20190122-smk-martapura-farmasi-uii-2

Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menerima kunjungan studi dari pihak eksternal. Kunjungan ini adalah yang kedua kalinya dalam minggu ini, setelah sebelumnya menerima kunjungan studi dari Farmasi Universitas Halu Oleo Kendari. Kali ini Selasa, 22 Januari 2019 giliran SMK 1 Martapura berkunjung ke Farmasi UII guna ingin mendapatkan masukan ilmu pengetahuan. Sepertinya Farmasi UII memiliki daya tarik tersendiri bagi institusi pendidikan eksternal di wilayah luar pulau jawa.

Minta Bekal Ke Farmasi UII

Sekitar 50 peserta rombongan yang terdiri dari siswa, guru, dan pimpinan sekolah dari SMK 1 Martapura menyambangi kampus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII. Mereka bermaksud melakukan kunjungan ke Jurusan Farmasi. Hal tersebut sebelumnya telah mereka sampaikan melalui surat tertulis yang disampaikan kepada Ketua Jurusan Farmasi UII. Bertempat di ruang auditorium lantai 4 gedung Fakultas MIPA UII, rombongan disambut langsung oleh Ketua Jurusan Farmasi UII didampingi para staf Jurusan dan perwakilan mahasiswa. Dipandu oleh mahasiswa, acara yang berlasung pukul 13.30 itu diawali dengan pembacaan tilawah sebagai identitas dari UII.

Kemudian dilanjutkan penyampaian ucapan dari wakil kepala sekolah SMK 1 Martapura mewakili rombongan. Dalam ucapannya, beliau menyampaikan pujian kepada Universitas Islam Indonesia. “Sejak dari pintu masuk sampai ke gedung ini kami melihat infrastruktur yang megah dan suasana yang nyaman serta kondusif.” Tutur beliau dalam penyampaiannya. Selain itu, beliau juga menyampaikan makasud dari kunjungan mereka ke Farmasi UII. Beliau mengatakan bahwa saat ini SMK 1 Martapura dalam tahap berkembang dan ingin lebih maju. Sehingga diharapkan dari kunjungan studi ini, mereka mendapatkan bekal ilmu yang dapat digunakan untuk memajukan SMK 1 Martapura.

Mengenalkan Farmasi UII

Penyampaian ucapan dari perwakilan rombongan disambut oleh Ketua Jurusan Farmasi UII. dalam sambutannya, Dr. Yandi Syukri, M.Si., Apt. menyampaikan rasa senangnya dapat menerima kunjungan. Kemudian beliau memperkenalkan UII khusus dalam hal ini Jurusan Farmasi sejak mulai berdiri sampai hari ini. Selain itu juga, beliau menyampaikan terkait Peneriman Mahasiswa Baru secara terbuka serta memberika tips memilih tempat kuliah bagi para siswa SMK 1 Martapura. Dan sebagai bekal ilmu yng diberikan, pada acara yang berlansung sekitar 1 jam ini dihadirkan pula Hady Ahsory, M.Sc., Apt. salah seorang dosen Farmasi UII yang ahli di bidang obat herbal. Dosen yang biasa disapa Anshory ini menyampaikan materi utama singkat terkait herbal. Dari tanaman herbal beserta kasiatnya sampai proses produksi dan pemasaranny setelah menjadi produk obat herbal. Pada sesi ini antusiasme peserta terlihat dari interaksi dan pertnyaan yang diajukan.

20190122-smk-martapura-farmasi-uii

Setelah selesai acara di ruang auditorium ini rombongan diajak keliling mengunjungi laboratorium farmasi. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dan dipandu oleh mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Farmasi UII.

Jumat pagi (18/1) Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari melakukan kunjungan ke Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII). Kunjungan ini dilakukan UHO dalam rangka studi banding di bidang akademik dan fasilitas belajar. Tidak Kurang dari 65 orang dalam satu rombongan dari Farmasi UHO, semua mahasiswa UHO mengenakan jas almamater kebanggaan mereka berwarna oranye.

