Kenapa Obat Tradisional Bisa Berbahaya ?

Obat herbal atau obat tradisional merupakan salah satu alternative obat yang sangat digandrumi oleh masyarat umumnya, pasalnya setiap obat tradisional telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat indonesia sebagai solusi saat sakit, disamping itu karena Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dan bahan alami untuk meracil obat herbal.

Tapi tunggu dulu guys, belum tentu semua obat tradisional itu aman untuk dikonsumsi pasalnya kita harus tahu bahan utama untuk membuat obat tradisonal tesebut terkadang ada oknum-oknum tertentu yang menambahkan BKO kedalam obat tradisional yang menyebabkan obat tradisional tersebut berbahaya untuk di konsumsi. Pertanyaannya sekarang adalah apa itu BKO ?

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, obat tradisional dilarang menggunakan: Bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat; Narkotika atau psikotropika;dan hewan atau tumbuhan yang dilindungi.
Bahaya macam-macam BKO yang sering dicampurkan kedalam obat tradisional

BKO yang sering dicampurkan ke dalam obat tradisional dan bahayanya adalah sebagai berikut:

Fenilbutazon
Efek samping:Timbul rasa tidak nyaman pada saluran cerna, mual, diare, kadang pendarahan dan tukak, reaksi hipersensifitas terutama angio edema dan bronkospasme, sakit kepala, pusing, vertigo, gangguan pendengaran, fotosensifitas dan hematuria.

Antalgin (Metampiron)
Efek samping: Pada pemakaian jangka panjang dapat menimbulkan agranulositosis.

Deksametason
Efek Samping : Glukokortikoid meliputi diabetes dan osteoporosis yang berbahaya bagi usia lanjut. Dapat terjadi gangguan mental, euphoria dan myopaghia. Pada anak-anak kortikosteroid dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan, sedangkan pada wanita hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan adrenal anak. Mineralokortikoid adalah hipertensi, pretensi Natrium dan cairan serta hypokalemia.

Prednison
Efek samping:

Gejala saluran cerna: mual, cegukan, dyspepsia, tukak peptic, perut kembang, pancreatitis akut, tukak oesofagus, candidiasis.

Gejala musculoskeletal: miopatiproximal, osteoporosis, osteonekrosis avaskuler.

Gejala endokrin: gangguan haid, gangguan keseimbangan nitrogen dan kalsium, kepekaan terhadap dan beratnya infeksi bertambah.

Gejala pada mata: glaucoma, penipisan kornea dan sclera, kambuhnya infeksi virus atau jamur di mata.

Gejala lainnya: gangguan penyembuhan, atrofi kulit, lebam, acne, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, leukositosis, reaksi hipersensitif (termasuk anafilaksis), tromboemboli, lesu.

Teofilin
Efek samping: Takikardia, palpitasi, mual, gangguan saluran cerna, sakit kepala, insomnia dan aritmia.

Hidroklortiazid (HCT)
Efek samping : Hipotensi postural dan gangguan saluran cerna yang ringan, impotensi (reversible bila obat dihentikan), hipokalimia, hipomagnesemia, hipoatremia, hiperkalsemia, alkalosis, hipokloremik, hiperurisemia, pirai, hiperglikemia dan peningkat kadar kolesterol plasma.

Furosemid
Efek samping: Hiponatremia, hipokalemia, hipomagnesia, alkalosis, hipokloremik, ekskresi kalsium meningkat, hipotensi, gangguan saluran cerna, hiperurisemia, pirai, hiperglikemia, kadar kolesterol dan trigliserida plasma meningkat sementara.

Glibenklamid
Efek samping: Umumnya ringan dan frekuensinya rendah diantaranya gejala saluran cerna dan sakit kepala.

Siproheptadin
Efek samping : Mual, muntah, mulut kering, diare, anemia hemolitik, leukopenia, agranulositosis dan trombositopenia.

Chlorpeniramin maleat (CTM)
Efek samping : Sedasi, gangguan saluran cerna, efek anti muskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinitus, euphoria, nyeri kepala, stimulasi SSP, reaksi alergi dankelainan darah.

Parasetamol
Efek samping : Jarang, kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut dan kerusakan hati setelah over dosis.

Natrium Diclofenak
Efek samping:

Gangguan terhadap lambung, sakit kepala, gugup, kulit kemerahan, bengkak, depresi, ngantuk tapi tidak bias tidur, pandangan kabur, gangguan mata, tinitus, pruritus.

Untuk hipersensitif: menimbulkan gangguan ginjal, gangguan darah.

Sildenafil Sitrat
Efek samping : Dyspepsia, sakit kepala, flushing, pusing, gangguan penglihatan, kongesti hidung, priapisme dan jantung.

Sibutramin Hidroklorida
Efek samping: Dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung serta sulit tidur

Tips identifikasi secara cepat adanya BKO di dalam obat tradisional

Yang dapat dilakukan secara cepat sebagai tindakan kewaspadaan terhadap obat tradisional yang tidak bermutu dan bahkan mungkin tidak aman adalah :

Apabila produk di klaim dapat menyembuhkan bermacam-macam penyakit.
Bila manfaat atau kerja obat tradisional dirasa sedemikian cepatnya terjadi (cespleng).

Sumber : BPOM