workshop-nanoteknologi-farmasi-uii

Sejak berdiri tahun 1998, farmasi UII mengalami perkembangan yang pesat dengan jumlah lulusan lebih dari 2500. Dalam rangka Lustrum IV Farmasi UII menyelenggarakan serangkaian agenda, salah satunya adalah workshop.  Kegiatan pre-conference ini meliputi workshop Pendidikan Farmasi (Pharmacy education),  Instrumentasi tingkat lanjut (Advanced Instrumentation), Autentifikasi Halal (Authentication Halal with Real_time PCR), Uji toksisitas dengan zebra fish (Toxicology with Zebra Fish), Nanoteknologi farmasi (Nanomedicine and Pharmaceutical Nanotechnology), Lean Management in Hospital Based on SNARS. Lebih dari 100 peserta antusias mengikuti kelima workshop tersebut. Kegiatan yang diselenggarakan tanggal 3-4 Oktober 2018 diisi oleh trainer dari luar negeri dan dosen-dosen internal UII.

Workshop unggulan kali ini adalah pharmaceutical education. Dengan menghadirkan trainer dari University of Colorado Denver, USA, Professor Christopher J. Turner mejadi daya tarik tersendiri bagi peserta. Acara ini dihadiri oleh tidak kurang dari 30  perwakilan peguruan tinggi farmasi di Indonesia. Kali ini topik yang angkat adalah tentang pembelajaran berbasis pengalaman meliputi perancangan desain pembelajaran, metode pembelajaran, dan metode evaluasi atau asesmen. Pharmaceutical education sangat penting bagi perguruan tinggi farmasi dalam merancang sistem pembelajaran. Baik pembelajaran di laboratorium maupun pada saat praktek kerja profesi apoteker.

Nanoteknologi Farmasi

Bidang riset unggulan farmasi UII yang lain saat ini adalah nanoteknologi.  Nanoteknologi farmasi merupakan bidang ilmu yang sangat berkembang diantara berbagai bidang lainnya. Jurusan Farmasi UII melalui Nanopharmacy Research Center-nya juga turut mengembangkan penelitian dan melengkapi diri dengan berbagai instrumen seperti Horriba SZ100, sebuah alat analisis nanopartikel. Penelitian dan publikasi bidang nano-farmasi seperti SNEDDS, baik dari bahan alam maupun sintetis, juga terus dilakukan. Nano-farmasi yang diintegrasikan dengan bidang ilmu farmasi lainnya seperti farmakologi, farmakoterapi, ilmu material, mikrobiologi, bioteknologi, dan juga pendekatan metabolomik genomik diharapkan dapat menghasilkan pengembangan obat yang memiliki keamanan serta efektivitas yang sesuai. Dengan demikian, berbagai penyakit sindrom metabolik, infeksi, dan masalah kardiovaskular yang selama beberapa dekade terakhir membayangi harapan hidup manusia dapat diselesaikan.

Akhirnya, rangkaian kegiatan ini  diharapkan dapat meningkatkan khasanah keilmuan kefarmasian nasional yang membawa pengaruh nyata bagi masyarakat yang lebih luas. (pharmacy.uii.ac.id ; icprp.uii.ac.id) (SH-AP-red)

seminar-internasional-farmasi-uii

Hotel Alana Yogyakarta menjadi tempat Farmasi UII selenggarakan International Conference On Pharmacy Research And Practice (ICPRP) tanggal 5-6 Oktober 2018. Dengan mengambil tema “Accelerating pharmacy education and research, responding global development on pharmaceutical regulation and practice”. Tema pendidikan farmasi diambil pada seminar internasional farmasi ini karena disadari bahwa pentingnya peningkatan kualitas pembelajaran untuk mendukung tercapainya lulusan farmasi yang kompeten.

Seminar internasional ini terselenggara sebagai bentuk implementasi kerja sama dengan perguruan tinggi farmasi di luar negeri. Yaitu University of Wolverhampton dan International Islamic Univeristy Malaysia. Pasangan Patrick A Ball dan Hana Morissey merupakan professor dari University Wolverhampton. Sudah tiga tahun terakhir ini rutin mereka mengisi kuliah bagi mahasiswa Farmasi S-1 dan Profesi Apoteker UII. Selain itu, dengan seminar ini juga membuka peluang kerja sama dengan universitas luar negeri lainnya. Antara lain university of Sidney, Toulouse university, dan university of Colorado.