Bertempat di Auditorium Lantai 4 Gedung Fakultas MIPA UII, rombongan tamu disambut langsung oleh Ketua Jurusan Farmasi UII, Dr. Yandi Syukri, M.Si., Apt. didampingi Sekretaris Jurusan Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt. Sebagai ciri khas keislaman UII, acara diawali dengan pembacaan ayat ayat Al Quran yang dibawakan oleh mahasiswa Farmasi UII. Dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Jurusan Farmasi UII. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan penghormatan atas kunjungan yang dilakukan. selain itu beliau juga menyampaikan sedikit tentang UII dan sejarahnya.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh perwakilan rombongan Farmasi UHO, Dr. rer. nat. Adryan Fristiohady Lubis, M.Sc., Apt. Beliau menyampaikan bahwa sebelumnya terdapat beberapa pilihan universitas di Jawa untu melakukan studi banding. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya dipilihlah Farmasi UII sebagai tempat studi banding. Hal itu dirasa bahwa Farmasi UII adalah pilihan yang tepat untuk belajar. Dilihat dari sistem pembelajaran, penelitian, hingga fasilitas belajar yang memadai menjadi nilai lebih dalam mempertimbangkan Farmasi UII.

Selanjutnya dipaparkan sedikit penelitian salah satu Dosen di Farmasi UII tentang nanoteknologi. Para peserta dengan antusias memperhatikan pemaparan tersebut. Setelah saling bertukar cindera mata, rombongan diajak untuk berkeliling laboratorium Farmasi UII dipandu oleh mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Farmasi (HIMFA) UII.

Dalam dunia pendidikan tinggi, setiap perguruan tinggi dituntut untuk melakukan pengabdian masyarakat. Begitu juga dengan Universitas Islam Indonesia (UII). Namun tidak seperti perguruan tinggi lainnya yang menganut prinsip Tri Dharma Perguruan Tinggi, UII memiliki tugas tambahan. Tugas tersebut adalah dakwah islamiyah, mengingat UII merupakan universitas yang berbasiskan islam. Hal itulah yang menjadi ciri dan membedakan UII dengan perguruan tinggi lainnya. Prinsip empat pilar ini kemudian disebut dengan Catur Dharma. Dengan prinsip Catur Dharma, diharapkan setiap Fakultas dan Program Studi di lingkungan UII dapat menyelenggarakan kegiatan pendidikan sesuai visi universitas yang rahmatan lil ’alamin. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan pengabdian masyarakat sekaligus dakwah islamiyah sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing.

Pengabdian Masyarakat dan Dakwah Islamiyah

Program Studi Profesi Apoteker yang berada di bawah naungan Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia, ikut mengemban amanah Catur Dharma. Ahad, 16 Desember 2018 melakukan kegiatan dengan tema pengabdian masyarakat dan dakwah islamiyah. Berlokasi dusun Baransari, desa Sardonoharjo Ngaglik, Kabupaten Sleman, acara tersebut dihadiri oleh warga masyarakat setempat. Farmasi yang saat ini masuk dalam lingkup bidang ilmu kesehatan, maka acara yang dimulai sejak pukul tujuh pagi ini pun mengedepankan kegiatan pelayanan kesehatan. Mulai dari konsultasi kesehatan sampai dengan pengecekan kadardarah.

Kegiatan yang terpusat di mushola ini diawali dengan tausiah kajian keislaman. Di sampaikan oleh Ustadz Saepudin, M.Si., Ph.D., Apt., tausiah mengangkat pembahasan tentang hubungan antara kesehatan dan ketakwaan. Setelah tausiah selesai, panitia mengarahkan warga yang hadir untuk mengikuti sesi pelayanan kesehatan. Antusiasme pun terlihat dari banyaknya jumlah warga yang datang, meskipun diselimuti cuaca mendung. Mulai dari Ketua Jurusan, Dosen, Staf, hingga mahasiswa ikut terlibat sebagai relawan dalam acara sosial tersebut. Kegiatan semacam ini selalu dilakukan setiap tahunnya dengan tempat dan konsep yang berbeda.

