Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia sangat serius melakukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mewujudkan UII sebagai universitas kelas dunia (World Class University) yang bercirikan keunggulan dalam bidang pengajaran dan program pendidikan. Guna menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, dibutuhkan juga peningkatan kualitas bagi para pengajarnya. Semua itu karena pengajar merupakan elemen penting dari terciptanya sebuah sistem pembelajaran yang berkualitas.
Workshop pelatihan bagi para Dosen Farmasi UII merupakan salah satu dalam rangka upaya tersebut.

UKAI sebagai acuan

UKAI (Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia) merupakan ujian standardisasi yang menyatakan seorang Apoteker memenuhi standar kompetensi tingkat nasional. Oleh karna itu Farmasi UII merasa perlu menjadikan UKAI sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas pemebelajaran. Termasuk dalam hal standar pembuatan soal ujian, baik di tingkat S1 Farmasi maupun Profesi Apoteker. Hal tersebut dimaksudkan agar mahasiswa terbiasa dengan pola dan materi pembelajaran yang sesuai dengan UKAI sejak dari mahasiswa baru S1 Farmasi. Maka dari itu Jurusan Farmasi UII mengadakan Workshop Teknik Penulisan Soal UKAI CBT. Bertempat di Arthotel Jogjakarta, acara tersebut diselenggarakan 16-17 November 2018. Workshop tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengajar dalam membuat soal sesuai standar UKAI.

Dalam workshop yang bertajuk refreshing ini dihadiri oleh seluruh Dosen Jurusan Farmasi UII. Tiga pembicara dihadirkan pada kegiatan yang berjalan selama dua hari ini. Satu diantaranya adalah Dr. Lanny Hartanti, S.Si., M.Si. sebagai pemateri utama yang sengaja dihadirkan dari Universitas Widya Mandala, Surabaya. Dua lainnya, Dr. Farida Hayati, M.Si., Apt. dan Dr. Vitarani Dwi Ananda Ningrum, M.Si., Apt. merupakan Dosen senior Jurusan Farmasi UII. Sebagai pembicara pertama, Dr. Farida Hayati menyampaikan tentang evaluasi pengumpulan soal UKAI PSPA UII dan Buku UKAI UII. Terkait Buku UKAI UII, beliau menyampaikan gagasan perlunya launching sebuah buku yang berisi pedoman dan pembahasan UKAI. Serta dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa dalam mempersiapkan Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia yang sesungguhnya.

Masih pada hari yang sama (16/11) sesi kedua di isi oleh Dr. Vitarani yang juga selaku salah satu anggota Panitia Pusat UKAI tingkat nasional. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan sosialisasi Blue Print UKAI dan breakdownnya pada kurikulum Farmasi UII. Diharapkan dengan hal tersebut dapat dihasilkan sebuah mekanisme yang tepat pada kurikulum Farmasi UII yang mengacu pada UKAI.

Pembuatan Soal UKAI

Pada hari kedua (17/11) sebagai pembicara utama, Dr. Lanny Hartanti, M.Si. menyampaikan beberapa topic. Pertama adalah strategi pembuatan soal UKAI CBT, dalam hal ini khususnya bidang Pharmaceutical Science. Kemudian topic kedua adalah semua hal berkaitan dengan soal bidang pembuatan obat. UKAI CBT yang notabene soal dengan tipe pilihan ganda, maka membutuhkan teknik tersendiri dalam membuat soal yang baik dan sesuai dengan standar kompetensi nasional. Setelah menyampaikan materinya, Dr. Lanny memberikan kesempatan kepada seluruh peserta untuk melakukan tanya jawab. Beberapa pertanyaan disapaikan para peserta yang kemudian menjadi bahan berdiskusi. Workshop ditutup dengan acara foto bersama.

workshop-penulisan-soal-ukai

RENCANA PENELITIAN

  1. Buatlah sesuai PEDOMAN PELAKSANAAN TA FARMASI UII
  2. Isilah form berikut ini (LINK)
  3. Lengkapi persyaratan di Bagian Pelayanan Akademik FMIPA UII

PROPOSAL

  1. Lengkapi persyaratan di Bagian Pelayanan Akademik FMIPA UII

SKRIPSI (UJIAN AKHIR)

  1. Isilah form pendaftaran ujian skripsi online berikut ini klik LINK
  2. Buatlah folder di DRIVE INI, dengan format: NIM Nama
  3. Unggah file berikut :
  4. Skripsi.docx
  5. Skripsi.pdf
  6. Data mentah skripsi.xlsx
  7. Folder Publikasi
    • Format publikasi.docx (1 kolom)
    • Format publikasi.pdf (1 kolom)
    • Instruction for author/petunjuk penulisan jurnal target
    • Cover letter
    • Graphical abstract
  1. Folder Picsvid (foto2 & video dok penelitian)
  2. Folder Pustaka (berisi file-file pdf pustaka, dengan nama file: Last Name Author-Tahun)

Unggahan ini menjadi syarat ujian akhir skripsi.

