Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) menjadi salah satu bagian dari kurikulum pembelajaran di Program Studi Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia (PSPA UII). Dalam kegiatan PKPA selalu melibatkan peran preseptor dari setiap tempat atau instansi praktek kerja. Preseptor merupakan praktisi yang berperan dalam mendampingi dan mendidik mahasiswa Profesi Apoteker saat melakukan kegiatan praktek kerja. Dengan alasan tersebut PSPA UII mengadakan pelatihan bagi para preseptor selama 2 hari secara daring yang berlangsung Kamis-Sabtu, 3-5 Ramadhan 1442 H/15-17 April 2021. Diketuai oleh apt. Suci Hanifah, M.Si., Ph.D. acara diikuti oleh 100 orang preseptor dari berbagai bidang farmasi di Indonesia.

Selaku Ketua penyelenggara apt. Suci Hanifah menyampaikan bahwa peran seorang preseptor sangat penting dalam kegiatan PKPA. Menurutnya itu akan berimbas pada kualitas generasi apoteker di masa yang akan datang. “Preseptor adalah praktisi dan pendidik yang berperan penting dalam menyiapkan generasi apoteker yang lebih baik di masa mendatang.” ungkapnya.

Menggandeng APTFI

Dalam penyelenggaraan acara pelatihan ini PSPA UII menggandeng Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) sebagai penyedia narasumber. Melalui kerjasama ini diharapkan pelatihan yang diberikan kepada para Preseptor dapat sesuai dengan standar pendidikan farmasi. Perwakilan sekaligus Ketua APTFI, Prof. Dr. apt. Daryono Hadi Cahyono, M.Sc. menyampaikan bahwa pelatihan yang diberikan oleh APTFI lebih banyak mengarah pada pedagogik. “Pelatihan yang diberikan APTFI lebih bersifat pedagogik, sedang untuk professional praktisi adalah ranah kewenangan dari asosiasi profesi.” ungkapnya. Pernyataan itu disampaikannya saat memberikan sambutan. Lebih lanjut ia juga menyampaikan harapannya agar kedepan bukan hanya pelatihan seperti ini yang diberikan oleh instansi pendidikan kepada Preseptor. Namun update keilmuan farmasi dari para pakar luar negeri mungkin dapat dilakukan juga.

Sementara itu Ketua Jurusan Farmasi, Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, M.Si. mengapresiasi kegiatan pelatihan ini. Selain itu ia juga menyampaikan bahwa Jurusan Farmasi kedepan membuka program hibah kolaborasi penelitian yang akan melibatkan Dosen Farmasi dan Preseptor PKPA. Disampaikannya juga bahwa kolaborasi penelitian saat ini telah berjalan untuk bidang Rumah Sakit dan kedepan membuka untuk semua bidang PKPA. “Komitmen kami dari Farmasi UII untuk membina dan meningkatkan kualitas preseptor, kami menyediakan hibah penelitian untuk preseptor dengan catatan menggaet salah satu dosen Farmasi UII.” terangnya. (Lindung)

Jurnal Ilmiah Farmasi Publish edisi terbaru Vol 16 no. 2 tahun 2020. Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia siap menerima naskah untuk edisi berikutnya.

Informasi lebih lengkap tentang naskah Jurnal Ilmiah Farmasi dapat dilihat pada link berikut:

https://jurnal.uii.ac.id/JIF/issue/view/1383

 

Pusat Informasi Obat (PIO) yang merupakan salah satu Pusat Studi di bawah Jurusan Farmasi Fakultas MIPA UII menyelenggarakan Webinar Kesehatan pada sabtu (28/11) secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. Narasumber yang dihadirkan pada acara tersebut adalah salah satu Dosen Jurusan Farmasi FMIPA UII, ibu Dr. apt. Arba Pramundita Ramadani, M.Sc. Acara webinar dimulai pukul 09.00 WIB dengan diikuti oleh sekitar 280 peserta dari seluruh Indonesia.