Pada kesempatan kali ini mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat setempat. Salah satu perwakilan tokoh setempat menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Farmasi UII dan seluruh relawan yang telah bersedia mengadakan kegiatan sosial tersebut. Serta beliau menambahkan bahwa kegiatan ini dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di bidang industri farmasi, Profesi Apoteker UII mengadakan kegiatan evaluasi. Dengan menggunakan model lokakarya, acara yang bertempat di The Rich Hotel Jogjakarta ini dilaksakan sehari penuh. Kegiatan ini mengangkat tema “Lokakarya Evaluasi dan Sosialisasi PKPA Industri Kurikulum 2019”. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan masukan dan evaluasi PKPA Industri mahasiswa Profesi Apoteker. Serta untuk mengetahui kompetensi yang perlu dimiliki oleh calon apoteker yang bekerja di Industri Farmasi.

Lokakarya yang berlangsung tanggal 8 Desember ini melibatkan para Dosen Jurusan Farmasi yang terlibat langsung di pendampingan PKPA Industri. Pada kesempatan ini juga menghadirkan Drs. Ganggas Cahyono, Apt. MBA., dari Darya Varia. Beliau menyampaikan banyak hal tentang dunia kerja di industri farmasi. Seperti yangtelah diketahui bahwa Darya Varia merupakan sebuah perusahaan besar di dunia industri farmasi Indonesia. Telah lama berdiri di Indonesia dan beroperasi sejak tahu 1976, dirasa cukup berpengalaman untuk diambil ilmunya oleh PSPAUII.

Evaluasi Praktek Kerja Apoteker

Pada PKPA bidang industri, mahasiswa ditempatkan di berbagai perusahaan industry farmasi yang telah terikat kerjasama dengan Profesi Apoteker UII. PSPA UII telah melakukan kerjasama dengan banyak perusahaan farmasi, seperti PT. Kimia Farma, SanbeFarma, dan Air Mancur. Bukan hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri. IKOP SDNBHD merupakan salah satu perusahaan farmasi dari negeri jiran, Malaysia.Oleh karenanya pada acara hari Sabtu itu, Profesi Apoteker UII mengundang perwakilan dari perusahaan farmasi tersebut. Dimaksudkan agar dapat mendengar kendala dan masukan terkait masalah yang selama ini terjadi saat mahasiswa calon apoteker melakukan praktek kerja. Dengan adanya masukkan dari perusaan tempat praktek kerja, diharapkan evaluasi kurikulum pembelajaran dapat lebih maksimal.

Hal senada juga disampaikan Dr.Yandi Syukri, M.Si., Apt., selaku Ketua Jurusan Farmasi UII saat presentasi. Beliau menyampaikan terkait bagaimana penulisan Silabus Pembelajaran Praktek Kerja Profesi Apoteker di bidang industri. Dalam presentasinya beliau menegaskan bahwa agar dapat menghasilkan sistem kurikulum pembelajaran yang baik, sangat perlu adanya kerterlibatan pihak pihak terkait. Dalam hal ini adalah tempat praktek kerja para mahasiswa calon apoteker.

Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai institusi pendidikan tinggi di tanah air begitu lekat dengan istilah intelektualisme. Cendekiawan UII diharapkan dapat menjadi sosok yang berintelek dan berperan dalam kemajuan bangsa. Hal ini mendasari diadakannya kuliah umum bertema Intelektualisme untuk Kemajuan Bangsa bagi mahasiswa program profesi, magister, dan doktor di UII. Melalui forum ini diharapkan sivitas akademika UII dapat memahami lebih dalam tentang makna intelektualisme sehingga mampu berperan dalam kemajuan bangsa.

Kuliah umum berlangsung di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. M. Sardjito, MD, MPH UII, Sabtu (1/12), dengan narasumber Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Hukum UII dan juga direktur pertama Pasca Sarjana UII (1996-2000).