Setelah itu kuncilah drive ini sehingga akses nya hanya Anda, dosen-dosen, dan staf Farmasi UII

 

Obat tradisonal dengan klaim kealamiannya sudah barang tentu tak boleh mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). Namun, hingga saat ini Badan POM masih menemukan beberapa produk obat tradisional yang didalamnya dicampuri bahan kimia obat BKO di dalam obat tradisional inilah yang menjadi selling point bagi produsen Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya pengetahuan produsen akan bahaya mengkonsumsi bahan kimia obat secara tidak terkontrol baik dosis maupun cara penggunaannya atau bahkan semata-mata demi meningkatkan penjualan karena konsumen menyukai produk obat tradisional yang bereaksi cepat pada tubuh.

Temuan BPOM memperlihatkan BKO yang terdapat dalam obat tradisonal di antaranya: 

Klaim kegunaan Obat tradisional BKO yang sering ditambahkan
Pegal linu / encok / rematik : Fenilbutason, antalgin, diklofenak sodium, piroksikam, parasetamol, prednison, atau deksametason
Pelangsing : Sibutramin hidroklorida
Peningkat stamina / obat kuat pria : Sildenafil Sitrat
Kencing manis / diabetes : Glibenklamid
Sesak nafas / asma : Teofilin

 

Efek Samping

BKO yang sering dicampurkan ke dalam obat tradisional tanpa dosis dan takaran yang jelas dapat menimbulkan efek samping sebagai berikut:

  1. Fenilbutazon 

    Efek samping:

    1. Timbul rasa tidak nyaman pada saluran cerna, mual, diare, kadang pendarahan dan tukak, reaksi hipersensifitas terutama angio edema dan bronkospasme, sakit kepala, pusing, vertigo, gangguan pendengaran, fotosensifitas dan hematuria.
    2. Paroritis, stomatitis, gondong, panareatitis, hepatitis, nefritis, gangguan penglihatan, leukopenia jarang, trombositopenia, agranulositosis, anemia aplastik, eritema multifoema 9 syndroma Steven Johnson, nekrolisis epidermal toksis, toksis paru-paru.
  2. Antalgin (Metampiron) 

    Pada pemakaian jangka panjang dapat menimbulkan agranulositosis.

  1. Deksametason 

     

    1. Glukokortikoid meliputi diabetes dan osteoporosis yang berbahaya bagi usia lanjut. Dapat terjadi gangguan mental, euphoria dan myopagh. Pada anak-anak kortikosteroid dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan, sedangkan pada wanita hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan adrenal anak.
    2. Mineralokortikoid adalah hipertensi, pretensi Natrium dan cairan serta hypokalemia.
  2. Prednison 

    Efek samping:

    1. Saluran cerna : mual, cegukan, dyspepsia, tukak peptic, perut kembang, pancreatitis akut, tukak oesofagus, candidiasis.
    2. Musculoskeletal : miopatiproximal, osteoporosis, osteonekrosis avaskuler.
    3. Endokrin : gangguan haid, gangguan keseimbangan Nitrogen dan kalsium, kepekaan terhadap dan beratnya infeksi bertambah.
    4. Neuropsikiatri : euphoria, ketergantungan psikis, depresi, insomnia, psikosis, memberatnya shizoprenia dan epilepsy.
    5. Gejala pada mata : glaucoma, penipisan kornea dan sclera, kambuhnya infeksi virus atau jamur di mata.
    6. Gejala lainnya : gangguan penyembuhan, atrofi kulit, lebam, acne, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, leukositosis, reaksi hipersensitif (termasuk anafilaksis), tromboemboli, lesu.
  3. Teofilin 

    Efek samping: Takikardia, palpitasi, mual, gangguan saluran cerna, sakit kepala, insomnia dan aritmia.

  4. Hidroklortiazid (HCT) 
    Hipotensi postural dan gangguan saluran cerna yang ringan, impotensi (reversible bila obat dihentikan), hipokalimia, hipomagnesemia, hipoatremia, hiperkalsemia, alkalosis, hipokloremik, hiperurisemia, pirai, hiperglikemia dan peningkat kadar kolesterol plasma.
  5. Furosemid 
    Hiponatremia, hipokalemia, hipomagnesia, alkalosis, hipokloremik, ekskresi kalsium meningkat, hipotensi, gangguan saluran cerna, hiperurisemia, pirai, hiperglikemia, kadar kolesterol dan trigliserida plasma meningkat sementara
  6. Glibenklamid 
    Efek samping :

    1. Umumnya ringan dan frekuensinya rendah diantaranya gejala saluran cerna dan sakit kepala.M
    2. Gejala hematology trombositopeni dan agranulositosis.
  7. Siproheptadin 

    Mual, muntah, mulut kering, diare, anemia hemolitik, leukopenia, agranulositosis dan trombositopenia.

