Informasi terkait kemahasiswaan, akademik, dan kampus.

(30/8) Praktikum merupakan salah satu kegiatan penunjang dalam kegiatan pembelajaran di Laboratorium Farmasi. Sebagai upaya untuk persiapan  kegiatan praktikum semester ganjil 2016, Laboratorium Farmasi mengadakan lokakarya praktikum. Acara yang dibuka oleh perwakilan tim lokakarya praktikum dan Kepala Laboratorium Teknologi Farmasi, Bambang Hernawan N., M.Sc., Apt ini berharap Laboratorium Farmasi ke depannya akan menjadi Laboratorium Riset yang akan digunakan untuk dosen dan laboran. Lokakarya praktikum Laboratorium Farmasi yang dilaksanakan di ruang sidang 1 FMIPA ini dihadiri oleh dosen dan laboran Farmasi, serta berlangsung setengah hari ini diikuti secara antusias oleh peserta dalam presentasi dan diskusi.

Animal breeding merupakan salah satu usaha untuk mengatur perkembangbiakan seperti mengatur perkawinan, pemilihan bibit dan kelahiran. Sehubungan dengan rencana pendirian Unit Animal Breeding oleh Laboratorium Farmakologi Prodi Farmasi UII, maka Laboratorium Farmakologi Prodi Farmasi UII mengadakan kunjungan ke Pusat Studi Satwa Primata-Institut Pertanian Bogor dan industri obat Dexa. Kunjungan yang dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus – 1 September 2016 ini mengambil tema pelatihan ” Pengelolaan Fasilitas Reproduksi Mencit dan Tikus”. Adapun peserta yang mengikuti pelatihan tersebut adalah dosen dan laboran sejumlah 6 orang. Diharapkan setelah pelatihan ini dilakukan, Prodi Farmasi akan semakin siap untuk mengembangkan unit Animal Breeding .

(3/9) Prodi Farmasi UII mengadakan pengabdian masyarakat yang di daerah Kopeng, Getasan, Semarang, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan sosial dan pengabdian untuk masyarakat yang diikuti oleh dosen, laboran dan masyakarat setempat. Pengabdian masyarakat ini memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai swamedikasi. Tim Pengabdian Masyarakat memberikan informasi kepada masyarakat sekitar bagaimana cara memilih obat yang tepat dan sesuai kebutuhan. Kegiatan ini bertema “Kampanye Informasi Obat : Gema Cermat dan GKSO”. Gema cermat merupakan gerakan masyarakat menggunakan obat, serta GKSO dapat diartikan dengan gerakan keluarga sadar obat. Peserta yang mengikuti kegiatan pengabdian ini sangat aktif dan antusias selama kegiatan berlangsung.

(3/9) Bibit Cahya Karunia, S.Si, laboran Laboratorium Pengujian Obat, Makanan dan Kosmetik (LPOMK-UII) berhasil menyambet predikat pertama untuk laboran berprestasi tingkat Kopertis Wilayah V DIY. Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua yang diikuti oleh Bibit Cahya Karunia dan tahun ini beliau berhasil mengambil predikat pertama. Untuk predikat kedua dan ketiga diraih oleh laboran dari UAD dan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

Salah satu dosen Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII), Yandi Syukri, M.Si., Apt. berhasil meraih FAPA-CP Nagai Best Paper Award 2016 dalam ajang 26th FAPA (Federation of Asian Pharmaceutical Association) Congress 2016 yang digelar pada 9-13 Safar 1438 H/9-13 November 2016 M.

Event internasional yang mengusung tema “Integrating Asian Pharmacy Wisdom for Better Global Health” tersebut dilangsungkan di Bangkok International Trade and Exhibition Centre 88th Bangna – Trad Road, Bangna, Bangkok 10260, Thailand tersebut diikuti oleh ribuan peserta dari seluruh Asia dan negara lain anggota FAPA. Ada sekitar 305 hasil penelitian yang masuk ke panitia. Dari jumlah tersebut 53 diantaranya oral presentation dan sisanya poster presentation.

