Herbal contradiction

Pertimbangan Umum

Secara umum, hal utama yang perlu dipertimbangkan ketika memutuskan untuk menggunakan obat herbal (dan berlaku juga untuk penggunaan vitamin dan mineral sendiri) adalah Anda bertanggung jawab atas perawatan kesehatan Anda sendiri. Jika Anda tidak yakin, sebaiknya Anda mendapatkan bantuan dari seorang apoteker atau dokter. Berikut beberapa kondisi kapan Anda harus sangat berhati-hati saat menggunakan pengobatan herbal atau vitamin dan suplemen.

Pasien masih muda (bayi sampai kira-kira 11 tahun).
Jika Anda sedang mengonsumsi obat resep.
Jika Anda menangani keluhan kesehatan yang signifikan.
Jika Anda biasanya sensitif atau alergi terhadap zat tertentu.
Jika Anda sedang hamil atau menyusui.
Herbal dianggap oleh banyak orang sebagai “sangat aman” karena alami. Meskipun obat-obatan herbal lebih aman daripada banyak obat yang berasal dari laboratorium (obat konvensional), hal ini hanya berlaku jika digunakan dengan tepat. Penggunaan beberapa jamu yang tidak tepat bisa berbahaya, termasuk menggabungkannya dengan obat resep dokter atau menggunakannya untuk mengobati penyakit serius tanpa bantuan profesional.

Bagian ini akan menyoroti beberapa faktor kunci yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaannya. Selain itu, informasi beberapa tumbuhan yang diketahui memiliki kontraindikasi atau interaksi dengan obat resep.

Kontraindikasi

Kontraindikasi adalah suatu kondisi atau faktor yang berfungsi sebagai alasan untuk mencegah tindakan medis tertentu karena bahaya yang akan didapatkan pasien. Kontraindikasi adalah kebalikan dari indikasi, yang merupakan alasan untuk menggunakan pengobatan tertentu.

Kontraindikasi pengobatan berarti tanaman obat tidak cocok untuk digunakan bersama dengan obat resep. Kontraindikasi mungkin termasuk kehamilan. Artinya, produk tidak boleh digunakan selama kehamilan. Hal ini berlaku juga untuk obat tertentu. Misalnya, aspirin yang tidak boleh digabungkan dengan beberapa tumbuhan.

Perhatian !!!

Kehati-hatian berarti ada kemungkinan bahwa obat tersebut mungkin tidak direkomendasikan dalam beberapa keadaan. Hal ini menyatakan bahwa peringatan tidak sekuat kontraindikasi. Perhatian termasuk fakta bahwa beberapa herbal dapat mengiritasi perut. Tetapi, terserah kepada individu untuk memutuskan apakah mereka keberatan dengan kemungkinan efek samping itu.

Efek samping

Efek samping suatu obat adalah efek yang dapat terjadi pada tubuh akibat meminum obat, selain efek yang diinginkan. Efek samping mungkin termasuk efek yang terlihat pada kebanyakan orang yang memakai obat itu, atau efek samping yang mungkin terjadi hanya sekali. Salah satu contoh efek samping obat adalah diare.

Interaksi

Interaksi terjadi ketika pemberian satu obat (baik herbal atau tidak) memengaruhi kerja obat lain. Interaksi ini dapat terjadi baik oleh satu obat yang bekerja secara langsung di obat lain, atau melalui efeknya pada tubuh manusia. Misalnya, tanaman St John’s Wort (Hypericum perforatum) menyebabkan salah satu proses di hati (sistem enzim P450) menjadi lebih efisien. Meskipun hal ini biasanya tidak dianggap sebagai masalah pada orang sehat yang tidak mengonsumsi obat apa pun, hal ini menyebabkan beberapa obat yang dimetabolisme oleh hati dikeluarkan dari tubuh lebih cepat. Artinya, obat tersebut tidak lagi efektif. Contohnya, termasuk pil kontrasepsi.

Berikut beberapa contoh penggunaan obat tradisional dan kontraindikasinya.

Gingko Biloba
Kontraindikasi: Ginko biloba merupakan kontraindikasi jika Anda menjalani operasi. Anda harus berhenti minum ramuan setidaknya 7 hari sebelum operasi apa pun.

Interaksi: Ginko biloba tidak boleh digunakan jika aspirin atau warfarin sedang dikonsumsi.

Perhatian dan kontraindikasi beberapa minyak atsiri/minyak esensial
Meskipun minyak esensial tidak digunakan untuk penggunaan dalam (ditelan/diminum), minyak ini mudah diserap oleh tubuh. Kemudian, karena tidak langsung masuk ke hati setelah diserap (seperti halnya makanan atau obat yang dikonsumsi secara oral), minyak tersebut dikirim langsung ke aliran darah. Ini berarti minyak atsiri harus ditangani dengan hati-hati.