UII dan Intelektualisme

UII mempunyai tujuan yang sama seperti bangsa Indonesia yakni mencetak intelektual atau cendekiawan bukan hanya sarjana. Karena sarjana dianggap sebagai potret penguasaan dalam bidang tertentu dan dengan skill dalam bidang dan tingkat tertentu. Sementara intelektual menggabungkan antara intelegensia kesarjanaan dan kemuliaan watak.

Prof. Mahfud MD mengistilahkannya seperti para koruptor di Lapas Suka Miskin. “Mereka orang berintelek, banyak lulusan S2 bahkan S3 tapi mereka tidak punya kemuliaan watak, makanya bisa korupsi,” tuturnya.

Prof. Mahfud MD mengartikan intelektualisme sebagai sikap ketaatan dan kesetiaan daya berpikir dan pencarian kebenaran ilmiah disertai sikap untuk berpihak kepada kebaikan umum. Cendekiawan mempunyai basis data ketika berbicara dan tidak bekerja dengan hoax. Selain itu juga harus jujur dalam melakukan segala sesuatu termasuk dalam bidang akademik dengan tidak plagiasi.

“Plagiasi ini merupakan bibit koruptor, bagaimana tidak, dia saja berani membohongi dirinya sendiri apalagi ketika mendapatkan amanat atau jabatan, ketika ada kesempatan dia bisa membohongi rakyat dan negara dengan korupsi,” ujarnya.

Intelektualisme dan tujuan kita bernegara

Salah satu kutipan pada pembukaan UUD alinea 4 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, merupakan bukti kaitannya intelektualisme dengan tujuan kita bernegara. Negara dimerdekakan dan mendirikan pemerintahan agar dapat mencerdaskan rakyatnya dan kehidupan bangsanya. Dalam pasal 31 UUD 1945 ditekankan bahwa pendidikan diselanggarakan untuk memajukan IPTEK dan IMTAQ serta akhlaq.

“Inilah fungsinya pendidikan tidak hanya pengajaran, adanya penyelarasan antara IPTEK dan IMTAQ,” ujar Prof. Mahfud MD.

Lebih lanjut dipaparkan Prof. Mahfud MD, ilmuan Islam dalam tradisi menekankan ilmu sebagai penguat iman. Orang yang taat, amanat dan beriman adalah yang berilmu dan semakin memperdalam ilmunya. Rasulullah SAW mengutus istrinya untuk belajar membaca dan menulis. Karena memang saat itu orang Arab masih dalam suasana jahiliyah.

Setelah Rasulullah SAW wafat maka muncullah Alfarahidi dengan membuat kamus pertama di dunia yakni Qamus Al Ain. Pada saat itu Islam menguasai peradaban dengan sebutan peradaban Islam. Pada saat itu Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengembangkan ilmu dengan menyerap ilmu dari barat seperti Yunani. Ilmu semakin berkembang di Arab dan justru meredup di barat.

Disampaikan Prof Mahfud MD Islam menekankan pada watak intelektualisme dan kecendekiawanan dengan tiga pilar pengembangan IPTEK yakni integrasi agama dan ilmu kemudian berwawasan rasional tetapi menolak rasionalisme serta memihak pada nilai-nilai kemaslahatan bagi umat manusia.

Namun muncul tantangan baru untuk intelektualisme ini yakni digitalisasi yang serba instan khususnya di era Millenial, Z dan Alpha.

“Oleh karena itu kita harus tetap merawat intelektualisme untuk merawat kemajuan bangsa dan keselamatan ilmu,” pungkasnya. (Humas UII)

Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia sangat serius melakukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mewujudkan UII sebagai universitas kelas dunia (World Class University) yang bercirikan keunggulan dalam bidang pengajaran dan program pendidikan. Guna menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, dibutuhkan juga peningkatan kualitas bagi para pengajarnya. Semua itu karena pengajar merupakan elemen penting dari terciptanya sebuah sistem pembelajaran yang berkualitas.
Workshop pelatihan bagi para Dosen Farmasi UII merupakan salah satu dalam rangka upaya tersebut.