Pada kesempatan tersebut Yandi Syukri, M.Si., Apt. memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Optimization and Characterization of Andrographolde-Loaded Self Nanoemusiifying Drug Delivery System”. Penelitian yang mendapat penghargaan tersebut merupakan bagian dari disertasinya yang berkaitan dengan pengembangan obat alam Indonesia menjadi sediaan nano herbal. Dalam papernya ia menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber bahan baku obat namun lebih dari 90 % bahan bakunya masih impor. Terkait hal tersebut Yandi Syukri mencoba mengambil senyawa aktif dari tanaman sambiloto yaitu andrograflid dan berikut dikembangkan menjadi sediaan nanopartikel dalam bentuk nanoemulsi yang berkhasiat sebagai obat diabetes melitus. Sediaan dalam bentuk nano ini sangat baik diserap dan masuk ke dalam tubuh sehingga efek farmakologinya sangat baik dibandingkan sediaan dalam bentuk tablet dan sirup.

Kandidat Doktor yang aktif mengembangkan penelitian bidang nanopartikel tersebut, bersama kelompok keilmuan teknologi farmasi telah mendirikan UII Nanopharmacy Research Center yang sampai saat ini telah banyak menghasilkan karya bersama dosen farmasi dan mahasiswa. Karya-karya yang dihasilkan, selain dipublikasikan dalam jurnal juga telah dipersentasikan di dalam negeri dan diluar negeri seperti Malaysia, Thailand dan Korea yang diikuti oleh dosen dan mahasiswa. “Cita-cita dari UII Nanopharmacy Researh Center adalah sebagai pusat riset nanopharmacy yang unggul dalam penelitian bidang nanofarmasetika,” ungkapnya.

Perlu diketahui bahwa FAPA (Federation of Asian Pharmaceutical Association) merupakan federasi asosiasi apoteker (pharmacist) yang meliputi wilayah Asia, Australia dan negara-negara di kepulauan Pasifik dengan misi mendukung kerjasama negara-negara anggotanya untuk memajukan praktek dan pengembangan ilmu kefarmasian serta kebijakan kesehatan sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Kongres FAPA dilakukan setiap 2 tahun dan tahun 2016 dilaksanakan di Bangkok, Thailand. Selain pertemuan dengan asosiasi di masing-masing negara anggota juga dilakukan pertemuan ilmiah berupa symposium, workshop dan pemaparan hasil-hasil penelitian. Jumlah peserta lebih dari 1000 orang dari berbagai negara anggota FAPA.

Source: http://www.uii.ac.id/content/view/4422/257/

Dalam era global seperti saat ini, Akreditasi merupakan sebuah keharusan bagi setiap instansi publik terutama instansi pendidikan. Akreditasi merupakan jaminan bagi stakeholder bahwa sebuah institusi tersebut telah memenuhi standar-standar kualitas tertentu yang telah disepakati. Demikian halnya Program Studi Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia, sebagai upaya memberikan jaminan kualitas terbaik bagi stakeholder maka pada 11-12 Januari 2017 PSPA UII diakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM PTKes).

PSPA sebagai salah satu Program Profesi dengan jumlah mahasiswa paling banyak di UII saat ini masih terakreditasi B sehingga terus melakukan perbaikan-perbaikan di segala aspek dengan harapan dalam penilaian akreditasi kali ini meraih A.

Dalam pembukaan yang bertempat di Ruang Sidang Utama Fakultas MIPA itu dihadiri oleh para pejabat tinggi Universitas Islam Indonesia (UII) dan Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW). Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. memberikan sambutan sekaligus membuka acara. Dalam sambutannya Rektor memperkenalkan UII kepada para Asesor dengan meceritakan sejarah perjalanan UII sejak didirikan hingga sekarang.

