Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) bangga memiliki Riyanto. Pria kelahiran Yogyakarta 14 Februari 45 tahun silam ini membawa harum nama Farmasi UII. Riyanto yang merupakan salah satu laboran di Laboratorium Terpadu FMIPA UII mendapatkan predikat sebagai laboran berprestasi dari DIKTI-5 wilayah Yogyakarta, pada tanggal 28 Agustus 2019 yang lalu, Riyanto mendapatkan surat pemberitahuan bahwa dirinya mendapatkan predikat sebagai laboran berprestasi. Riyanto bercerita bahwa untuk mendapatkan predikat tersbut, dirinya harus melewati segelintir seleksi yang cukup ketat. “Prosesnya (seleksi-red) dari fakultas dulu. Fakultas menyeleksi atau menunjuk beberapa laboran nah habis itu terus  diajukan. Kita (Laboran-red) melakukan proses seleksi di universitas. Jadi nanti dari universitas itu yang diuji beberapa fakultas. Laboran-laboran dari fakultas yang lain, baik itu dari Kedokteran, FTI maupun dari FTSP. Seleksi Universitas itu nanti dikasih waktu presentasi setiap peserta atau laboran disuruh presentasi” jelasya.

Seleksi yang cukup ketat di tingkat Fakultas dan Universitas membuahkan hasil. Laboran berprestasi pun berhasil disabetnya. Selain itu, Riyanto juga digadang-gadang mewakili UII bersama sepuluh finalis lainnya mewakili Yogyakarta untuk turun di tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu tingkat nasional. “Ini masih nunggu pengumuman. Mohon doanya semoga bisa lolos di Nasional dan membawa nama baik (Farmasi-red) selain UII juga” harapnya ketika ditanya mengenai peluangnya masuk ke tingkat nasional.

Ditanya mengenai perasaanya setelah mendapat peghargaan tersebut, Riyanto menjelaskan dirinya tidak menyangka bisa terpilih. “Saya kira juga gak menyangka kok bisa lolos,” pungkasnya. Riyanto juga menjelaskan bahwa pada saat seleksi tingkat Universitas, dia membuat karya ilmiah untuk dipresentasikannya dengan judul “Pembuatan Bahan Terstandar sebagai bahan praktikum di Laboratorium Biologi Farmasi.” Dia juga mengatakan bahwa penelitiannya itu dapat bermanfaat sebagai bahan standar piperin untuk menggantikan bahan standar yang biasanya didatangkan dari luar. Alumni Poltekkes Yogyakarta ini juga berbagi kisah kesehariannya sebagai laboran. “Melayani kegiatan praktikum, juga ada melayani kegiatan penelitian, baik itu mahasiswa maupun dosen,” jelasnya. Selain itu, dia juga menambahkan kegiatan di luar laboran diantaranya sebagai panitia loka karya, ataupun membantu sebagai pengawas ujian.

Sebelum memutuskan bergabung di UII, Riyanto sempat malang melintang ke berbagai institusi, terutama institusi pendidikan. “Udah hampir empat kali keluar masuk (Institusi-red),” tambahnya. Menurutnya, suasana di UII yang islami inilah yang mebuatnya betah mengabdi di UII, terutama di Farmasi UII. Banyak suka dan dukanya yang Riyanto rasakan selama menjadi laboran, dimana ketika berjalannya praktikum ataupun penelitian yang cukup padat bahkan overload, dirinya harus lembur sampai malam hari untuk membantu hal tersebut. Namun, sekali lagi jiwa gigih dan tulus Riyanto dalam membantu praktikum ataupun penelitian sudah membuatnya senang akan ilmu yang dimilikinya dan dapat diaplikasikan di kehidupannya. “Bisa membantu kegiatan penelitian. Misalnya penelitiannya berhasil, (saya) juga ikut senang, disamping kepuasaanya itu loh selain membantu dosen bisa membantu mahasiswa penelitian skripsi dia berhasil, (saya) sudah senang dan puas. Menjadi bagian dari itu, saya sudah ikut senang,” jelasnya.