UKAI sebagai acuan

UKAI (Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia) merupakan ujian standardisasi yang menyatakan seorang Apoteker memenuhi standar kompetensi tingkat nasional. Oleh karna itu Farmasi UII merasa perlu menjadikan UKAI sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas pemebelajaran. Termasuk dalam hal standar pembuatan soal ujian, baik di tingkat S1 Farmasi maupun Profesi Apoteker. Hal tersebut dimaksudkan agar mahasiswa terbiasa dengan pola dan materi pembelajaran yang sesuai dengan UKAI sejak dari mahasiswa baru S1 Farmasi. Maka dari itu Jurusan Farmasi UII mengadakan Workshop Teknik Penulisan Soal UKAI CBT. Bertempat di Arthotel Jogjakarta, acara tersebut diselenggarakan 16-17 November 2018. Workshop tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengajar dalam membuat soal sesuai standar UKAI.

Dalam workshop yang bertajuk refreshing ini dihadiri oleh seluruh Dosen Jurusan Farmasi UII. Tiga pembicara dihadirkan pada kegiatan yang berjalan selama dua hari ini. Satu diantaranya adalah Dr. Lanny Hartanti, S.Si., M.Si. sebagai pemateri utama yang sengaja dihadirkan dari Universitas Widya Mandala, Surabaya. Dua lainnya, Dr. Farida Hayati, M.Si., Apt. dan Dr. Vitarani Dwi Ananda Ningrum, M.Si., Apt. merupakan Dosen senior Jurusan Farmasi UII. Sebagai pembicara pertama, Dr. Farida Hayati menyampaikan tentang evaluasi pengumpulan soal UKAI PSPA UII dan Buku UKAI UII. Terkait Buku UKAI UII, beliau menyampaikan gagasan perlunya launching sebuah buku yang berisi pedoman dan pembahasan UKAI. Serta dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa dalam mempersiapkan Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia yang sesungguhnya.

Masih pada hari yang sama (16/11) sesi kedua di isi oleh Dr. Vitarani yang juga selaku salah satu anggota Panitia Pusat UKAI tingkat nasional. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan sosialisasi Blue Print UKAI dan breakdownnya pada kurikulum Farmasi UII. Diharapkan dengan hal tersebut dapat dihasilkan sebuah mekanisme yang tepat pada kurikulum Farmasi UII yang mengacu pada UKAI.

Pembuatan Soal UKAI

Pada hari kedua (17/11) sebagai pembicara utama, Dr. Lanny Hartanti, M.Si. menyampaikan beberapa topic. Pertama adalah strategi pembuatan soal UKAI CBT, dalam hal ini khususnya bidang Pharmaceutical Science. Kemudian topic kedua adalah semua hal berkaitan dengan soal bidang pembuatan obat. UKAI CBT yang notabene soal dengan tipe pilihan ganda, maka membutuhkan teknik tersendiri dalam membuat soal yang baik dan sesuai dengan standar kompetensi nasional. Setelah menyampaikan materinya, Dr. Lanny memberikan kesempatan kepada seluruh peserta untuk melakukan tanya jawab. Beberapa pertanyaan disapaikan para peserta yang kemudian menjadi bahan berdiskusi. Workshop ditutup dengan acara foto bersama.

workshop-penulisan-soal-ukai

workshop-nanoteknologi-farmasi-uii

Sejak berdiri tahun 1998, farmasi UII mengalami perkembangan yang pesat dengan jumlah lulusan lebih dari 2500. Dalam rangka Lustrum IV Farmasi UII menyelenggarakan serangkaian agenda, salah satunya adalah workshop.  Kegiatan pre-conference ini meliputi workshop Pendidikan Farmasi (Pharmacy education),  Instrumentasi tingkat lanjut (Advanced Instrumentation), Autentifikasi Halal (Authentication Halal with Real_time PCR), Uji toksisitas dengan zebra fish (Toxicology with Zebra Fish), Nanoteknologi farmasi (Nanomedicine and Pharmaceutical Nanotechnology), Lean Management in Hospital Based on SNARS. Lebih dari 100 peserta antusias mengikuti kelima workshop tersebut. Kegiatan yang diselenggarakan tanggal 3-4 Oktober 2018 diisi oleh trainer dari luar negeri dan dosen-dosen internal UII.

