersebut, Riyanto menjelaskan dirinya tidak menyangka bisa terpilih. “Saya kira juga gak menyangka kok bisa lolos,” pungkasnya. Riyanto juga menjelaskan bahwa pada saat seleksi tingkat Universitas, dia membuat karya ilmiah untuk dipresentasikannya dengan judul “Pembuatan Bahan Terstandar sebagai bahan praktikum di Laboratorium Biologi Farmasi.” Dia juga mengatakan bahwa penelitiannya itu dapat bermanfaat sebagai bahan standar piperin untuk menggantikan bahan standar yang biasanya didatangkan dari luar. Alumni Poltekkes Yogyakarta ini juga berbagi kisah kesehariannya sebagai laboran. “Melayani kegiatan praktikum, juga ada melayani kegiatan penelitian, baik itu mahasiswa maupun dosen,” jelasnya. Selain itu, dia juga menambahkan kegiatan di luar laboran diantaranya sebagai panitia loka karya, ataupun membantu sebagai pengawas ujian.

Sebelum memutuskan bergabung di UII, Riyanto sempat malang melintang ke berbagai institusi, terutama institusi pendidikan. “Udah hampir empat kali keluar masuk (Institusi-red),” tambahnya. Menurutnya, suasana di UII yang islami inilah yang mebuatnya betah mengabdi di UII, terutama di Farmasi UII. Banyak suka dan dukanya yang Riyanto rasakan selama menjadi laboran, dimana ketika berjalannya praktikum ataupun penelitian yang cukup padat bahkan overload, dirinya harus lembur sampai malam hari untuk membantu hal tersebut. Namun, sekali lagi jiwa gigih dan tulus Riyanto dalam membantu praktikum ataupun penelitian sudah membuatnya senang akan ilmu yang dimilikinya dan dapat diaplikasikan di kehidupannya. “Bisa membantu kegiatan penelitian. Misalnya penelitiannya berhasil, (saya) juga ikut senang, disamping kepuasaanya itu loh selain membantu dosen bisa membantu mahasiswa penelitian skripsi dia berhasil, (saya) sudah senang dan puas. Menjadi bagian dari itu, saya sudah ikut senang,” jelasnya.

Riyanto juga berharap laboratorium bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk berbagi ilmu antara dosen dan mahasiswa. Dia berharap seperti itu dikarenakan mahasiswa ketika masuk ke dalam laboratorium seperti merasa terbebani. “Ngelab itu mumet dan stress” celutuk Riyanto ketika ditanya kesan mahasiswa ketika datang ke laboratorium. Menurutnya, laboratorium juga harus nyaman dan enak untuk berbagi ilmu bersama agar tidak timbul kesan yang tidak nyaman dan stress. Riyanto juga berharap agar rekan-rekan laboran yang lain, terutama yang telah mengabdi cukup lama untuk diangkat menjadi pegawai tetap. “Dengan menjadi pegawai tetap kan istilahnya mengabdi disini udah lama, tapi di UII kok masih banyak yang pegawai udah puluhan tahun tapi belum bisa diangkat. Harapan saya semoga teman-teman (laboran-red) bisa diangkat menjadi pegawai tetap,” harapnya. Serta jurusan harus mempertahankan kegiatan yang membantu pengembangan diri dari laboran. “Dari jurusan men-support kalau ada pelatihan untuk pengembangan kompetensi (laboran-red),” tambahnya. Dengan dukungan dari jurusan, kabar baiknya Riyanto bersama laboran Laboratorium Biologi Farmasi bulan Oktober 2019 akan berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia, untuk menjadi pemakalah poster dalam kegiatan ICPRP, seminar internasional kerjasama Farmasi UII dan IIUM. Hal tersebut menjadi kebanggan tersendiri bagi Riyanto walaupun dirinya hanya sebagai laboran diantara dosen-dosen yang ikut pada kegiatan tersebut.