Riyanto juga berharap laboratorium bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk berbagi ilmu antara dosen dan mahasiswa. Dia berharap seperti itu dikarenakan mahasiswa ketika masuk ke dalam laboratorium seperti merasa terbebani. “Ngelab itu mumet dan stress” celutuk Riyanto ketika ditanya kesan mahasiswa ketika datang ke laboratorium. Menurutnya, laboratorium juga harus nyaman dan enak untuk berbagi ilmu bersama agar tidak timbul kesan yang tidak nyaman dan stress. Riyanto juga berharap agar rekan-rekan laboran yang lain, terutama yang telah mengabdi cukup lama untuk diangkat menjadi pegawai tetap. “Dengan menjadi pegawai tetap kan istilahnya mengabdi disini udah lama, tapi di UII kok masih banyak yang pegawai udah puluhan tahun tapi belum bisa diangkat. Harapan saya semoga teman-teman (laboran-red) bisa diangkat menjadi pegawai tetap,” harapnya. Serta jurusan harus mempertahankan kegiatan yang membantu pengembangan diri dari laboran. “Dari jurusan men-support kalau ada pelatihan untuk pengembangan kompetensi (laboran-red),” tambahnya. Dengan dukungan dari jurusan, kabar baiknya Riyanto bersama laboran Laboratorium Biologi Farmasi bulan Oktober 2019 akan berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia, untuk menjadi pemakalah poster dalam kegiatan ICPRP, seminar internasional kerjasama Farmasi UII dan IIUM. Hal tersebut menjadi kebanggan tersendiri bagi Riyanto walaupun dirinya hanya sebagai laboran diantara dosen-dosen yang ikut pada kegiatan tersebut.

Menurutnya adalah kerja keras dan bersungguh-sungguhlah menjadi kunci utama dalam dirinya bekerja dan mengabdi menjadi laboran di UII. Bahwasanya, bersungguh-sungguh dalam pekerjaan akan mempermudahnya dalam pekerjaan.

 

Peran alumni sangat diharapkan dan menentukan dalam dunia pendidikan. Bahkan salah satu tolok ukur keberhasilan suatu instansi pendidikan adalah dari lulusan atau alumni. Alumni menjadi ranting manfaat dari kampus yang menyalurkan buah kebaikan bagi umat, termasuk adik tingkatnya.

Alumni Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) selalu berperan dalam perkembangan pendidikan adik tingkatnya yang masih aktif kuliah. Salah satunya dengan memberikan Beasiswa Kakak Asuh setiap semester. Seperti yang diterima oleh mahasiswa bernama Adnan Muhammad Uno yang baru saja diterima sebagai mahasiswa baru Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) UII. Mahasiswa yang akrab dipanggil Adnan ini mendapatkan beasiswa kakak asuh senilai 18 Juta rupiah. Beasiswa tersebut digunakan untuk biaya melanjutkan studi di PSPA UII. Secara simbolis beasiswa kakak asuh periode Agustus 2019 ini diserahkan oleh Ketua Jurusan Farmasi, Dr. Yandi Syukri, M.Si., Apt. Pada saat kuliah perdana Mahasiswa Baru angkatan 35 disaksikan Dekan, Ketua PSPA, dan teman satu angkatannya.

Adnan berhak dinyatakan sebagai penerima beasiswa kakak asuh, setelah melalui seleksi. Setiap Mahasiswa diminta mengajukan berkas permohonan beasiswa. Kemudian berkas pengajuan dinilai oleh tim alumni yang dikomandoi Arde Toga Nugraha, M.Sc., Apt. yang juga merupakan dosen Farmasi UII. Dari sekian banyak yang mengajukan dipilih satu yang sesuai dengan kriteria.

 

Program Studi (Prodi) Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia berusaha meningkatkan pengakuan kualitasnya. Rabu (7/8), Prodi Farmasi didampingi pimpinan Fakultas dan Universitas menerima kunjungan assesmen lapangan dari tim asesor Lembaga Akreditasi Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes). Assesmen ini sebagai tindak lanjut dari permohonan Prodi Farmasi UII kepada LAM-PTKes. Permohonan tersebut untuk memperbaharui status akreditasi Prodi Farmasi UII.