Workshop unggulan kali ini adalah pharmaceutical education. Dengan menghadirkan trainer dari University of Colorado Denver, USA, Professor Christopher J. Turner mejadi daya tarik tersendiri bagi peserta. Acara ini dihadiri oleh tidak kurang dari 30  perwakilan peguruan tinggi farmasi di Indonesia. Kali ini topik yang angkat adalah tentang pembelajaran berbasis pengalaman meliputi perancangan desain pembelajaran, metode pembelajaran, dan metode evaluasi atau asesmen. Pharmaceutical education sangat penting bagi perguruan tinggi farmasi dalam merancang sistem pembelajaran. Baik pembelajaran di laboratorium maupun pada saat praktek kerja profesi apoteker.

Nanoteknologi Farmasi

Bidang riset unggulan farmasi UII yang lain saat ini adalah nanoteknologi.  Nanoteknologi farmasi merupakan bidang ilmu yang sangat berkembang diantara berbagai bidang lainnya. Jurusan Farmasi UII melalui Nanopharmacy Research Center-nya juga turut mengembangkan penelitian dan melengkapi diri dengan berbagai instrumen seperti Horriba SZ100, sebuah alat analisis nanopartikel. Penelitian dan publikasi bidang nano-farmasi seperti SNEDDS, baik dari bahan alam maupun sintetis, juga terus dilakukan. Nano-farmasi yang diintegrasikan dengan bidang ilmu farmasi lainnya seperti farmakologi, farmakoterapi, ilmu material, mikrobiologi, bioteknologi, dan juga pendekatan metabolomik genomik diharapkan dapat menghasilkan pengembangan obat yang memiliki keamanan serta efektivitas yang sesuai. Dengan demikian, berbagai penyakit sindrom metabolik, infeksi, dan masalah kardiovaskular yang selama beberapa dekade terakhir membayangi harapan hidup manusia dapat diselesaikan.

Akhirnya, rangkaian kegiatan ini  diharapkan dapat meningkatkan khasanah keilmuan kefarmasian nasional yang membawa pengaruh nyata bagi masyarakat yang lebih luas. (pharmacy.uii.ac.id ; icprp.uii.ac.id) (SH-AP-red)

seminar-internasional-farmasi-uii

Hotel Alana Yogyakarta menjadi tempat Farmasi UII selenggarakan International Conference On Pharmacy Research And Practice (ICPRP) tanggal 5-6 Oktober 2018. Dengan mengambil tema “Accelerating pharmacy education and research, responding global development on pharmaceutical regulation and practice”. Tema pendidikan farmasi diambil pada seminar internasional farmasi ini karena disadari bahwa pentingnya peningkatan kualitas pembelajaran untuk mendukung tercapainya lulusan farmasi yang kompeten.

Seminar internasional ini terselenggara sebagai bentuk implementasi kerja sama dengan perguruan tinggi farmasi di luar negeri. Yaitu University of Wolverhampton dan International Islamic Univeristy Malaysia. Pasangan Patrick A Ball dan Hana Morissey merupakan professor dari University Wolverhampton. Sudah tiga tahun terakhir ini rutin mereka mengisi kuliah bagi mahasiswa Farmasi S-1 dan Profesi Apoteker UII. Selain itu, dengan seminar ini juga membuka peluang kerja sama dengan universitas luar negeri lainnya. Antara lain university of Sidney, Toulouse university, dan university of Colorado.

Keynote Speaker ICPRP

Kegiatan seminar internasional ini dibuka oleh Rektor Universitas Islam Indonesia, Fathul Wahid, Ph.D., sekaligus sebagai keynote speaker. Fathul Wahid menjelaskan pentingnya digitalisasi perguruan tinggi. Bagaimanapun, mahasiswa adalah generasi milenial yang tidak bisa lepas dari alat-alat digital. UII sudah menginvestasikan dana yang besar untuk pengembangan digitalisasi ini. Hasil yang signifikan berupa jaringan eduroam, kualitas kecepatan internet yang lebih baik, dan proses e-learning. Keynote speaker lainnya adalah Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia, Prof. Daryono. Professor Daryono sangat mengapresiasi kegiatan seminar ini. Dirasa dapat menyadarkan perguruan tinggi farmasi akan pentingnya perbaikan kualitas pembelajran.

