Sertifikat Gold Medal EUROINVENT 2021 Hafizh dan Andriyanto 

 

Jurusan Farmasi (Info Kampus) – Dua orang mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia (PSPA UII) belum lama ini berhasil meraih juara di ajang kompetisi ilmiah internasional. Muhammad Hafizh Abiyyu Fathin Fawazi dan Andriyanto, mahasiswa aktif PSPA UII angkatan ke-38 baru saja mengukir prestasi dengan berhasil meraih medali emas di ajang European Exhbition of Creativity and Innovation (EUROINVENT) 2021 pada 9 Syawal 1442 H/22 Mei 2021. Ajang ini berlangsung di Palace of Culture Iasi yang berlokasi di Iasi, Romania.

EUROINVENT 2021 adalah sebuah ajang promosi dan kompetisi produk-produk inovatif, layanan dan teknologi, serta berbagai inovasi yang telah memasuki pasar dan sudah dikomersialisasikan. Selama bertahun-bertahun EUROINVENT telah menjadi wadah untuk para peneliti, inventors, kalangan bisnis, unit-unit penelitian dan keilmiahan, serta universitas dan sekolah dalam bertukar ilmu dan pengalaman. EUROINVENT 2021 kali ini diikuti oleh 32 negara, diantaranya meliputi Australia, Bulgaria, Kamboja, Canada, China, dan Indonesia.

Hafizh dan Andriyanto mengajukan penelitian yang merupakan projek skripsinya. Projek ini dibimbing oleh apt. Pinus Jumaryatno, Ph.D. dan Dr. apt. Arba Pramundita Ramadani, M.Sc. Mengangkat judul AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PATINDIS (Urophyllum arboreum (Reinw. ex Blume) Korth.) TERHADAP SEL MCF-7 DENGAN METODE PRESTOBLUE ASSAY, penelitian ini dilakukan untuk menggali potensi aktivitas kanker payudara. “Kami diminta melakukan presentasi selama 10 secara virtual melalui media Zoom dan dilakukan tanya jawab.” terangnya.

Efek Pandemi

Efek pandemi covid-19 tidak dipungkiri membawa berkah tersendiri bagi beberapa kalangan. Penegakan protokol kesehatan yang menuntut banyak kegiatan dilakukan secara daring membuka kesempatan untuk berpartisi pasi hingga tingkat internasional. Hal ini senada dengan pernyataan Ketua PSPA UII, Dr. apt. Farida Hayati, M.Si. saat menanggapi prestasi dari mahasiswanya. “Hikmah kondisi pandemi membawa keuntungan sehingga memungkinkan mahasiswa PSPA mengikuti event internasional. Selama ini walaupun memiliki potensi, selalu terkendala waktu karena mereka harus menjalani praktek kerja selama masa studi yg hanya setahun.” jelasnya.

Sementara itu Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. juga memberikan apresiasi terhadap prestasi yang diraih Hafizh dan Andriyanto. Selain itu ia juga berharap agar prestasi mahasiswa khususnya di tingkat internasional harus terus didorong. “Pencapaian prestasi mahasiswa apoteker di kancah internasional sangat membanggakan dan bisa menjadi salah satu indikator yang positif untuk menunjang penilaian akreditasi. Prestasi mahasiswa di PSPA UII juga harus terus didorong dan ditingkatkan dari aspek kualitas maupun kuantitas, terlebih capaian di tingkat internasional khususnya yang terkait dengan bidang kefarmasian.” ungkapnya. (Lindung)

 

Januari lalu (2020), Program Studi Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia (PSPA UII) mengikuti Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI). UKAI merupakan uji kompetensi yang diselenggarakan secara nasional sebagai tahap akhir pendidikan Apoteker dengan tujuan untuk mengukur capaian kompetensi calon lulusannya sehingga dapat memenuhi standar kompetensi kerja. Jum’at lalu (28/2), panitia nasional UKAI membagikan hasil nilai UKAI Nasional. Menurut data statistik nasional, PSPA UII meraih nilai UKAI Nasional tertinggi dengan nilai 92,50. Nilai tersebut diraih oleh mahasiswa atas nama Kristy Tri Wardhani.

Saat ditemui pada selasa (3/3) , Kristy, panggilan akrabnya, Mahasiswa PSPA UII, mengungkapkan bahwa dirinya tidak menyangka akan mendapatkan nilai UKAI Nasional tertinggi. “Rasanya seperti mimpi” ungkapnya. Kendati demikian, ia sangat bersyukur atas capaian prestasi yang ia dapatkan itu. “Saya tidak pernah menargetkan untuk mendapatkan nilai tertinggi. Target saya ketika menghadapi UKAI yang terpenting bisa lulus dan mendapat nilai yang baik”.