Masa pandemi Covid-19 belum berakhir, bahkan menurut data dari situs website resmi nasioanl (www.covid19.go.id), jumlah korban semakin meningkat dari hari ke hari. Hingga tanggal 29 November 2020 lalu, warga yang terkonfirmasi positif Covid 19 di Indonesia mencapai 543 ribu jiwa, telah meningkat 13% dari hari sebelumnya. Dalam situasi seperti ini, selain memikirkan tentang bagaimana mengedukasi masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, para ahli tentu juga memikirkan upaya pencegahanya yakni dengan merancang pembuatan vaksin.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia sedang mengembangkan pembuatan vaksin Covid 19. Berita ini tentu menimbulkan pro kontra di masyarakat kita. Pasalnya, sebagian masyarakat meragukan keamanannya karena pengujian yang singkat. Oleh karena itu, webinar kesehatan ini bertemakan “Kupas Tuntas Pro dan Kontra Vaksin Covid-19 di Indonesia” dengan tujuan untuk memberikan tambahan wawasan tentang vaksin kepada peserta serta menumbuhkan idealisme dalam menanggapi isu vaksin Covid 19 yang tengah beredar di Indonesia. Para peserta sangat antusias dan webinar diakhiri dengan foto bersama serta pembagian doorprize oleh panitia.

 

Sebanyak 82 mahasiswa Profesi Apoteker diambil sumpahnya pada Selasa, Rabiul Awal 1442 H / 10 November 2020. Pengambilan sumpah kali ini sangat berbeda dari biasanya, dimana pelaksanaannya dilakukan secara daring dan luring. Mahasiswa yang diambil sumpahnya secara luring hanya perwakilan berjumlah 15 orang dan sisanya mengikuti secara daring. Dr. apt. Farida Hayati, M.Si. selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker menyampaikan saat rapat koordinasi panitia bahwa ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan di UII karena sebelumnya di awal pandemi masih diperkenankan melakukan secara luring. Namun demikian kegiatan tetap dilaksanakan menggunakan protokol kesehatan.

“Mekanisme pengambilan sumpah ini adalah yang pertama di UII dimana dilaksanakan secara daring maupun luring. Dan berbeda dengan sebelumnya yang sepenuhnya luring namun waktu itu juga sudah tidak dengan para orang tua mahasiswa maupun tamu undangan lainya.”, ungkapnya.

Daring dan Luring

Prosesi pengambilan sumpah kali ini memang terlihat sangat berbeda. Selain peserta yang mengikuti secara daring, Dewan penyumpah yang biasanya berasal dari Komite Farmasi Nasional kali ini didelegasikan kepada Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII. Prof. Riyanto, M.Si., Ph.D. membacakan lafal sumpah kemudian diikuti oleh seluruh calon Apoteker Baru baik yang hadir secara luring maupun daring, disaksikan oleh Dewan Penyumpah dan Rohaniawan. Setelah melafalkan sumpah Apoteker, dilanjutkan dengan penandatanganan surat sumpah sekaligus penyerahan ijazah kepada Apoteker Baru yang hadir secara luring.

Acara yang disiarkan melalui kanal youtube FMIPA UII langsung dari auditorium Abdul Kahar Muzakkir ini juga dihadiri oleh Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D., selaku Rektor UII. Pada sambutan Rektor, dirinya menyampaikan bahwa pandemi yang terjadi saat ini selain menjadi musibah juga tidak dipungkiri membawa berkah untuk sebagian kalangan. Disampakannya juga bahwa tenaga medis saat ini merupakan profesi yang paling dibutuhkan di tengah masyarakat dan Apoteker merupakan salah satunya. Maka dari itu ia pun berpesan agar paran Apoteker Baru tidak perlu bersedih dan tetap optimis untuk segera menunjukan kiprah yang telah dinantikan oleh masyarakat. Tak lupa pula dirinya juga berpesan agar menjaga nama baik UII. “Jagalah nama baik UII dan yang paling mudah adalah dengan cara menjaga nama baik diri kalian sendiri.”, pesannya.