Antusiasme Peserta

Sedikitnya ada 18 pembicara dari dalam maupun luar negeri pada seminar ini. Adapun peserta yang mendaftar berasal dari kalangan praktisi maupun akademisi. Tak hanya dari Indonesia tapi juga luar negeri seperti Mesir dan Malaysia. Hal itu menunjukan antusiasme peserta terhadap seminar internasional ini. Turut mengundang dua pembicara plenary dari luar negeri. Professor Christopher J. Turner (Universitas Colorado, Amerika Serikat)  dan Prof Timothy Chen (Universitas Sidney) yang berbicara secara spesifik pada experiential learning dan team based learning. Pembicara yang lain berasal dari Inggris, Malaysia, Jerman, Jepang, Prancis, dan Indonesia pada sesi simposium mewakili pakar-pakar di bidang farmasi praktis, farmasi pendidikan, nanofarmasi, antiinfeksi, dan individualisasi terapi.

Saat penutupan, ditetapkan poster terbaik yaitu Embun Suci Nasution dari Universitas Sumatera Utara dan presenter terbaik adalah Aditya dari International Islamic University of Malaysia. Selain hadiah, puluhan doorprize juga disediakan panitia. Wajah ceria terlihat dari senyum para peserta.

Kedepan seminar internasional akan menjadi agenda rutin UII-IIUM dengan tema yang beragam.(SH-red)

Tak henti-hentinya Farmasi UII dalam meningkatkan kualitas para dosennya. Hari sabtu dan minggu lalu, tanggal 8 hingga 9 september 2018. Farmasi UII menyelenggarakan lokakarya bertajuk WORKSHOP OSCE (Objective Structure Clinical Examination). Acara ini dihadiri lengkap oleh seluruh dosen- dosen jurusan farmasi sebanyak 30 orang. Para dosen begitu antusias mengikuti lokakarya yang diselenggarakan di Hotel Sahid Ritz ini. Acara yang berlangsung dari jam 8 hingga jam 3 sore ini, tak menyurutkan semangat guna membangun kompetensi mereka sendiri demi meningkatan kualitas lulusan mahasiswa Farmasi UII .

Menghadirkan pembicara kondang dari UKAI OSCE (ujian kompetensi apoteker indonesia), Ibu Dr Lucy Sasongko, Apt. Beliau tak hanya seorang akademisi yang pernah menjabat sebagai ketua kurikulum ITB. Tetapi juga seorang konsultan perusahaan farmasi BIO Equivalensi & Resech N Development. Pengalaman dan pengetahuan beliau di serap habis oleh peserta yang hadir dengan banyaknya pertanyaan bertubi-tubi dari para peserta.

Workshop ini merupakan bentuk upaya peningkatan internal pada kurikulum di jurusan farmasi bagaimana para dosen merencanakan desain praktikum, secara keseluruhan. Dengan melakukan Assessment, Compounding, Pengadaan, Penyimpanan, dan Pemusnahan, dan juga Monitoring dan Evaluasi proses pengobatan sehingga bisa menjadi konsep yang matang.

Acara ini merupakan hasil dari bentuk realisasi rapat atau diskusi pimpinan jurusan farmasi dalam menanggapi perubahan yang terjadi diluar seperti Kebijakan Nasional, KKNI, UKAI, dsb. Ke depan diharapkan akan juga dihadirkan parktisi industri farmasi, RS, Puskesmas, dll. Sehingga nantinya diharapkan jauh memiliki output yang jelas dan memiliki peningkatan kualitas yang bisa diukur.