Menurutnya adalah kerja keras dan bersungguh-sungguhlah menjadi kunci utama dalam dirinya bekerja dan mengabdi menjadi laboran di UII. Bahwasanya, bersungguh-sungguh dalam pekerjaan akan mempermudahnya dalam pekerjaan.

 

Peran alumni sangat diharapkan dan menentukan dalam dunia pendidikan. Bahkan salah satu tolok ukur keberhasilan suatu instansi pendidikan adalah dari lulusan atau alumni. Alumni menjadi ranting manfaat dari kampus yang menyalurkan buah kebaikan bagi umat, termasuk adik tingkatnya.

Alumni Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) selalu berperan dalam perkembangan pendidikan adik tingkatnya yang masih aktif kuliah. Salah satunya dengan memberikan Beasiswa Kakak Asuh setiap semester. Seperti yang diterima oleh mahasiswa bernama Adnan Muhammad Uno yang baru saja diterima sebagai mahasiswa baru Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) UII. Mahasiswa yang akrab dipanggil Adnan ini mendapatkan beasiswa kakak asuh senilai 18 Juta rupiah. Beasiswa tersebut digunakan untuk biaya melanjutkan studi di PSPA UII. Secara simbolis beasiswa kakak asuh periode Agustus 2019 ini diserahkan oleh Ketua Jurusan Farmasi, Dr. Yandi Syukri, M.Si., Apt. Pada saat kuliah perdana Mahasiswa Baru angkatan 35 disaksikan Dekan, Ketua PSPA, dan teman satu angkatannya.

Adnan berhak dinyatakan sebagai penerima beasiswa kakak asuh, setelah melalui seleksi. Setiap Mahasiswa diminta mengajukan berkas permohonan beasiswa. Kemudian berkas pengajuan dinilai oleh tim alumni yang dikomandoi Arde Toga Nugraha, M.Sc., Apt. yang juga merupakan dosen Farmasi UII. Dari sekian banyak yang mengajukan dipilih satu yang sesuai dengan kriteria.

 

Program Studi (Prodi) Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia berusaha meningkatkan pengakuan kualitasnya. Rabu (7/8), Prodi Farmasi didampingi pimpinan Fakultas dan Universitas menerima kunjungan assesmen lapangan dari tim asesor Lembaga Akreditasi Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes). Assesmen ini sebagai tindak lanjut dari permohonan Prodi Farmasi UII kepada LAM-PTKes. Permohonan tersebut untuk memperbaharui status akreditasi Prodi Farmasi UII.

LAM-PTKes mengirimkan Tim Assesornya yang berjumlah dua orang terdiri dari Dr. Sutriyo, M.Si., Apt. dan Dr. Lucy D.N. Sasongko, MS., Apt. Sejak pukul 8 pagi hingga dua hari kedepan para assesor akan melihat dan menilai bukti-bukti data dan fasilitas. Hal tersebut disesuaikan dengan informasi yang didapatkan melalui borang yang dikirimkan oleh Prodi Farmasi UII kepada LAM-PTKes. Hari pertama, Rabu (7/8) diagendakan untuk mendengar presentasi dari Fakultas dan Prodi Farmasi serta melihat bukti-bukti sesuai borang yang diajukan dari tiap standar. Pada reakreditasi kali ini menggunakan tujuh standar dalam borangnya. Hari kedua, Kamis (8/8) assesor akan mengunjungi fasilitas kampus dan kemudian pada siang harinya akan diambil kesimpulan dari assesmen yang dilakukan.

Prodi Farmasi UII telah membentuk tim khusus reakreditasi kali ini. Tim sudah bekerja sejak dua bulan lalu untuk menyusun borang dan menyiapkan bukti-bukti sesuai standar. Sekretaris Program Studi Farmasi UII, Dr. Vitarani DAN., M.Si., Apt. menyampaikan bahwa tim telah bekerja keras dan masih terus berupaya sehingga beliau optimis kali ini Program Studi Farmasi UII mendapatkan hasil yang maksimal.