Dalam rangkaian acara ini juga dilakukan pemberian penghargaan berupa pin emas kepada apt. Adnan Muhammad Uno J. Hidayat, S.Farm dan apt. Kristi Tri Wardani, S.Farm. Keduanya merupakan lulusan terbaik berpredikat Suma Cumlaude dengan perolehan IPK kelulusan 4.0. Selain itu keduanya juga mendapatkan penghargaan CDC Award dari salah satu perusahaan farmasi nasional, PT. Catur Dakwah Crane Farmasi. Acara berlangsung khitmad dari pukul 06.00 hingga pukul 09.00 pagi Waktu Indonesia Barat. (Lindung)

Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, S.Si., M.Si. resmi menyandang gelar sebagai salah satu Profesor di Universitas Islam Indonesia. Pencaian gelar profesor ini, dirinya menjadi profesor pertama yang dimiliki oleh Jurusan Farmasi UII. Pria yang merupakan putra asli Minang ini menjadi profesor ke 21 dengan Nomer Induk Dosen Nasional (NIDN) yang masih mengabdi di UII. Dirinya merupakan salah satu dosen Jurusan Farmasi yang tergabung dalam kelompok keilmuan Teknologi Farmasi. Saat ini ia juga menjabat sebagai Ketua Jurusan Farmasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D., menyampaikan profesor termasuk merupakan kalangan elit di Indonesia. Bagaimana tidak, bahwa dari 261.827 Dosen yang ada di Indonesia hanya 2,16 % saja atau 5.664 orang yang menyandang gelar profesor. Hal ini ia sampaikan saat memeberikan sambutan pada acara Serah Terima Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Akademik Profesor Dr. apt. Yandi Syukri, S.Si., M.Si. Senin, 2 Rabiul Awwal 1442 H / 19 Oktober 2020. Tentu saja itu semakin menguatkan bahwa untuk mendapatkan gelar profesor bukanlah sebuah perkara yang mudah.

Profesor merupakan gelar tertinggi dalam dunia Pendidikan atau keilmuan. Profesor juga merupakan sebutan bagi orang yang dinyatakan ahli atau menguasai suatu bidang ilmu tertentu. Seorang profesor dituntut untuk semakin berkontribusi kepada publik karena harapan public sangat tinggi kepada para profesor sebagai pengembang ilmu pengetahuan. Pada kesempatan ini Rektor juga mengajak para profesor untuk dapat mengasuh dan mendampingi yang lebih muda untuk semakin tumbuh dan berkembang. “Saya mengajak pada semua profesor terutama di Universitas Islam Indonesia untuk lebih ngemong yang lain terutama yang lebih muda untuk tumbuh dan berkembang.” terangnya.

Penyerahan SK Profesor

Pada sesi penyerahan Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Akademik Profesor diserahkan oleh Prof. Dr. Didi Achjari, SE., M.Com., Akt. selaku Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V kepada Rektor UII yang kemudian diserahkan langsung kepada Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, S.Si., M.Si.

Pada acara yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube milik UII ini tidak sedikit yang meninggalkan tulisan pada kolom komentar. Hampir keseluruhan memberikan ucapan selamat kepada profesor baru ini. Selain itu mereka juga mendoakan semoga gelar dan ilmu yang diperoleh dapat membawa keberkahan. (Lindung)