Cara utama penggunaan minyak atsiri adalah sebagai berikut.

Dermal: dioleskan ke kulit baik dengan pijat atau dengan menempatkan minyak di bak mandi.
Inhalasi : dihirup dan diserap oleh saluran pernapasan dan paru-paru. Teknik ini hanya boleh dilakukan dengan panduan profesional.
Contoh minyak yang tidak boleh digunakan dalam keadaan tertentu termasuk beberapa jenis minyak yang dapat mengiritasi kulit dan tidak direkomendasikan untuk kulit yang rusak, sakit, atau hipersensitif. Misalnya, minyak jeruk dan minyak herba thymi.

Sumber:

Buku Pintar Tanaman Obat & Obat Tradisional untuk Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PSOH UII, 2021)

Cengkih

Sumber Gambar : Freepik.com/free

CENGKIH (CARYOPHYLLUS AROMATICUS )

Penggunaan

Cengkih adalah salah satu simplisia yang umumnya ditambahkan dalam ramuan obat tradisional, khususnya untuk penambah aroma/ penutup rasa pahit dari jamu. Cengkih memiliki khasiat sebagai karminatif, antidiare, antiemetik, antinausea (antimual), antispasmodik, pencernaan dan vermifuge (obat cacing). Karena berbagai efeknya pada saluran pencernaan, cengkih banyak digunakan dalam memasak. Cengkih telah terbukti mampu merangsang sekresi lambung khususnya komponen pepsin sehingga meningkatkan pencernaan dan membantu menghalau angin.

Minyak esensial cengkih telah digunakan untuk mengobati lesi parasit pada kulit dari kudis hingga kurap. Selain itu, minyak cengkih juga aktif untuk mengobati penyakit kulit seperti panu, kaki atlet, cacing cincin, infeksi luka, dan bisul. Di Afrika, tanaman ini digunakan sebagai pencuci antiseptik untuk luka. Minyak cengkih digunakan untuk mengobati sakit gigi atau gusi bengkak. Minyak ini juga sering ditambahkan pada ramuan dalam obat untuk batuk, pilek, flu, dan hidung tersumbat.

Cara pemakaian

Untuk mengobati sakit gigi, teteskan minyak cengkih ke kapas, lalu oleskan di bagian gigi/gusi yang sakit. Untuk mengobati penyakit kulit, minyak diencerkan dengan minyak zaitun/minyak oles lain sebelum dioleskan pada daerah yang terinfeksi.

Kewaspadaan

Minyak cengkih bersifat iritan kulit dan selaput lendir dalam konsentrasi tinggi dan tidak disarankan untuk mengoleskan minyak cengkih dengan kandungan eugenol yang tinggi.

Penggunaan berulang minyak cengkih pada pengobatan nyeri gigi dapat menyebabkan kerusakan gusi.

Efek stimulasi cengkih pada saat menstruasi mungkin juga dapat menyebabkan aborsi pada wanita hamil. Penggunaannya selama kehamilan harus sangat hati-hati.

Penggunaan minyak cengkih pada anak-anak harus berhati-hati karena daya serap yang cepat dan dapat mengakibatkan toksisitas pada otak. Penggunaan minyak cengkih secara oral pada anak-anak dapat menimbulkan hambatan terhadap sintesis prostaglandin yang akhirnya menimbulkan gangguan koagulasi darah.

Interaksi dengan obat-obatan

Perhatian harus dilakukan saat mengambil ekstrak cengkih dengan obat antidiabetes karena aktivitas insulino-mimetiknya dapat menekan kadar gula darah lebih lanjut.

Sumber: Badan POM RI. Acuan Sediaan Herbal Volume 4 Edisi Pertama. Acuan Sediaan Herbal 2012, 1–78

Obat Tradisional

Obat herbal atau obat tradisional merupakan salah satu alternative obat yang sangat digandrumi oleh masyarat umumnya, pasalnya setiap obat tradisional telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat indonesia sebagai solusi saat sakit, disamping itu karena Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dan bahan alami untuk meracil obat herbal.

Tapi tunggu dulu guys, belum tentu semua obat tradisional itu aman untuk dikonsumsi pasalnya kita harus tahu bahan utama untuk membuat obat tradisonal tesebut terkadang ada oknum-oknum tertentu yang menambahkan BKO kedalam obat tradisional yang menyebabkan obat tradisional tersebut berbahaya untuk di konsumsi. Pertanyaannya sekarang adalah apa itu BKO ?