Keynote Speaker ICPRP

Kegiatan seminar internasional ini dibuka oleh Rektor Universitas Islam Indonesia, Fathul Wahid, Ph.D., sekaligus sebagai keynote speaker. Fathul Wahid menjelaskan pentingnya digitalisasi perguruan tinggi. Bagaimanapun, mahasiswa adalah generasi milenial yang tidak bisa lepas dari alat-alat digital. UII sudah menginvestasikan dana yang besar untuk pengembangan digitalisasi ini. Hasil yang signifikan berupa jaringan eduroam, kualitas kecepatan internet yang lebih baik, dan proses e-learning. Keynote speaker lainnya adalah Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia, Prof. Daryono. Professor Daryono sangat mengapresiasi kegiatan seminar ini. Dirasa dapat menyadarkan perguruan tinggi farmasi akan pentingnya perbaikan kualitas pembelajran.

Antusiasme Peserta

Sedikitnya ada 18 pembicara dari dalam maupun luar negeri pada seminar ini. Adapun peserta yang mendaftar berasal dari kalangan praktisi maupun akademisi. Tak hanya dari Indonesia tapi juga luar negeri seperti Mesir dan Malaysia. Hal itu menunjukan antusiasme peserta terhadap seminar internasional ini. Turut mengundang dua pembicara plenary dari luar negeri. Professor Christopher J. Turner (Universitas Colorado, Amerika Serikat)  dan Prof Timothy Chen (Universitas Sidney) yang berbicara secara spesifik pada experiential learning dan team based learning. Pembicara yang lain berasal dari Inggris, Malaysia, Jerman, Jepang, Prancis, dan Indonesia pada sesi simposium mewakili pakar-pakar di bidang farmasi praktis, farmasi pendidikan, nanofarmasi, antiinfeksi, dan individualisasi terapi.

Saat penutupan, ditetapkan poster terbaik yaitu Embun Suci Nasution dari Universitas Sumatera Utara dan presenter terbaik adalah Aditya dari International Islamic University of Malaysia. Selain hadiah, puluhan doorprize juga disediakan panitia. Wajah ceria terlihat dari senyum para peserta.

Kedepan seminar internasional akan menjadi agenda rutin UII-IIUM dengan tema yang beragam.(SH-red)

Tak henti-hentinya Farmasi UII dalam meningkatkan kualitas para dosennya. Hari sabtu dan minggu lalu, tanggal 8 hingga 9 september 2018. Farmasi UII menyelenggarakan lokakarya bertajuk WORKSHOP OSCE (Objective Structure Clinical Examination). Acara ini dihadiri lengkap oleh seluruh dosen- dosen jurusan farmasi sebanyak 30 orang. Para dosen begitu antusias mengikuti lokakarya yang diselenggarakan di Hotel Sahid Ritz ini. Acara yang berlangsung dari jam 8 hingga jam 3 sore ini, tak menyurutkan semangat guna membangun kompetensi mereka sendiri demi meningkatan kualitas lulusan mahasiswa Farmasi UII .

Menghadirkan pembicara kondang dari UKAI OSCE (ujian kompetensi apoteker indonesia), Ibu Dr Lucy Sasongko, Apt. Beliau tak hanya seorang akademisi yang pernah menjabat sebagai ketua kurikulum ITB. Tetapi juga seorang konsultan perusahaan farmasi BIO Equivalensi & Resech N Development. Pengalaman dan pengetahuan beliau di serap habis oleh peserta yang hadir dengan banyaknya pertanyaan bertubi-tubi dari para peserta.

Workshop ini merupakan bentuk upaya peningkatan internal pada kurikulum di jurusan farmasi bagaimana para dosen merencanakan desain praktikum, secara keseluruhan. Dengan melakukan Assessment, Compounding, Pengadaan, Penyimpanan, dan Pemusnahan, dan juga Monitoring dan Evaluasi proses pengobatan sehingga bisa menjadi konsep yang matang.

Acara ini merupakan hasil dari bentuk realisasi rapat atau diskusi pimpinan jurusan farmasi dalam menanggapi perubahan yang terjadi diluar seperti Kebijakan Nasional, KKNI, UKAI, dsb. Ke depan diharapkan akan juga dihadirkan parktisi industri farmasi, RS, Puskesmas, dll. Sehingga nantinya diharapkan jauh memiliki output yang jelas dan memiliki peningkatan kualitas yang bisa diukur.

Tri Senja Aprilia, Beta Barasila, beserta beberapa mahasiswa lainnya dan satu orang dosen Prodi Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) tengah mempersiapkan diri untuk presentasi pada3rd Green & Sustainable Chemistry Conference  yang akan dilaksanakan di Jerman pada Mei 2018. Delapan paper penelitian berhasil lolos dalam konferensi tersebut. Mahasiswa Prodi Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) tersebut mengusung judul naskah penelitian skripsi mereka yang meneliti partikel nano dari emas yang diformulasikan dengan tanaman asli Indonesia sebagai pengobatan penyakit kanker. Tri senja misalnya, yang memformulasikan partikel nano dari emas dengan ekstrak tanaman ubi kayu.