Melalui Program Studi Profesi Apoteker, Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) berkomitmen untuk terus mengembangkan pembelajaran yang berbasis kerjasama antar tenaga kesehatan. Pembelajaran ini biasa dikenal dengan Inter Profesional Education (IPE). Seperti yang dilakukan belum lama ini, dimana Profesi Apoteker UII menggandeng Politeknik Kesehatan (Poltekes) Yogyakarta menyelenggarakan promosi kesehatan yang dilakukan secara daring pada hari Sabtu, 29 Shafar 1442 H /17 Oktober 2020. Dengan mengusung tema “Sehat Jiwa dan Raga di Masa Pandemi”, mahasiswa dari PSPA UII dan Poltekes Yogyakarta didampingi dosen memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini masyarakat yang berasal dari aceh hingga papua ini diberikan penyuluhan tentang begaimana menjaga kesehatan fisik dan mental di masa pandemi Covid-19.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPE ini bukanlah yang pertama dilaksanakan oleh PSPA UII. Sebelumnya, PSPA UII telah berkolaborasi dengan beberapa fakultas di UII seperti Fakultas Kedokteran dan Psikologi UII. Pada tahun awal tahun ini PSPA UII sukses berkolaborasi dengan Faculty of Pharmacy dan Public Health dari Rhode Island University. Melalui pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi pengenalan sejak dini pada seluruh mahasiswa bahwa setiap profesi dapat bekerjasama dan berkolaborasi dalam memberikan pelayanan kesehatan. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat menyadari dan memahami bahwasannya terdapat perbedaan peranan dan tanggungjawab antar profesi kesehatan. Hal ini dinilai menjadi langkah strategis bagi klaster kesehatan pada seluruh universitas di Indonesia untuk mencetak lulusan yang amanah, professional. Selain itu juga, lulusan nantinya dapat berkejasama dan berkolaborasi antar profesi di bidangnya serta mampu menjawab tantangan kesehatan di Indonesia.

Salah satu dosen Jurusan Farmasi, apt. Yosi Febrianti, M.Sc. menyampaikan bahwa promosi kesehatan ini merupakan salah satu program unggulan dari PSPA UII. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin tiap satu semester. Selain itu disampaikannya kegiatan ini merupakan bagian dari bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. (Lindung)

 

 

Pandemi Covid-19 tak menghalangi Program Studi (Prodi) Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia untuk menyambut mahasiswa barunya. Pada hari Ahad (27/9), acara penyambutan dilaksanakan melalui daring aplikasi Zoom Meeting. Sekitar 185 mahasiswa baru, jajaran dewan dosen, laboran dan tenaga kependidikan Jurusan Farmasi mengikuti acara tersebut dengan sangat antusias. Acara penyambutan ini merupakan ajang memperkenalkan Prodi Farmasi dan untuk mempererat hubungan kekeluargaan antara mahasiswa, wali mahasiswa dan sivitas akademika Jurusan Farmasi UII.

 

Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, M.Si., selaku Ketua Jurusan Farmasi membuka acara penyambutan dengan ucapan selamat datang kepada segenap mahasiswa baru Prodi Farmasi. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan secara singkat mengenai sejarah UII dan Prodi Farmasi. Selain itu, beliau juga menyampaikan visi misi dan perkembangan yang ada di Jurusan Farmasi. Ketika menyampaikan visi misi Jurusan Farmasi beliau menekankan bahwa yang membedakan mahasiswa Farmasi UII dengan Farmasi lainnya adalah karakter keislamannya. Harapan beliau di akhir sambutannya, “Semoga tahun depan bisa berjumpa dengan adek-adek mahasiswa secara fisik, amin”.

 

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh apt. Saepudin, M.Si., Ph.D. dan Dr. apt. Arba Pramundita Ramadani, M.Sc. yang dimoderatori oleh Dr. apt. Lutfi Chabib, M.Sc. Selaku Ketua Prodi Farmasi, Saepudin menyampaikan materi tentang pengenalan Prodi Farmasi UII, penjelasan kurikulum serta sistem akademik di Prodi Farmasi. Sebelum memulai materinya, beliau menyapa dengan hangat seluruh mahasiswa baru dan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada seluruh wali mahasiswa yang telah mempercayakan kelanjutan studi putra putrinya di Prodi Farmasi UII. Materi ditutup dengan memperkenalkan jajaran dewan dosen, laboran dan tenaga kependidikan yang ada di Jurusan Farmasi UII. Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr. apt. Arba Pramundita Ramadani, M.Sc. yang menyampaikan tentang sistem pembelajaran daring di UII.

