Farmasi UII Selenggarakan “KAIST” bersama Peneliti BRIN

YOGYAKARTA – Bekerjasama dengan Pusat Riset Mikrobiologi Terapan BRIN, Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan acara KAIST: Kajian Islam, Sains, dan Teknologi pada Jum’at (9/6) yang diadakan secara hybrid, berlokasi di ruang sidang utama lantai satu Gedung Prof. Dr. Zanzawi Soejoti, M.Sc Kampus Terpadu UII Kaliurang dan juga daring melalui aplikasi Zoom meeting dan live Youtube.

Hadir selaku pemateri dalam acara ini Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan BRIN Dr. Ahmad Fathoni, M.Eng yang memaparkan presentasi dengan tema “Strategy for the Development of New Anti-Infective and Anti-Cancer agents in Indonesia” dan juga Peneliti Pusat Riset Mikrobiologi Terapan BRIN Dr. rer.nat. Linda Sukmarini, M.Eng, yang memaparkan materi dengan judul “Exploration of Secondary Metabolites Isolated from Indonesian Marine Invertebrates: Road to New Antibiotics”.

Wakil Dekan FMIPA UII Bidang Sumber Daya apt. Saepudin, S.Si., M.Si., Ph.D. dalam sambutannya menuturkan bahwa KAIST adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh jurusan Farmasi UII. “Kegiatan rutin ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan civitas akademika khususnya jurusan farmasi berkaitan dengan topik-topik aktual dan menarik untuk dibahas, baik dalam topik yang berkaitan dengan keislaman, sains, maupun teknologi,” ujar apt. Saepudin, S.Si., M.Si., Ph.D.

“Alhamdulillah, kerjasama dengan BRIN ini bisa menjadi jembatan tidak hanya antara Farmasi UII dengan Pusat Riset Mikrobiologi BRIN, namun juga pusat-pusat studi dan riset lainnya yang ada di BRIN,” tambah apt. Saepudin.

Dalam acara yang dimoderatori oleh apt. Pinus Jumaryatno, M.Phil. Ph.D ini, Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan BRIN Dr. Ahmad Fathoni, M.Eng mengungkapkan bahwa di tengah perubahan iklim yang dampaknya hampir di semua sektor ini diperlukan perhatian bersama baik itu berupa riset dan inovasi guna memitigasi dampak-dampak negatif yang ada.

“Kami ajak ini teman-teman di Farmasi UII untuk ikut mengeksplorasi mikrobiologi dari kekayaan hayati di Indonesia yang melimpah, khususnya untuk bidang kesehatan, dan tentunya kalau di farmasi dari segi obat-obatan, bisa itu nanti anti-infeksi, anti-virus, antibiotic, dan anti-cancer, dari keanekaragaman hayati,” ujar Dr. Ahmad Fathoni, M.Eng (ASF)

Sumber kutipan dari: Berita Jurusan Farmasi UII