Peran alumni sangat diharapkan dan menentukan dalam dunia pendidikan. Bahkan salah satu tolok ukur keberhasilan suatu instansi pendidikan adalah dari lulusan atau alumni. Alumni menjadi ranting manfaat dari kampus yang menyalurkan buah kebaikan bagi umat, termasuk adik tingkatnya.

Alumni Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) selalu berperan dalam perkembangan pendidikan adik tingkatnya yang masih aktif kuliah. Salah satunya dengan memberikan Beasiswa Kakak Asuh setiap semester. Seperti yang diterima oleh mahasiswa bernama Adnan Muhammad Uno yang baru saja diterima sebagai mahasiswa baru Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) UII. Mahasiswa yang akrab dipanggil Adnan ini mendapatkan beasiswa kakak asuh senilai 18 Juta rupiah. Beasiswa tersebut digunakan untuk biaya melanjutkan studi di PSPA UII. Secara simbolis beasiswa kakak asuh periode Agustus 2019 ini diserahkan oleh Ketua Jurusan Farmasi, Dr. Yandi Syukri, M.Si., Apt. Pada saat kuliah perdana Mahasiswa Baru angkatan 35 disaksikan Dekan, Ketua PSPA, dan teman satu angkatannya.

Adnan berhak dinyatakan sebagai penerima beasiswa kakak asuh, setelah melalui seleksi. Setiap Mahasiswa diminta mengajukan berkas permohonan beasiswa. Kemudian berkas pengajuan dinilai oleh tim alumni yang dikomandoi Arde Toga Nugraha, M.Sc., Apt. yang juga merupakan dosen Farmasi UII. Dari sekian banyak yang mengajukan dipilih satu yang sesuai dengan kriteria.

Beasiswa kakak asuh merupakan beasiswa yang di gagas atas dasar kepedulian para alumni Farmasi Universitas Islam Indonesia. Hal ini bertujuan meningkatkan kesempatan para mahasiswa untuk melanjutkan perkuliahan baik di jenjang S1 maupun Program Profesi Apoteker.

Alhamdulillah dari hasil dikusi oleh para Alumni Farmasi Universitas Islam Indonesia yang bertindak sebagai pemberi kontribusi dan berdasarkan atas dokumen yang telah di kirimkan. Maka diputuskan, yang berhak menerima beasiswa pada Agustus tahun 2019.

Keputusan telah menjadi mutlak dan tidak dapat di ganggu gugat. Semoga dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya amanah dari para Alumni untuk menjadi Apoteker-Apoteker terbaik dimasa yang akan datang.

Daftar nama penerima beasiswa kakak asuh.

 

Program Studi (Prodi) Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia berusaha meningkatkan pengakuan kualitasnya. Rabu (7/8), Prodi Farmasi didampingi pimpinan Fakultas dan Universitas menerima kunjungan assesmen lapangan dari tim asesor Lembaga Akreditasi Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes). Assesmen ini sebagai tindak lanjut dari permohonan Prodi Farmasi UII kepada LAM-PTKes. Permohonan tersebut untuk memperbaharui status akreditasi Prodi Farmasi UII.

LAM-PTKes mengirimkan Tim Assesornya yang berjumlah dua orang terdiri dari Dr. Sutriyo, M.Si., Apt. dan Dr. Lucy D.N. Sasongko, MS., Apt. Sejak pukul 8 pagi hingga dua hari kedepan para assesor akan melihat dan menilai bukti-bukti data dan fasilitas. Hal tersebut disesuaikan dengan informasi yang didapatkan melalui borang yang dikirimkan oleh Prodi Farmasi UII kepada LAM-PTKes. Hari pertama, Rabu (7/8) diagendakan untuk mendengar presentasi dari Fakultas dan Prodi Farmasi serta melihat bukti-bukti sesuai borang yang diajukan dari tiap standar. Pada reakreditasi kali ini menggunakan tujuh standar dalam borangnya. Hari kedua, Kamis (8/8) assesor akan mengunjungi fasilitas kampus dan kemudian pada siang harinya akan diambil kesimpulan dari assesmen yang dilakukan.

Prodi Farmasi UII telah membentuk tim khusus reakreditasi kali ini. Tim sudah bekerja sejak dua bulan lalu untuk menyusun borang dan menyiapkan bukti-bukti sesuai standar. Sekretaris Program Studi Farmasi UII, Dr. Vitarani DAN., M.Si., Apt. menyampaikan bahwa tim telah bekerja keras dan masih terus berupaya sehingga beliau optimis kali ini Program Studi Farmasi UII mendapatkan hasil yang maksimal.

 

 

Sembilan mahasiswi International Islamic University Malaysia (IIUM) mengikuti Indonesia Pharmacy and Cultural Engagement Program (IPCEP) 2019 yang diselenggarakan Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIPAUII). Program yang dibeayai dari dana Global Engagement Grant (GEG) UII 2019 tersebut berlangsung Senin – Sabtu (15-27/7/2019).

“Program ini merupakan implementasi kerjasama UII dan IIUM yang telah ditandatangani beberapa tahun lalu. Hibah GEG UII 2019 ini dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dosen dan mahasiswa asing yang masuk ke UII,” kata Saepudin, SSi, MSi, PhD, Apt., Ketua Program Studi Farmasi seusai penerimaan mahasiswi Malaysia di Kampus FMIPA UII, Selasa (16/7/2019).

Lebih lanjut Saepudin mengatakan tema short course ini tentang farmasi dan kebudayaan. Ia mengharapkan mahasiswa Malaysia tidak hanya belajar tentang farmasi saja, tetapi juga kebudayaan Indonesia.

Dijelaskan Saepudin, selama mengikuti short course IPCEP, mahasiswa Malaysia tinggal di rumah Dusun Srowulan, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka berada di Desa Wisata Srowulan agar bisa lebih dekat dengan masyarakat dan bisa melihat langsung kebudayaan warga setempat.

Pekan pertama, kata Saepudin, mereka akan belajar di Apotek UII Farma, Apotek Pakem, dan Apotik Sembada. Sedang pekan kedua, mereka belajar di Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Ngemplak 1, Puskesmas Ngaglik 1, dan Puskesmas Ngaglik 2. Selama di lapangan mahasiswi Malaysia akan didampingi mahasiswi UII.

Selama di apotik dan Puskesmas, mereka belajar tentang pengelolaan secara umum, manajemen obat dan farmasi klinik. Manajemen apotik meliputi perencanaan pembelian obat, penerimaan obat, penyimpanan obat, dan pemusnahan obat yang sudah kadaluwarsa. Sedang farmasi klinik meliputi melayani pasien, memberikan nasehat kepada pasien, dan pemilihan obat yang tepat.