 

Acara penyambutan ini diakhiri dengan kuis yang telah disiapkan oleh panitia. Penyambutan ini merupakan langkah awal bekerja sama, berkolaborasi mewujudkan cita2 bersama, mudah2an Allah senantiasa memberikan kesehatan dan kekuatan serta keberkahan bagi seluruh keluarga besar Prodi Farmasi UII. Amin

Sabtu (29/8/2020), Jurusan Farmasi kembali mengadakan CPD (Continuing Professional Development) sekaligus temu alumni yang dibalut dalam acara INSPIRASI (Inisiatif Pikiran dan Karya Alumni Farmasi UII). Acara ini merupakan seri kedua setelah sebelumnya seri pertama berlangsung pada 25 Juli 2020 lalu. Tidak jauh berbeda dari sebelumnya, narasumber yang dihadirkan adalah Alumni Farmasi UII yang kompeten dalam bidangnya. Kali ini INSPIRASI mengundang alumni tahun 2004 yakni apt. Sudarsono, M.Si. dan apt. Ahmad Subhan, M.Si. sebagai narasumber. Acara berlangsung mulai pukul 10.00 WIB melalui aplikasi zoom yang dihadiri lebih dari 100 orang peserta.

Acara dimulai dengan pembacaan kalam Ilahi oleh apt. Ardi Nugroho, M.Sc., alumni sekaligus dosen Jurusan Farmasi UII. Kemudian menyanyikan lagu Indosesia Raya dan Hymne UII, dilanjutkan pembukaan oleh Kaprodi Sarjana Farmasi, apt. Saepudin, Ph.D. yang menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini untuk kedua kalinya, apalagi peserta yang terlibat dalam INSPIRASI seri kedua ini tidak dibatasi dari alumni farmasi UII saja, namun juga dari luar UII, sehingga kebermanfaatan acara ini semakin meluas.

Selanjutnya, penyampaian materi oleh kedua narasumber dimoderatori oleh dosen Jurusan Farmasi UII, apt. Mutiara Herawati, M.Sc. Materi pertama tentang “Peran dan strategi Apoteker dalam pengelolaan suplai obat yang efisien saat pandemi Covid-19” disampaikan oleh apt. Sudarsono, M.Sc. yang merupakan Ward Clinical Pharmacist RSUD Depati Hamzah, Pangkal Pinang. Materi kedua tentang “Strategi bagi Apoteker untuk mencapai pelayanan prima sesuai SNARS 1.1. selama pandemi Covid-19” disampaikan oleh apt. Ahmad Subhan, M.Si. yang merupakan Surveior Manajemen KARS RSUP Fatmawati. Acara berlangsung dengan baik yang diakhiri kuis dan pembagian doorprise untuk 2 orang pemenang.

Dalam rangka menjalin komunikasi serta membekali alumninya, Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Continuing Profesional Development. Acara dilaksanakan secara online dengan menghadirkan apt. Febianto, S.Farm., SH. dan apt. Singgih Prabowo Adhi, S.Farm., MM. Kedua narasumber juga merupakan alumni Jurusan Farmasi UII angkatan tahun 2005. Acara yang dikemas dengan konsep webinar ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Juli 2020. Tercatat lebih dari 100 peserta mengikuti acara ini sejak pukul 09.00 WIB hingga usai.

Acara dibuka oleh Ketua Jurusan Farmasi UII, Dr. apt. Yandi Syukri, M.Si. Dalam sambutannya beliau menyampaikan terimakasih atas partisipasi para alumni yang telah bersedia bergabung dalam acara ini. Beliau berharap acara yang diisi dengan materi dari para alumni dapat memberi dampak positif bagi kemajuan alumni dan juga Jurusan Farmasi. Selain Itu mjuga dapat menjadi ajang saling berbagi pengalaman dan pengetahuan bagi para sejawat di dunia kefarmasian. Selain itu juga selaku Ketua Jurusan Farmasi UII, beliau menyampaikan informasi kepada para alumni terkait perkembangan Jurusan Farmasi hingga saat ini serta sedikit rencana kedepan.