LAM-PTKes mengirimkan Tim Assesornya yang berjumlah dua orang terdiri dari Dr. Sutriyo, M.Si., Apt. dan Dr. Lucy D.N. Sasongko, MS., Apt. Sejak pukul 8 pagi hingga dua hari kedepan para assesor akan melihat dan menilai bukti-bukti data dan fasilitas. Hal tersebut disesuaikan dengan informasi yang didapatkan melalui borang yang dikirimkan oleh Prodi Farmasi UII kepada LAM-PTKes. Hari pertama, Rabu (7/8) diagendakan untuk mendengar presentasi dari Fakultas dan Prodi Farmasi serta melihat bukti-bukti sesuai borang yang diajukan dari tiap standar. Pada reakreditasi kali ini menggunakan tujuh standar dalam borangnya. Hari kedua, Kamis (8/8) assesor akan mengunjungi fasilitas kampus dan kemudian pada siang harinya akan diambil kesimpulan dari assesmen yang dilakukan.

Prodi Farmasi UII telah membentuk tim khusus reakreditasi kali ini. Tim sudah bekerja sejak dua bulan lalu untuk menyusun borang dan menyiapkan bukti-bukti sesuai standar. Sekretaris Program Studi Farmasi UII, Dr. Vitarani DAN., M.Si., Apt. menyampaikan bahwa tim telah bekerja keras dan masih terus berupaya sehingga beliau optimis kali ini Program Studi Farmasi UII mendapatkan hasil yang maksimal.

 

 

Sembilan mahasiswi International Islamic University Malaysia (IIUM) mengikuti Indonesia Pharmacy and Cultural Engagement Program (IPCEP) 2019 yang diselenggarakan Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIPAUII). Program yang dibeayai dari dana Global Engagement Grant (GEG) UII 2019 tersebut berlangsung Senin – Sabtu (15-27/7/2019).

“Program ini merupakan implementasi kerjasama UII dan IIUM yang telah ditandatangani beberapa tahun lalu. Hibah GEG UII 2019 ini dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dosen dan mahasiswa asing yang masuk ke UII,” kata Saepudin, SSi, MSi, PhD, Apt., Ketua Program Studi Farmasi seusai penerimaan mahasiswi Malaysia di Kampus FMIPA UII, Selasa (16/7/2019).

Lebih lanjut Saepudin mengatakan tema short course ini tentang farmasi dan kebudayaan. Ia mengharapkan mahasiswa Malaysia tidak hanya belajar tentang farmasi saja, tetapi juga kebudayaan Indonesia.

Dijelaskan Saepudin, selama mengikuti short course IPCEP, mahasiswa Malaysia tinggal di rumah Dusun Srowulan, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka berada di Desa Wisata Srowulan agar bisa lebih dekat dengan masyarakat dan bisa melihat langsung kebudayaan warga setempat.

Pekan pertama, kata Saepudin, mereka akan belajar di Apotek UII Farma, Apotek Pakem, dan Apotik Sembada. Sedang pekan kedua, mereka belajar di Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Ngemplak 1, Puskesmas Ngaglik 1, dan Puskesmas Ngaglik 2. Selama di lapangan mahasiswi Malaysia akan didampingi mahasiswi UII.

Selama di apotik dan Puskesmas, mereka belajar tentang pengelolaan secara umum, manajemen obat dan farmasi klinik. Manajemen apotik meliputi perencanaan pembelian obat, penerimaan obat, penyimpanan obat, dan pemusnahan obat yang sudah kadaluwarsa. Sedang farmasi klinik meliputi melayani pasien, memberikan nasehat kepada pasien, dan pemilihan obat yang tepat.

 

Kulliyah of Science, International Islamic University Malaysia, Kuantan-Malaysia : Ass. Prof. Dr. Mohd. Hamzah bin Mohd Nasir menerima dengan semangat rombongan dari Jurusan Farmasi UII. Selama 1 minggu dari 28 Juli-3 Agustus 2019, Dosen dan Mahasiswa Farmasi UII akan melakukan penelitian dengan menggunakan fasilitas laboratorium Zebra Fish yang ada di CREAM IIUM.