Tri Senja Aprilia, Beta Barasila, beserta beberapa mahasiswa lainnya dan satu orang dosen Prodi Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) tengah mempersiapkan diri untuk presentasi pada3rd Green & Sustainable Chemistry Conference  yang akan dilaksanakan di Jerman pada Mei 2018. Delapan paper penelitian berhasil lolos dalam konferensi tersebut. Mahasiswa Prodi Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) tersebut mengusung judul naskah penelitian skripsi mereka yang meneliti partikel nano dari emas yang diformulasikan dengan tanaman asli Indonesia sebagai pengobatan penyakit kanker. Tri senja misalnya, yang memformulasikan partikel nano dari emas dengan ekstrak tanaman ubi kayu.

Berikut judul-judul penelitian tersebut:

  1. Yosse Kurnia Priandanu, Ika Putri Syawalani, Tesha Paramitha, Green synthesis of Gold Nanoparticle queous Extract of Ant Nest (MymecodiaArmta DC) with An Eco-Friendly Method.
  2. Apreza Triana, Ines Widyarani, Preparation and Characterization of Gold Nanoparticles Leaf Extract of Matoa (PometiaPinanta) with an Evironmentally Friendly Biosyntetic Process”.
  3. Satria Dwi Setiawan, Cempaka Chintya Ramadhani, AgusthaVeronika,
  4. Tri SenjaAprilia, “Comparison Preparation Method of Gold Nenoparticles Cassava Between Using Biosynthesis High Energy and Biosynthesis”.
  5. Beta Barasila Nirma Handalis, Preparation and Characterization of Gold Nanoparticles Cassava Leaf (ManihotEscullenta) with Hight Energy Beiosynthesis Process
  6. Setya Dewi Wulandari, comparation between Biosynthesys Process of Gold Nanoparticles Rutin Trihydrate Between PVa 2,5% snd PVA 5%.
  7. Muhammad Farid Aditya, Preparation and Characterization of Gold Nanoparticles Bawang Tiwai Bulb (ElutherinePalmifolia L.) with an Evironmentally Friendly Biosyntetic Process”.

Publikasi pada konferensi internasional tersebut sebagai isyarat mengikuti Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) 2018. Sebagai mana dikatakan Beta, “Untuk mengikuti Pimnas diperlukan hak paten dan publikasi internasional”. Setelah syarat itu terpenuhi, proposal penelitian mereka akan diseleksi ditingkat universitas lalu akhirnya pada tingkat internasional.

PIMNAS

Sebelumnya mereka juga sudah pernah lolos Pimnas, walaupun belum juara. Penelitian mereka yang menghasilkan serum anti penuaan dini dari tauge yang juga menggunakan teknologi partikel nano. Penelitian tersebut sudah dipresentasikan pada konferensi tingkat Asean di Malaysia tahun lalu. Tri Senja bercerita, banyak pengunjung yang tidak menyangka bahwa tauge dapat dijadikan bahan serum anti-aging. “Padahal tauge mengandung Vitamin E yang sudah banyak dikenal sangat bermanfaat bagi kulit”, tambahnya.

Mereka mengakui bahwa penelitian dapat berjalan lancar karena fasilitas di laboratorium Farmasi UII  yang memadai. “Alat dan bahan disediakan, teknologi laboratorium pun sudah mencukupi”, terang Tri Senja. Seperti laboratorium nano partikel yang memungkinkan mahasiswa menghasilkan produk yang lebih efektif khasiatnya dari pada partikel mikro.

Namun, mereka masih melihat adanya kekurangan dalam sosialisasi tentang publikasi ilmiah. Sebelum 2017, lama sekali Prodi Farmasi UII tidak lolos Pimnas, terakhir pada 2004. Oleh karena itu, Beta dan tim menginisiasi suatu klub yang dinamakan Pharmacy Research Club (PRC). PRC adalah tempat mahasiswa berbagi informasi segala sesuatu tentang penelitian ilmiah terutama bagi mahasiswa tingkat awal yang berminat mengikuti Pimnas. ‘Tahun ini banyak sekali (mahasiswa) yang mengajukan proposal penelitiannya ke Pimnas, dan banyak yang lolos”, terang Tri Senja.