PAGEBLUK COVID-19 MENJADI MOMENTUM PENGHORMATAN KEPADA OTORITAS WAHYU DAN SAINS

Keseimbangan antara kalam ilahi dan ilmu pengetahuan perlu diperkuat. Hal ini dikarenakan sering kali hanya berat di salah satu sisi saja. Baik itu ranah wahyu atau bidang sains semata. Dibuktikan dengan masih ada beberapa orang yang berlebihan dalam memahami agama maupun terlalu mendewakan logika. Umat Islam yang moderat tentu saja harus menghargai posisi Alquran dan temuan saintis.

Penulis lebih memilih menggunakan istilah pagebluk dalam menyebut wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dikarenakan diksi pandemi belum dipahami dengan baik oleh khalayak dan malah sering diplesetkan dengan istilah plandemi. Sebuah plesetan yang tidak sepenuhnya dapat disetujui, karena seolah menafikan wabah ini sebagai bagian dari takdir Allah swt. dan kejadian alami sehingga berujung pada penularan penyakit yang belum dapat dikendalikan, khususnya di Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pagebluk ini telah memecah belah umat Islam dalam bersikap. Ada yang mengatakan bahwa terinfeksi Covid-19 atau tidak adalah sepenuhnya takdir Allah Ta’ala. Sebuah pernyataan yang secara sekilas terkesan islami, namun sejatinya sesat pikir. Mereka yang berpandangan seperti ini telah terpapar virus Jabariyah. Sebuah aliran Ilmu Kalam yang menyatakan bahwa semua hal yang terjadi pada manusia adalah kehendak Allah swt., pemahaman yang mengesampingkan ikhtiar. Sebagaimana istilahnya, Jabariyah berasal dari kata jabbar yang bermakna memaksa. Allah Azza wa Jalla adalah al-Jabbar, salah satu dari asma al-husna. Pemaksa dalam arti positif, namun bukan berarti usaha umat Islam melalui ilmu pengetahuan dikesampingkan begitu saja.

Para pakar medis sebaiknya dipatuhi anjuran-anjuran mereka. Tidak mungkin pagebluk ini adalah settingan untuk menghabisi umat Islam. Sebuah statement yang sering penulis baca atau dengar dari orang-orang yang secara tidak sadar telah terkonfirmasi virus Jabariyah ini. Mematuhi protokol kesehatan 6 M (Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun, Menjaga jarak, Mengurangi mobilitas, Menjauhi kerumunan, dan Mendukung vaksinasi) adalah perintah Islam. Uraian lebih lanjut mengenai hal ini dapat disaksikan di podcast penulis yang ditayangkan di saluran YouTube FMIPA UII J

Ada juga sekolompok orang yang sangat patuh terhadap rekomendasi World Health Organization (WHO) tapi enggan mendekatkan diri pada Ilahi melalui firman-firmannya. Tipe seperti ini dinyatakan positif virus Qadariyah. Sebuah aliran Aqidah Islamiyah yang berasal dari kata qadar. Artinya adalah kehendak. Sesuatu yang menimpa manusia, entah baik atau buruk sepenuhnya adalah buah perbuatan dia sendiri. Pemahaman seperti ini juga tidak tepat. Dikarenakan mengesampingkan kuasa Allah Jalla Jalaluhu yang tertuang dalam Alquran al-Karim.

Agama tanpa diiringi ilmu pengetahuan adalah suatu kebodohan. Sains yang meniadakan campur tangan Sang Penguasa Alam merupakan sebuah kesombongan. Perlu diingat bahwa umat di masa lampau dibinasakan oleh Allah swt. karena kesombongan mereka.

 

Ditulis oleh

Ustadz Shubhi Mahmashony Harimurti, S.S., M.A.

  • Dosen Agama Islam Jurusan Farmasi FMIPA UII
  • Kepala Bidang Akademik dan Organisasi Badan Perencanaan dan Pengembangan/Rumah Gagasan UII