  8. Chlorpeniramin maleat (CTM) 
    Sedasi, gangguan saluran cerna, efek anti muskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinitus, euphoria, nyeri kepala, stimulasi SSP, reaksi alergi dankelainan darah.
  9. Parasetamol 
    Jarang, kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut dan kerusakan hati setelah over dosis.
  10. Diclofenac sodium 
    Efek samping :

    1. Gangguan terhadap lambung, sakit kepala, gugup, kulit kemerahan, bengkak, depresi, ngantuk tapi tidak bias tidur, pandangan kabur, gangguan mata, tinitus, pruritus.
    2. Untuk hipersensitif : menimbulkan gangguan ginjal, gangguan darah.
  11. Sildenafil Sitrat 
    Dyspepsia, sakit kepala, flushing, pusing, gangguan penglihatan, kongesti hidung, priapisme dan jantung.
  12. Sibutramin Hidroklorida

 Dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung serta sulit tidur.

workshop-nanoteknologi-farmasi-uii

Sejak berdiri tahun 1998, farmasi UII mengalami perkembangan yang pesat dengan jumlah lulusan lebih dari 2500. Dalam rangka Lustrum IV Farmasi UII menyelenggarakan serangkaian agenda, salah satunya adalah workshop.  Kegiatan pre-conference ini meliputi workshop Pendidikan Farmasi (Pharmacy education),  Instrumentasi tingkat lanjut (Advanced Instrumentation), Autentifikasi Halal (Authentication Halal with Real_time PCR), Uji toksisitas dengan zebra fish (Toxicology with Zebra Fish), Nanoteknologi farmasi (Nanomedicine and Pharmaceutical Nanotechnology), Lean Management in Hospital Based on SNARS. Lebih dari 100 peserta antusias mengikuti kelima workshop tersebut. Kegiatan yang diselenggarakan tanggal 3-4 Oktober 2018 diisi oleh trainer dari luar negeri dan dosen-dosen internal UII.

Workshop unggulan kali ini adalah pharmaceutical education. Dengan menghadirkan trainer dari University of Colorado Denver, USA, Professor Christopher J. Turner mejadi daya tarik tersendiri bagi peserta. Acara ini dihadiri oleh tidak kurang dari 30  perwakilan peguruan tinggi farmasi di Indonesia. Kali ini topik yang angkat adalah tentang pembelajaran berbasis pengalaman meliputi perancangan desain pembelajaran, metode pembelajaran, dan metode evaluasi atau asesmen. Pharmaceutical education sangat penting bagi perguruan tinggi farmasi dalam merancang sistem pembelajaran. Baik pembelajaran di laboratorium maupun pada saat praktek kerja profesi apoteker.

Nanoteknologi Farmasi

Bidang riset unggulan farmasi UII yang lain saat ini adalah nanoteknologi.  Nanoteknologi farmasi merupakan bidang ilmu yang sangat berkembang diantara berbagai bidang lainnya. Jurusan Farmasi UII melalui Nanopharmacy Research Center-nya juga turut mengembangkan penelitian dan melengkapi diri dengan berbagai instrumen seperti Horriba SZ100, sebuah alat analisis nanopartikel. Penelitian dan publikasi bidang nano-farmasi seperti SNEDDS, baik dari bahan alam maupun sintetis, juga terus dilakukan. Nano-farmasi yang diintegrasikan dengan bidang ilmu farmasi lainnya seperti farmakologi, farmakoterapi, ilmu material, mikrobiologi, bioteknologi, dan juga pendekatan metabolomik genomik diharapkan dapat menghasilkan pengembangan obat yang memiliki keamanan serta efektivitas yang sesuai. Dengan demikian, berbagai penyakit sindrom metabolik, infeksi, dan masalah kardiovaskular yang selama beberapa dekade terakhir membayangi harapan hidup manusia dapat diselesaikan.

Akhirnya, rangkaian kegiatan ini  diharapkan dapat meningkatkan khasanah keilmuan kefarmasian nasional yang membawa pengaruh nyata bagi masyarakat yang lebih luas. (pharmacy.uii.ac.id ; icprp.uii.ac.id) (SH-AP-red)