Penelitian Acute Toxicity of Pegagan ( Centella asiatica) Extract SNEDDS and Kangkung (Ipomoea reptans, Poir) Leaf Extract SNEDDS in zebrafish (Danio rerio) embryo merupakan implementasi dari Riset Kolaborasi Internasional antar kedua institusi. Dosen kami yang mendapatkan kesempatan berkunjung yaitu Dr. Lutfi Chabib, M.Sc., Apt. bersama mahasiswa Jurusan Farmasi yang terlibat dalam penelitian ini diantaranya Sumayya, Silmi Fauzi Izza Tsani dan dibantu oleh research assistant ; Rizki Awaluddin, S.Farm.

Aktivitas penelitian sebelumnya dilakukan di Laboratorium Jurusan Farmasi UII ; Persiapan pembuatan ekstrak dan SNEDDS kangkung dan pegagan dibawah bimbingan sekaligus Ketua Riset Kolaborasi Internasional, Dr. Farida Hayati, M.Si, Apt. Selanjutnya penelitian dilakukan dengan sharing fasilitas laboratorium yang ada di Central Research and Animal Facility (CREAM), Kulliyah of Science, International Islamic Universiti Malaysia (IIUM), Kuantan Malaysia.

 

Setelah semua tahap persiapan selesai, di IIUM adalah tahapan Presentasi rencana penelitian, Breading ikan zebra dan seleksi embrio, Pemaparan sediaan ekstrak kangkung dan pegagan pada embrio ikan zebra, dilanjutkan pengamatan dengan Danioscpore.

Dalam upaya peningkatan kualitas penelitian untuk menghasilkan luaran yang berdampak lebih baik, Jurusan Farmasi mulai tahun ini menyelenggarakan kegiatan Hibah Kolaborasi Internasional. Hibah ini diberikan kepada dosen farmasi yang telah memiliki data penelitian dan perlu data tambahan yang memerlukan mitra dengan perguruan tinggi luar negeri. Kegiatan ini harus melibatkan mahasiswa yang dapat digunakan sebagai tugas akhir. Perguruan tinggi luar negeri merupakan mitra Jurusan Farmasi untuk implementasi kerjasama yang sudah dijalin selama ini.

Dr. Farida Hayati, M.Si. Apt dan Arde Toga Nugraha, M.Sc., Apt untuk tahun ini berhasil memenangkan Kolaborasi Internasional masing-masing ke Internasional Islamic University Malaysia (IIUM) dan University Sains Malaysia (USM). Farida Hayati dengan judul penelitian Uji Toksisitas Akut SNEDDS Ekstrak Pegagan (Centella asiatica) dan SNEDDS Ekstrak Daun Kangkung (Ipomea reptans Poir) pada Embrio Ikan Zebra (Denio rio) melibatkan mahasiswa Silmi Fauzi Izza Tsani dan Sumayya dengan kolaboratormya Dr. Mohd Hamzah Bin Nasir. Kegiatan yang dilakukan di IIUM adalah memanfaatkan fasilitas yang lengkap pada Centre Reasearch and Animal Facility untuk pengujian aktivitas farmakologi menggunakan ikan Zebra. Arde Toga Nugraha melibatkan Dian Nida Salsabila dan Sumayya sebagai mahasiswa tugas akhir dengan kolabotaor Dr. muhammad Nurul Azmi bin Muhammad Taib. Penelitian yang dilakukan berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Aktif Rumput Gong: Uji Sitotoksisitas pad Sel Kanker Payudara dan Sel Normal, dengan memanfaatkan laboratorium pada School of Chemical Science USM untuk pengujian LC-MS dan NMR.

Luaran dari kegiatan ini adalah dihasilkannya artikel yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi dengan penulis yang berkolaborasi dengan dosen asing (luar negeri). Mahasiswa sebagai asisten peneliti dapat memanfaatkan kegiatan ini sebagai tugas akhir serta ikut berkontribusi sebagai penulis pada artikel yang dipublikasikan. Keberhasilan dari kegiatan ini tentunya akan berkontribusi mendongkrak capaian luaran penelitian pada jurusan farmasi yang memberikan dampak bagi masyarakat.