 

 

Sembilan mahasiswi International Islamic University Malaysia (IIUM) mengikuti Indonesia Pharmacy and Cultural Engagement Program (IPCEP) 2019 yang diselenggarakan Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIPAUII). Program yang dibeayai dari dana Global Engagement Grant (GEG) UII 2019 tersebut berlangsung Senin – Sabtu (15-27/7/2019).

“Program ini merupakan implementasi kerjasama UII dan IIUM yang telah ditandatangani beberapa tahun lalu. Hibah GEG UII 2019 ini dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dosen dan mahasiswa asing yang masuk ke UII,” kata Saepudin, SSi, MSi, PhD, Apt., Ketua Program Studi Farmasi seusai penerimaan mahasiswi Malaysia di Kampus FMIPA UII, Selasa (16/7/2019).

Lebih lanjut Saepudin mengatakan tema short course ini tentang farmasi dan kebudayaan. Ia mengharapkan mahasiswa Malaysia tidak hanya belajar tentang farmasi saja, tetapi juga kebudayaan Indonesia.

Dijelaskan Saepudin, selama mengikuti short course IPCEP, mahasiswa Malaysia tinggal di rumah Dusun Srowulan, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka berada di Desa Wisata Srowulan agar bisa lebih dekat dengan masyarakat dan bisa melihat langsung kebudayaan warga setempat.

Pekan pertama, kata Saepudin, mereka akan belajar di Apotek UII Farma, Apotek Pakem, dan Apotik Sembada. Sedang pekan kedua, mereka belajar di Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Ngemplak 1, Puskesmas Ngaglik 1, dan Puskesmas Ngaglik 2. Selama di lapangan mahasiswi Malaysia akan didampingi mahasiswi UII.

Selama di apotik dan Puskesmas, mereka belajar tentang pengelolaan secara umum, manajemen obat dan farmasi klinik. Manajemen apotik meliputi perencanaan pembelian obat, penerimaan obat, penyimpanan obat, dan pemusnahan obat yang sudah kadaluwarsa. Sedang farmasi klinik meliputi melayani pasien, memberikan nasehat kepada pasien, dan pemilihan obat yang tepat.

 

Kulliyah of Science, International Islamic University Malaysia, Kuantan-Malaysia : Ass. Prof. Dr. Mohd. Hamzah bin Mohd Nasir menerima dengan semangat rombongan dari Jurusan Farmasi UII. Selama 1 minggu dari 28 Juli-3 Agustus 2019, Dosen dan Mahasiswa Farmasi UII akan melakukan penelitian dengan menggunakan fasilitas laboratorium Zebra Fish yang ada di CREAM IIUM.

Penelitian Acute Toxicity of Pegagan ( Centella asiatica) Extract SNEDDS and Kangkung (Ipomoea reptans, Poir) Leaf Extract SNEDDS in zebrafish (Danio rerio) embryo merupakan implementasi dari Riset Kolaborasi Internasional antar kedua institusi. Dosen kami yang mendapatkan kesempatan berkunjung yaitu Dr. Lutfi Chabib, M.Sc., Apt. bersama mahasiswa Jurusan Farmasi yang terlibat dalam penelitian ini diantaranya Sumayya, Silmi Fauzi Izza Tsani dan dibantu oleh research assistant ; Rizki Awaluddin, S.Farm.

Aktivitas penelitian sebelumnya dilakukan di Laboratorium Jurusan Farmasi UII ; Persiapan pembuatan ekstrak dan SNEDDS kangkung dan pegagan dibawah bimbingan sekaligus Ketua Riset Kolaborasi Internasional, Dr. Farida Hayati, M.Si, Apt. Selanjutnya penelitian dilakukan dengan sharing fasilitas laboratorium yang ada di Central Research and Animal Facility (CREAM), Kulliyah of Science, International Islamic Universiti Malaysia (IIUM), Kuantan Malaysia.