Pembelajaran di PSPA UII memiliki beberapa kelebihan yang tidak didapatkan di universitas  lain, itu yang dirasakan oleh mahasiswa dengan nilai UKAI 92,50 tersebut. Ia menyatakan bahwa dirinya sangat bangga dengan almamaternya dan bersyukur bisa menimba ilmu di PSPA UII. Menurutnya, PSPA UII memiliki model pembelajaran yang istimewa. Salah satu alasannya karena model pembelajaran di PSPA UII adalah model tutorial. Model ini membagi mahasiswa menjadi beberapa kelompok tutorial dengan satu tutor pendamping tiap kelompok agar bisa belajar lebih intensif. Selain itu, UII juga memberikan bekal agama yang cukup kepada mahasiswa PSPA.

Ketika ditanya tentang setrategi belajarnya, Kristy mengaku bahwa ada beberapa hal yang ia lakukan. “Ketika ada tugas ya diselesaikan, cari sumber aslinya bukan cari sumber dari laporan orang lain”, ungkapnya. “Jika boleh saya ingin mengutip kata-kata dari pak Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt., beliau mengatakan bahwa ketika kita belajar karena kita butuh, maka kita akan senang. Energi kita tidak akan habis untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan kita akan selalu mencari tahu sampai benar-benar paham”. “Jadi, targetnya bukan lagi memenuhi apa yang menjadi harapan dosen tetapi memenuhi apa yang menjadi kebutuhan kita”, tambahnya.

Setiap mahasiswa pasti memiliki motivasi masing-masing dan tentu tidak sama dengan yang lain. Dalam perbincangan siang itu, Kristy mengungkapkan, ada beberapa hal yang menjadi motivasinya selama belajar di PSPA UII. Pertama, karena diantara saudara-saudaranya tidak ada satupun yang menekuni bidang akademisi, sehingga ia tergerak untuk menekuninya. Kedua, ia melihat bahwa ayahnya sangat senang ketika melihat prestasi dan mendengar kabar gembira dari anak-anaknya. Jadi, sebisa mungkin ketika memberi kabar pada orang tuanya ia memberikan kabar gembira. Dan terakhir, motivasinya ialah karena ia malu pada anaknya jika nilainya jelek. Demikian penjelasan ibu dari dua orang anak tersebut.

Terakhir, Kristy menyampaikan harapannya untuk Farmasi UII agar terus eksis di kancah nasional maupun internasional. Ia juga berharap, semoga bapak ibu dosen senantiasa diberikan kesehatan sehingga dapat menyampaikan ilmunya dan menebarkan kebermanfaatan yang lebih luas. Dan kepada teman-teman mahasiswa, ia berpesan agar supaya selalu berpikir positif, bertindak positif dan selalu optimis menghadapai masa depan. Semoga, dengan capaian prestasi tersebut dapat memotivasi mahasiswa agar terus berusaha untuk lebih baik di setiap harinya.

Mahasiswa Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII), Puri Paramita Wulandari berhasil meraih Best Poster Award pada ajang International Conference. Kegiatan ini digagas oleh Asian Assosiation of School of Pharmacy (AASP), pada 2-5 Juli 2019, di Suwon Korea Selatan.

Torehan tersebut melanjutkan prestasi mahasiswa Farmasi UII sebelumnya. Yoga Febriana berhasil mendapatkan Best Presenter pada ajang 4th International Conference on Pharmacy and Pharmaceutical Science (ICPPS 2019), pada akhir Maret 2019, di Jepang.

Kedua mahasiswa berprestasi ini juga merupakan peneliti pada Nanopharmacy Research Centre Jurusan Farmasi UII. Pada penyelenggaraan AASP tersebut, 16 paper dari 16 mahasiswa Farmasi UII diterima sebagai poster presenter.

Dalam penelitiannya, Puri mengembangkan nanopartikel. Nanopartikel sangat potensial sebagai bahan baku kosmetika untuk mencegah penuaan dini. Hal itu dilakukan dengan memodifikasi bahan baku tiga etil asam askorbat dengan metode cross linker untuk menjadi produk nanopartikel. Penelitian di bawah bimbingan Bambang Hernawan Nugroho, M.Sc., Apt. ini merupakan salah satu luaran untuk Program Kratifitas Mahasiswa (PKM) 2019.

Pada AASP 2019 di Suwon, selain kegiatan international conference juga dilanjutkan dengan pertemuan pimpinan pendidikan tinggi farmasi (Dean Forum) anggota AASP. Farmasi UII sebagai salah satu anggota AASP diwakili oleh Ketua Jurusan, Dr. Yandi Syukri, M.Si., Apt dan Ketua Program Studi Farmasi, Dr. Saepudin, M.Si., Apt.

Disampaikan Yandi Syukri, isu-isu yang dibahas pada forum ini adalah diseminasi perkembangan pendidikan farmasi pada masing-masing negara. Selanjutnya juga regulasi terbaru pada masing-masing negara terutama di bidang Industri Farmasi. “Tahun 2020 untuk Dean Forum AASP akan diselenggarakan di Yogyakarta,” tutur Yandi Syukri.