 

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (UP) Jakarta melakukan kegiatan studi banding kepada Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) Senin pagi (29/4).  Sekitar pukul 9 pagi, rombongan dari Farmasi UP bertemu perwakilan dari Farmasi UII yang terdiri dari para pimpinan di Jurusan dan beberapa dosen. Bertempat di Ruang Sidang Utama Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), kunjungan kali ini dalam rangka sharing pembahasan tentang kurikulum baik tingkat sarjana Farmasi maupun Profesi Apoteker dan Strategi Menghadapi Ujian Kompetensi Apoteker.

Ketua Jurusan Farmasi UII, Dr. Yandi Syukri, M.Si., Apt. turut menyambut kunjungan ini. Beliau menyampaikan rasa bangganya dalam menerima kunjungan studi dari Farmasi UP. Hal tersebut mengingat bahwa Farmasi UP jauh lebih senior dibandingkan Farmasi UII. “Jujur saya merasa bangga dan sedikit tidak percaya awalnya kalo UP mau melakukan kunjungan ke sini. Karena Farmasi UP itu jauh lebih senior dibanding kami, pastinya lebih banyak pengalaman yang justru bisa kami dapatkan.”, ujar beliau dalam sambutannya. Selain itu beliau juga memperkenalkan UII dengan menyampaikan selayang pandang UII dari sejak berdiri hingga sekarang.

Rombongan dari Farmasi UP berjumlah enam orang, yang semuanya merupakan pimpinan structural Farmasi UP. Prof. Dr. Syamsudin, M.Biomed., Apt., selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Farmasi UP menyampaikan harapannya dalam kunjungan studi kali ini. Beliau menyampaikan dengan adanya Ujian Kompetensi Apoteker (UKAI) tingkat Nasional yang mana itu menentukan kelulusan di tingkat Profesi Apoteker, maka perlu adanya pembahasan kurikulum pembelajaran yang tepat bahkan sejak tingkat sarjana Farmasi (S1). Terlebih dengan diberlakukannya Ujian Kompetensi Apoteker dengan metode Objective Structure Clinical Examination. Beliau menambahkan perlu adanya pembahasan yang serius tentang kurikulum yang mengacu pada UKAI dan OSCE, sehingga dapat melahirkan lulusan yang sesuai dengan standar yang tepat.

Selain berdiskusi di Ruang Sidang Utama, rombongan juga diajak berkeliling melihat fasilitas laboratorium Farmasi termasuk gedung OSCE yang sedang dibangun.

 

Rabu pagi (10/4) bertempat di ruang sidang dekanat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII), Jurusan Farmasi menerima kunjungan dari perwakilan delegasi Farmasi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Kunjungan ini dalam rangka menjalin hubungan baik dan penandatanganan kerjasama (MoA) antara kedua belah pihak. Banyak hal yang dibahas sebelum akhirnya saling menandatangani kesepakatan kerjasama.

Dekan Fakultas MIPA UII, Prof. Riyanto yang ikut hadir dan menyambut kunjungan menyampaikan terkait kerjasama yang akan dilakukan. “Saya kira banyak hal yang dapat dilakukan dalam kerjasama ini dan semua untuk kemajuan bersama” ungkap beliau di sela sambutannya. Kerjasama di bidang farmasi ini kemungkinan akan lebih banyak mengarah ke penelitian bahan alam. Hal itu disampaikan oleh salah satu dosen Farmasi UII yang turut hadir pada acara tersebut.

Kompetensi Alumni Farmasi UII

Perwakilan delegasi Unuversitas Mulawarman berjumlah tiga orang yang terdiri dari Dr. Rija’i Laode selaku Dekan Farmasi UNMUL, Dr. Fajar Prasetya, Apt., selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker UNMUL, dan Dosen Farmasi UNMUL, Dr. Hadi Kuncoro, Apt. Dua terakhir merupakan alumni Farmasi FMIPA UII. Dekan Farmasi UMUL menyampaikan ketertarikannya menjalin kerjasama dengan Farmasi UII karena melihat kinerja alumninya yang saat ini berkiprah dilingkungan UNMUL. “Kalo boleh saya katakan, Farmasi UII tidak perlu membahas hasil alumni yang terlalu jauh dengan cukup dua orang disamping saya sudah membuktikan kepada kami.” Ucap beliau sambil menunjuk ke arah dua anggotanya.