 

Setelah semua tahap persiapan selesai, di IIUM adalah tahapan Presentasi rencana penelitian, Breading ikan zebra dan seleksi embrio, Pemaparan sediaan ekstrak kangkung dan pegagan pada embrio ikan zebra, dilanjutkan pengamatan dengan Danioscpore.

Dalam upaya peningkatan kualitas penelitian untuk menghasilkan luaran yang berdampak lebih baik, Jurusan Farmasi mulai tahun ini menyelenggarakan kegiatan Hibah Kolaborasi Internasional. Hibah ini diberikan kepada dosen farmasi yang telah memiliki data penelitian dan perlu data tambahan yang memerlukan mitra dengan perguruan tinggi luar negeri. Kegiatan ini harus melibatkan mahasiswa yang dapat digunakan sebagai tugas akhir. Perguruan tinggi luar negeri merupakan mitra Jurusan Farmasi untuk implementasi kerjasama yang sudah dijalin selama ini.

Dr. Farida Hayati, M.Si. Apt dan Arde Toga Nugraha, M.Sc., Apt untuk tahun ini berhasil memenangkan Kolaborasi Internasional masing-masing ke Internasional Islamic University Malaysia (IIUM) dan University Sains Malaysia (USM). Farida Hayati dengan judul penelitian Uji Toksisitas Akut SNEDDS Ekstrak Pegagan (Centella asiatica) dan SNEDDS Ekstrak Daun Kangkung (Ipomea reptans Poir) pada Embrio Ikan Zebra (Denio rio) melibatkan mahasiswa Silmi Fauzi Izza Tsani dan Sumayya dengan kolaboratormya Dr. Mohd Hamzah Bin Nasir. Kegiatan yang dilakukan di IIUM adalah memanfaatkan fasilitas yang lengkap pada Centre Reasearch and Animal Facility untuk pengujian aktivitas farmakologi menggunakan ikan Zebra. Arde Toga Nugraha melibatkan Dian Nida Salsabila dan Sumayya sebagai mahasiswa tugas akhir dengan kolabotaor Dr. muhammad Nurul Azmi bin Muhammad Taib. Penelitian yang dilakukan berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Aktif Rumput Gong: Uji Sitotoksisitas pad Sel Kanker Payudara dan Sel Normal, dengan memanfaatkan laboratorium pada School of Chemical Science USM untuk pengujian LC-MS dan NMR.

Luaran dari kegiatan ini adalah dihasilkannya artikel yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi dengan penulis yang berkolaborasi dengan dosen asing (luar negeri). Mahasiswa sebagai asisten peneliti dapat memanfaatkan kegiatan ini sebagai tugas akhir serta ikut berkontribusi sebagai penulis pada artikel yang dipublikasikan. Keberhasilan dari kegiatan ini tentunya akan berkontribusi mendongkrak capaian luaran penelitian pada jurusan farmasi yang memberikan dampak bagi masyarakat.

Mahasiswa Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII), Puri Paramita Wulandari berhasil meraih Best Poster Award pada ajang International Conference. Kegiatan ini digagas oleh Asian Assosiation of School of Pharmacy (AASP), pada 2-5 Juli 2019, di Suwon Korea Selatan.

Torehan tersebut melanjutkan prestasi mahasiswa Farmasi UII sebelumnya. Yoga Febriana berhasil mendapatkan Best Presenter pada ajang 4th International Conference on Pharmacy and Pharmaceutical Science (ICPPS 2019), pada akhir Maret 2019, di Jepang.

Kedua mahasiswa berprestasi ini juga merupakan peneliti pada Nanopharmacy Research Centre Jurusan Farmasi UII. Pada penyelenggaraan AASP tersebut, 16 paper dari 16 mahasiswa Farmasi UII diterima sebagai poster presenter.