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, obat tradisional dilarang menggunakan: Bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat; Narkotika atau psikotropika;dan hewan atau tumbuhan yang dilindungi.
Bahaya macam-macam BKO yang sering dicampurkan kedalam obat tradisional

BKO yang sering dicampurkan ke dalam obat tradisional dan bahayanya adalah sebagai berikut:

Fenilbutazon
Efek samping:Timbul rasa tidak nyaman pada saluran cerna, mual, diare, kadang pendarahan dan tukak, reaksi hipersensifitas terutama angio edema dan bronkospasme, sakit kepala, pusing, vertigo, gangguan pendengaran, fotosensifitas dan hematuria.

Antalgin (Metampiron)
Efek samping: Pada pemakaian jangka panjang dapat menimbulkan agranulositosis.

Deksametason
Efek Samping : Glukokortikoid meliputi diabetes dan osteoporosis yang berbahaya bagi usia lanjut. Dapat terjadi gangguan mental, euphoria dan myopaghia. Pada anak-anak kortikosteroid dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan, sedangkan pada wanita hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan adrenal anak. Mineralokortikoid adalah hipertensi, pretensi Natrium dan cairan serta hypokalemia.

Prednison
Efek samping:

Gejala saluran cerna: mual, cegukan, dyspepsia, tukak peptic, perut kembang, pancreatitis akut, tukak oesofagus, candidiasis.

Gejala musculoskeletal: miopatiproximal, osteoporosis, osteonekrosis avaskuler.

Gejala endokrin: gangguan haid, gangguan keseimbangan nitrogen dan kalsium, kepekaan terhadap dan beratnya infeksi bertambah.

Gejala pada mata: glaucoma, penipisan kornea dan sclera, kambuhnya infeksi virus atau jamur di mata.

Gejala lainnya: gangguan penyembuhan, atrofi kulit, lebam, acne, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, leukositosis, reaksi hipersensitif (termasuk anafilaksis), tromboemboli, lesu.

Teofilin
Efek samping: Takikardia, palpitasi, mual, gangguan saluran cerna, sakit kepala, insomnia dan aritmia.

Hidroklortiazid (HCT)
Efek samping : Hipotensi postural dan gangguan saluran cerna yang ringan, impotensi (reversible bila obat dihentikan), hipokalimia, hipomagnesemia, hipoatremia, hiperkalsemia, alkalosis, hipokloremik, hiperurisemia, pirai, hiperglikemia dan peningkat kadar kolesterol plasma.

Furosemid
Efek samping: Hiponatremia, hipokalemia, hipomagnesia, alkalosis, hipokloremik, ekskresi kalsium meningkat, hipotensi, gangguan saluran cerna, hiperurisemia, pirai, hiperglikemia, kadar kolesterol dan trigliserida plasma meningkat sementara.

Glibenklamid
Efek samping: Umumnya ringan dan frekuensinya rendah diantaranya gejala saluran cerna dan sakit kepala.

Siproheptadin
Efek samping : Mual, muntah, mulut kering, diare, anemia hemolitik, leukopenia, agranulositosis dan trombositopenia.

Chlorpeniramin maleat (CTM)
Efek samping : Sedasi, gangguan saluran cerna, efek anti muskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinitus, euphoria, nyeri kepala, stimulasi SSP, reaksi alergi dankelainan darah.

Parasetamol
Efek samping : Jarang, kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut dan kerusakan hati setelah over dosis.

Natrium Diclofenak
Efek samping:

Gangguan terhadap lambung, sakit kepala, gugup, kulit kemerahan, bengkak, depresi, ngantuk tapi tidak bias tidur, pandangan kabur, gangguan mata, tinitus, pruritus.

Untuk hipersensitif: menimbulkan gangguan ginjal, gangguan darah.

Sildenafil Sitrat
Efek samping : Dyspepsia, sakit kepala, flushing, pusing, gangguan penglihatan, kongesti hidung, priapisme dan jantung.

Sibutramin Hidroklorida
Efek samping: Dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung serta sulit tidur

Tips identifikasi secara cepat adanya BKO di dalam obat tradisional

Yang dapat dilakukan secara cepat sebagai tindakan kewaspadaan terhadap obat tradisional yang tidak bermutu dan bahkan mungkin tidak aman adalah :

Apabila produk di klaim dapat menyembuhkan bermacam-macam penyakit.
Bila manfaat atau kerja obat tradisional dirasa sedemikian cepatnya terjadi (cespleng).

Sumber : BPOM