20190410-mou-unmul-farmasi-uii-foto-bersama

Selain melakukan penandatanganan MoA, delegasi Farmasi UNMUL juga diajak berkunjung ke beberapa fasilitas Farmasi FMIPA UII khususnya Laboratorium.

 

 

Sabtu (30/3) Program Studi Profesi Apoteker Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Guest Lecture. Dengan menghadirkan pemateri dari Malaysia, Assoc. Prof. Asrul Akmal Shafie, Ph.D. Materi yang diusung pada acara Guest Lecture kali ini adalah tentang Health Tecnology Assessment. Diikuti sekitar 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa Profesi Apoteker angkatan 34, para Tutor dan Asisten Praktikum.

Healt Technology Assessment (HTA) merupakan proses yang melibatkan beberapa aktivitas yang terlibat dalam siklus hidup dari teknologi kesehatan. Materi HTA diberikan pada guest lecture yang bertempat di auditorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini guna membekali peserta dalam mengarungi dunia profesi di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Guest Lecture ini masuk dalam kegiatan perkuliahan Blok Manajemen Farmasi Profesi Apoteker Angkatan 34. Selaku Koordinator, Fithria Dyah Ayu Suryanegara, M.Sc., Apt. menyampaikan betapa pentingnya materi ini disampaikan pada acara kali ini. Beliau menyampaikan pada era JKN ini diperlukan kendali mutu dan kendali biaya dalam intervensi kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi pembekakan biaya namun pasien tetap memperoleh penanganan kesehatan yang tepat. HTA diperlukan untuk mengidentifikasi, membuat prioritas untuk melakukan penilaian yang meliputi evaluasi efek dan impact.

Acara berlangsung sejak pukul 9 pagi sampai pukul 12 siang. Dibuka dan disambut lansung oleh Ketua Jurusan Farmasi didampingi Ketua Program Studi Profesi Apoteker. Selaku Ketua Jurusan, Dr. Yandi Syukri, M.Si., Apt. menyampaikan betapa pentingnya peran seorang apoteker di sekarang ini hingga ke depan. Sehingga ilmu yang berkenaan dengan permasalahan yang ada di publik harus selalu di tingkatkan. Termasuk perlunya ilmu pembanding yang dipelajari dari negara lain. Dalam hal ini beliau menambahkan, dengan alasan tersebut guest lecture di Jurusan Farmasi akan terus diadakan baik untuk tingkat sajana maupun profesi apoteker.

 

Program Studi Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) telah melaksanakan Workshop pharma-preneur sekaligus Kuliah Pakar pada hari Sabtu (02/03). Sekitar pukul 08.30 WIB acara dimulai bertempat di Gedung Kuliah Umum UII. Kuliah yang mengambil tema tentang kewirausahaan ini mengundang  pelaku wirausaha yang merupakan alumni Farmasi UII yaitu Tieto Ramadhona, S.Si., Apt. Beliau merupakan Business Development Dir Dhatuprabu Indonesia. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa farmasi angkatan 2016.

Jiwa Pharma-Preneur Calon Farmasis Muda

Kegiatan dimulai dengan pembacaan Al-Qur’an, dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Program Studi Farmasi, Saepudin, M.Si., PhD, Apt. lalu dilanjutkan dengan pembasahan materi yang dibawakan oleh Tieto. Tieto dalam pemaparan materinya, banyak memberikan gambaran kepada mahasiswa farmasi tentang bagaimana langkah-langkah menjadi seorang pharma-preneur yang baik. Mulai dari bagaimana cara memikirkan dan membuat produk dengan konsep yang unik. Perlunya keahlian marketing yang baik untuk meyakinkan konsumen, hingga menjelaskan pentingnya menejemen bagi seorang pharma-preneur.

Diharapkan dengan kegiatan ini mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu-ilmu kewiraushaan yang bersumber langsung dari pakarnya. Serta mengetahui bagaimana menjadi seorang pengusaha yang kompeten dan sesuai syariah islam. Baik dalam kewirausahaan bidang distribusi produk farmasi, pembuatan obat herbal, maupun pembuatan kosmetik.