Dalam penelitiannya, Puri mengembangkan nanopartikel. Nanopartikel sangat potensial sebagai bahan baku kosmetika untuk mencegah penuaan dini. Hal itu dilakukan dengan memodifikasi bahan baku tiga etil asam askorbat dengan metode cross linker untuk menjadi produk nanopartikel. Penelitian di bawah bimbingan Bambang Hernawan Nugroho, M.Sc., Apt. ini merupakan salah satu luaran untuk Program Kratifitas Mahasiswa (PKM) 2019.

Pada AASP 2019 di Suwon, selain kegiatan international conference juga dilanjutkan dengan pertemuan pimpinan pendidikan tinggi farmasi (Dean Forum) anggota AASP. Farmasi UII sebagai salah satu anggota AASP diwakili oleh Ketua Jurusan, Dr. Yandi Syukri, M.Si., Apt dan Ketua Program Studi Farmasi, Dr. Saepudin, M.Si., Apt.

Disampaikan Yandi Syukri, isu-isu yang dibahas pada forum ini adalah diseminasi perkembangan pendidikan farmasi pada masing-masing negara. Selanjutnya juga regulasi terbaru pada masing-masing negara terutama di bidang Industri Farmasi. “Tahun 2020 untuk Dean Forum AASP akan diselenggarakan di Yogyakarta,” tutur Yandi Syukri.

 

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (UP) Jakarta melakukan kegiatan studi banding kepada Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) Senin pagi (29/4).  Sekitar pukul 9 pagi, rombongan dari Farmasi UP bertemu perwakilan dari Farmasi UII yang terdiri dari para pimpinan di Jurusan dan beberapa dosen. Bertempat di Ruang Sidang Utama Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), kunjungan kali ini dalam rangka sharing pembahasan tentang kurikulum baik tingkat sarjana Farmasi maupun Profesi Apoteker dan Strategi Menghadapi Ujian Kompetensi Apoteker.

Ketua Jurusan Farmasi UII, Dr. Yandi Syukri, M.Si., Apt. turut menyambut kunjungan ini. Beliau menyampaikan rasa bangganya dalam menerima kunjungan studi dari Farmasi UP. Hal tersebut mengingat bahwa Farmasi UP jauh lebih senior dibandingkan Farmasi UII. “Jujur saya merasa bangga dan sedikit tidak percaya awalnya kalo UP mau melakukan kunjungan ke sini. Karena Farmasi UP itu jauh lebih senior dibanding kami, pastinya lebih banyak pengalaman yang justru bisa kami dapatkan.”, ujar beliau dalam sambutannya. Selain itu beliau juga memperkenalkan UII dengan menyampaikan selayang pandang UII dari sejak berdiri hingga sekarang.

Rombongan dari Farmasi UP berjumlah enam orang, yang semuanya merupakan pimpinan structural Farmasi UP. Prof. Dr. Syamsudin, M.Biomed., Apt., selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Farmasi UP menyampaikan harapannya dalam kunjungan studi kali ini. Beliau menyampaikan dengan adanya Ujian Kompetensi Apoteker (UKAI) tingkat Nasional yang mana itu menentukan kelulusan di tingkat Profesi Apoteker, maka perlu adanya pembahasan kurikulum pembelajaran yang tepat bahkan sejak tingkat sarjana Farmasi (S1). Terlebih dengan diberlakukannya Ujian Kompetensi Apoteker dengan metode Objective Structure Clinical Examination. Beliau menambahkan perlu adanya pembahasan yang serius tentang kurikulum yang mengacu pada UKAI dan OSCE, sehingga dapat melahirkan lulusan yang sesuai dengan standar yang tepat.

Selain berdiskusi di Ruang Sidang Utama, rombongan juga diajak berkeliling melihat fasilitas laboratorium Farmasi termasuk gedung OSCE yang sedang dibangun.