Berikut judul-judul penelitian tersebut:

  1. Yosse Kurnia Priandanu, Ika Putri Syawalani, Tesha Paramitha, Green synthesis of Gold Nanoparticle queous Extract of Ant Nest (MymecodiaArmta DC) with An Eco-Friendly Method.
  2. Apreza Triana, Ines Widyarani, Preparation and Characterization of Gold Nanoparticles Leaf Extract of Matoa (PometiaPinanta) with an Evironmentally Friendly Biosyntetic Process”.
  3. Satria Dwi Setiawan, Cempaka Chintya Ramadhani, AgusthaVeronika,
  4. Tri SenjaAprilia, “Comparison Preparation Method of Gold Nenoparticles Cassava Between Using Biosynthesis High Energy and Biosynthesis”.
  5. Beta Barasila Nirma Handalis, Preparation and Characterization of Gold Nanoparticles Cassava Leaf (ManihotEscullenta) with Hight Energy Beiosynthesis Process
  6. Setya Dewi Wulandari, comparation between Biosynthesys Process of Gold Nanoparticles Rutin Trihydrate Between PVa 2,5% snd PVA 5%.
  7. Muhammad Farid Aditya, Preparation and Characterization of Gold Nanoparticles Bawang Tiwai Bulb (ElutherinePalmifolia L.) with an Evironmentally Friendly Biosyntetic Process”.

Publikasi pada konferensi internasional tersebut sebagai isyarat mengikuti Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) 2018. Sebagai mana dikatakan Beta, “Untuk mengikuti Pimnas diperlukan hak paten dan publikasi internasional”. Setelah syarat itu terpenuhi, proposal penelitian mereka akan diseleksi ditingkat universitas lalu akhirnya pada tingkat internasional.

PIMNAS

Sebelumnya mereka juga sudah pernah lolos Pimnas, walaupun belum juara. Penelitian mereka yang menghasilkan serum anti penuaan dini dari tauge yang juga menggunakan teknologi partikel nano. Penelitian tersebut sudah dipresentasikan pada konferensi tingkat Asean di Malaysia tahun lalu. Tri Senja bercerita, banyak pengunjung yang tidak menyangka bahwa tauge dapat dijadikan bahan serum anti-aging. “Padahal tauge mengandung Vitamin E yang sudah banyak dikenal sangat bermanfaat bagi kulit”, tambahnya.

Mereka mengakui bahwa penelitian dapat berjalan lancar karena fasilitas di laboratorium Farmasi UII  yang memadai. “Alat dan bahan disediakan, teknologi laboratorium pun sudah mencukupi”, terang Tri Senja. Seperti laboratorium nano partikel yang memungkinkan mahasiswa menghasilkan produk yang lebih efektif khasiatnya dari pada partikel mikro.

Namun, mereka masih melihat adanya kekurangan dalam sosialisasi tentang publikasi ilmiah. Sebelum 2017, lama sekali Prodi Farmasi UII tidak lolos Pimnas, terakhir pada 2004. Oleh karena itu, Beta dan tim menginisiasi suatu klub yang dinamakan Pharmacy Research Club (PRC). PRC adalah tempat mahasiswa berbagi informasi segala sesuatu tentang penelitian ilmiah terutama bagi mahasiswa tingkat awal yang berminat mengikuti Pimnas. ‘Tahun ini banyak sekali (mahasiswa) yang mengajukan proposal penelitiannya ke Pimnas, dan banyak yang lolos”, terang Tri Senja.

Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mewisuda 2.175 lulusan program pascasarjana yang terdiri dari 1.999 Master, 95 Spesialis dan 81 Doktor. Prosesi wisuda dilaksanakan selama dua hari, 18-19 Oktober di Grha Sabha Pramana. Untuk hari ini, Rabu (18/10), Rektor UGM mewisuda sebanyak 915 orang lulusan. Masa studi rata-rata untuk lulusan S2 adalah 2 tahun 9 bulan, spesialis 4 tahun 3 bulan dan program doktor 5 tahun 2 bulan.

Lulusan tersingkat untuk jenjang S2 diraih oleh Wida Wahidah Mubarokah dari Prodi Sains Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, yang lulus dalam waktu 12 bulan 20 hari. Untuk program Spesialis diraih oleh Yenny Yokung Yong dari Prodi Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, yang lulus dalam waktu 24 bulan 18 hari. Sedangkan lulusan tercepat untuk program Doktor diraih oleh Yandi Syukri dari Prodi Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, yang lulus dalam waktu 36 bulan.

Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., berpesan kepada para wisudawan agar mampu menjadi lulusan UGM yang bisa tampil sebagai pemimpin berkualitas dan memiliki integritas moral tinggi. Menurut Rektor, lulusan perguruan tinggi berperan penting dalam proses pengembangan disruptive innovation baik di dunia pendidikan maupun di bidang industri.

Saat ini, kata rektor, inovasi teknologi telah menciptakan disrupsi yang menjadi momok bagi sebagian pelaku usaha. Bagi sebagian pelaku usaha, hal yang paling menakutkan bukanlah kompetitor tetapi disrupsi teknologi baru yang mampu membuat pola layanan sudah dimiliki menjadi usang seketika. “Karena disrupsi teknologi dapat merebut pangsa pasar dalam seketika,” katanya.

Agar suatu perusahaan dan indusri tidak ambruk maka ia harus selalu senantiasa berinovasi dan bertransformasi mengikuti perkembangan kemajuan teknologi.  Rektor mengharapkan lulusan UGM bisa memanfaatkan peluang tersebut dengan melakukan pengembangan dan pembelajaran yang sudah didapat untuk  menjadi insan-insan yang inovatif dan transformatif.

“Kalian juga harus menjadi pelopor dalam hal kerja sama, saling bersinergi dan berinovasi baik saat bekerja di sebuah institusi maupun sebagai entrepreneur,” paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, rektor juga menginformasikan bahwa peringkat UGM saat ini berada di posisi 402 dunia berdasarkan versi QS World University Rangking. Posisi tersebut naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya berada pada rangking 501 dunia. Sementara di tingkat Asia, UGM berada pada peringkat 85 dari sebelumnya berada di peringkat 105. Prestasi yang dicapai UGM ini, menurut Rektor, hasil kerja keras semua pihak sehingga patut diapresiasi. “Kemajuan yang kita capai ini adalah hasil kerja keras kita semua,” katanya. (SMS)

Source: https://ugm.ac.id/id/berita/14956-ugm.mewisuda.915.lulusan.pascasarjana

Pada 12-15 Januari 2018 lalu Prodi Farmasi Universitas Islam Indonesia bersama-sama dengan University of Rhodes Island, Amerika Serikat, menggelar J-Term 2018. J-Term atau Winer J-Term, sebagaimana dijelaskan dalam laman resmi University of Rhodes Island adalah  program semester pendek untuk mengisi libur musim dingin yang diadakan setiap bulan Januari. Melalui Winter J-Term mahasiswa mempunyai kesempatan untuk merasakan pembelajaran yang unik, pengabdian kepada masyarakat, eksplorasi karir, dan perjalanan ke beberapa negara.

Manfaat yang paling banyak dirasakan oleh mahasiswa maupun orang-orang di sekitarnya dari J-Term adalah program pengabdian masyarakat. J-Term telah menjadi alternatif mengisi kegiatan libur musim dingin dengan lebih bermakna bagi ornag banyak. Pengabdian masyarakat J-Term 2018 kali ini bekerja sama dengan Program Studi Farmasi UII. Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut berupa penyuluhan kesehatan kepada kader-kader kesehatan yang ada di Puskesmas Ngemplak 1 dan 2 serta Puskesmas Mlati 2, Sleman, Yogyakarta.

Mahasiswa dari University of Rhodes Island menyampaikan penanganan pertama pada penyakit tertentu seperti asma dan cara menggunakan inhaler untuk menolok penderita asma. Selain itu, penyuluhan kesehatan juga meliputi materi tentang gejala-gejala penyakit struk ringan dan hipertensi. Kegiatan penyuluhan tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada kader kesehatan puskemas tentang penanganan yang tepat ketika terjadi keadaan darurat di lingkungannya.

Sekalipun mengaku terkendala dengan bahasa, peserta Program J-Term mengaku senang dengan sambutan dari kader Puskemas yang diberikan penyuluhan. Seperti Michael yang merasa pengalaman paling berkesan pada program J-Term 2018 ini adalah ketika datang desa dengan kebudayaan yang baru baginya. Penduduk desa tersebut terlihat sangat antusias dengan penyuluhan kesehatan yang diberikan, ada banyak hal yang ingin ditanyakan walaupun tak dapat berbahasa Inggris.

Program pengabdian masyarakat J-Term 2018 ditutup pada 15 Januari 2018 dengan upara penurupan sekaligus penyerahan kenang-kenangan dari kedua universitas yang diadakan di Gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UII.