Apoteker UII Diharapkan Fokus Pada Hal yang Disukai dan Dikuasai
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia (PSPA UII) resmi telah melahirkan sebanyak 3.745 apoteker. Pada hari ini sebanyak 75 apoteker baru melaksanakan sumpah apoteker di Auditorium Abdul Kahar Muzakkir UII pada Kamis (06/10) . Sidang sumpah apoteker dibuka oleh apt. Saepudin, M.Si., Ph.D., selaku Wakil Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII. Selanjutnya pembacaan Surat Keputusan Kelulusan, dibacakan oleh Dr. apt., Farida Hayati, M.Si., selaku Ketua PSPA UII. Prosesi sakral pengucapan lafal sumpah dipimpin oleh Konsil Kefarmasian Indonesia, Dr. apt. Priyanto, M.Biomed.
Fokus pada hal yang dikuasai akan menuntun seseorang untuk melesat menjadi hebat. Demikian disampaikan oleh Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Rektor UII. Ia berharap para apoteker yang baru mengucapkan sumpah dapat menemukan hal yang mereka sukai dalam bidang kefarmasian dan menguasai hal tersebut. Mengutip salah satu buku yang ditulis oleh James C.Collins berjudul Good to Great, ia menekankan pentingnya penguasaan dalam suatu bidang. Seperti landak dalam kisah Bangsa Yunani yang mampu mencari sesuatu untuk menjamin keberlangsungan hidupnya.
Selain itu, ia mengingatkan bahwa para apoteker jangan merasa sudah menjadi baik. Karena lawan dari hebat adalah saat seseorang sudah merasa menjadi baik. Perasaan baik itu akan membuat seseorang susah menanjak untuk menjadi hebat.
Tidak berbeda jauh dengan apa yang disampaikan olehnya, Dr. apt. Agus Priyanto, M.Biomed., selaku Ketua Konsil Kefarmasian Indonesia bahwa seperti orang membuat banyak galian apabila didiamkan saja maka akan tertutup kembali karena faktor angin dan air. Maka galilah dalam hal yang disukai lebih dalam. Tentukanlah dari berbagai cabang ilmu di farmasi yang sangat banyak, mana yang disukai dan kembangkanlah. Buat tujuan, rencanakan, maka insyaAllah akan sukses.
Menekankan peran kebermanfaatan apoteker bagi masyarakat apt. Arief Sidharta Buana, S.Si., selaku Ketua PP Ikatan Apoteker Indonesia berpesar agar apoteker harus banyak bermanfaat, jangan hanya mencari uang. Harus ada sisi sosial yang dikedepankan. Manusia harus bisa bermanfaat, berbagi, dan berbuat baik.
“Harapan kami apoteker ke depan harus mandiri dan berdaya tidak boleh bergantung pada siapapun,” pesannya.
Terakhir adalah sambutan yang mewakili rasa terima kasih dari para apoteker yang diwakili oleh Muhammad Reza Putra Mahardhika, perwakilan mahasiswa PSPA Angkatan 39. Dia mengingatkan kembali para audiens mengenai kejayaan farmasi Islam pada Abad ke-8 Masehi di Jazirah Arab telah melampaui Eropa yang berkembang pada abad ke-12 Masehi. Sebagai akibat dari pengaruh kekhalifahan di Andalusia, Spanyol. Pada masa Abbasiyah di Baghdad banyak berdiri toko-toko obat laksana jamur yang tumbuh di musim hujan.
“Saya ingin mengajak sejawat apoteker dapat mengambil kesempatan sebagai salah satu rahmatan lil ‘alamin,” katanya terutama dalam peran utama sebagai pelayan kesehatan yang berfokus pada pasien. Terlebih dalam menjamin kesediaan obat yang bermutu dalam segi keamanan dan keefektifan pengelolaannya. (UAH/ESP)