Pada sesi pertama apt. Febianto, S.Farm., SH. yang juga merupakan lulusan hukum menyampaikan tentang “Dinamika Perundangan dalam Praktik Kefarmasian di Indonesia”. Kemudian pada sesi kedua apt. Singgih Prabowo Adhi, S.Farm., MM. yang merupakan Kepala Loka BPOM Kabupaten Belitung menyampaikan tentang “Kebijakan pengawasan obat, suplemen, dan obat herbal selama masa pandemi Covid-19”. Antusiasme peserta terlihat dari pertanyaan yang diajukan pada sesi tanya jawab. Pada akhir acara, apt. Yulianto, MPH. selaku pembawa acara mengumumkan peserta yang berhak mendapatkan hadiah berupa paket internet dari panitia. (Lindung)

Acara yang berlangsung selama 2 jam lebih ini dapat disaksikan ulang melalui chanel Youtube Jurusan Farmasi UII.

 

Jurusan Farmasi UII melalui Himpunan Mahasiswa Farmasi (HIMFA) UII mengirimkan salah satu mahasiswanya untuk mengikuti Students Exchange Programme (SEP). Program ini merupakan pertukaran pelajar mahasiswa farmasi terbesar dunia yang diadakan oleh International Pharmaceutical Students Federation (IPSF). SEP bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa farmasi di seluruh dunia untuk dapat belajar dan merasakan perkembangan kefarmasian di berbagai negara. Setiap tahun, lebih dari 900 mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengikuti SEP, dan Sita Arfadila adalah mahasiswa Prodi Sarjana Farmasi angkatan 2017 yang beruntung mendapatkan kesempatan tersebut.

Sita mengikuti SEP Winter Season di Polandia yang diadakan atas kolaborasi antara IPSF, PPSA ( Polish Pharmaceutical Student’s Association), dan ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Indonesia). SEP Polandia dilaksanakan selama kurang lebih 20 hari yaitu pada tanggal 25 Februari – 16 Maret 2020. Sita terpilih menjadi delegasi setelah melewati seleksi berkas dan wawancara secara Nasional oleh CEO ISMAFARSI Students Exchange. Kegiatan utama dalam program ini adalah praktek kerja profesional di berbagai bidang kefarmasian, diantaranya yakni Farmasi Komunitas, Farmasi Rumah Sakit, Farmasi Industri, Kesehatan Pemerintahan dan Riset. Sita memilih praktek kerja di bidang farmasi komunitas, dimana ia ditempatkan di Apotek Rumah Sakit Dr. Jurasz University No.1, Bydgoszcz, Polandia. Ia belajar seputar pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Selain praktek kerja, kegiatan Sita di sana yakni melakukan diskusi, sharing, tour Universitas dan tour Rumah Sakit. Saat kegiatan tour Rumah Sakit berlangsung, ia mendapati hal baru yang belum pernah ia temukan di Indonesia yaitu pelayanan resep yang sudah menggunakan teknologi e-prescription, yang mana dokter langsung mengirim resep ke Apotek Rumah Sakit secara digital. Sita bersama seluruh delegasi dari berbagai negara berkesempatan berkeliling Rumah Sakit untuk melihat dan mempelajari hal-hal yang ada dalam departemen-departemen yang dikunjungi. Selain mempelajari hal baru di Polandia, Sita juga berkesempatan untuk sharing dengan mahasiswa farmasi di sana. Ia menyampaikan seputar budaya Indonesia dan bagaimana Farmasi yang ada di Indonesia.

Satu pengalaman yang menurutnya sangat berharga adalah bagaimana bertahan hidup di luar negeri. Ia sangat bersyukur dapat bertahan dan mendapat kesempatan untuk belajar banyak hal. Untuk seluruh mahasiswa farmasi ia berpesan agar dapat membuka mata dan mengambil kesempatan belajar farmasi tidak hanya terbatas di kampus, tapi di mana saja kaki berpijak, utamanya di Negara yang berbeda. Tidak untuk membandingkan tapi untuk mengambil pelajaran dan hal-hal baik yang ada.