Tim  Asesor LAM PT-Kes yang terdiri dari Prof. Purwanto (UNAIR) selaku ketua, Prof. Sumadio Hadisahputra (USU), dan Dr. Hilwan Yudha (IAI) menyampaikan bahwa berdasarkan penilaian selama 3 hari, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti UII di masa yang akan datang, di antaranya adalah sudah saatnya Jurusan Farmasi menjadi Fakultas sendiri tidak di bawah FMIPA.

Di samping itu,  Tim Auditor juga memberikan saran agar PSPA UII lebih aktif menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi asing terutama di bidang riset dan publikasi, hal tersebut dinilai akan sangat membantu kemajuan PSPA UII di masa yang akan datang. (sms)

source: http://science.uii.ac.id/program-studi-profesi-apoteker-siap-raih-akreditasi-a/

Sebanyak 17 mahasiswa yang didampingi tiga dosen Program Studi Farmasi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (Prodi Farmasi FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta belajar memproduksi obat halal di Kulliyah of Pharmacy International Islamic University of Malaysia(IIUM). Mereka selama lima hari melakukan shortcourse industrial pharmacy dan industrial exposure di perusahaan farmasi IKOP Sdn.Bhd, akhir Maret 2017 lalu.

Demikian dikatakan dosen Prodi Farmasi, Yandi Syukri MSi, Apt dan Koordinator Laboratorium Farmasi, Bambang H Nugroho MSc, Apt kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (12/4/2017). Fasilitas industri farmasi milik IIUM memiliki fungsi ganda yaitu selain sebagai sarana produksi, juga digunakan sebagai proses pembelajaran bagi mahasiswa.

Lebih lanjut Yandi menjelaskan UII dan IIUM telah memiliki kerjasama di bidang pengajaran, sehingga kegiatan ini sebagai implementasi kerjasama kedua universitas. “Kita berkolaborasi pembelajaran dalam program industrial exposure dengan Ascc Prof Farahidah Mohammed yang juga CEO IKOP Sdn.Bhd,” kata Yandi.

Materi pembelajarannya, kata Yandi, berupa kuliah umum yang terdiri dari ‘halal in industrial pharmacy, good Islamic manufacturing practise, dan scale up manufacturing.’ Selain materi kuliah, mahasiswa diberi kesempatan terlibat langsung dalam proses produksi dari awal hingga akhir.

Pada tahap awal produksi, mahasiswa diperkenalkan dan terlibat langsung dengan proses penerimaan dan kontrol bahan baku. Kemudian proses penimbangan bahan baku (dispensing), proses pencampuran, proses pengemasan primer dan sekunder, evaluasi proses produksi, dan evaluasi produk akhir.

“Pada akhir program industrial exposure, mahasiswa diberikan competency assesment untuk melihat kemampuan penerimaan materi yang diberikan dalam program industrial exposure,” katanya.

Program industrial exposure, bertujuan agar mahasiswa dapat terlibat langsung dalam proses produksi. Selain itu, mendapatkan early industrial exposure dalam proses pembuatan sediaan farmasi yang diajarkan pada mata kuliah industri farmasi. “Program tersebut diharapkan memberikan pemahaman bidang kerja dan implementasi pengetahuan sesuai dengan kerangka kurikulum nasional Indonesia,” ujar Yandi.

Sedang materi short course industri pharmacy bagi tiga dosen meliputi raw material sampling, warehouse management, manufacturing process, premise and facility, water sampling, in process control production sampling, final product sampling, cleaning validation, packaging process, waste management system, dan dokumentasi dalam industri farmasi. “ Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dsosen dalam bidang farmasi industri, agar kualitas pembelajaran di bidang farmasi industri bisa meningkat,” katanya.

Sementara Bambang Nugroho mengatakan pengalaman mahasiswa mendapat pelatihan industrial exposure di negara tetangga semakin memperluas wawasan dan kemampuan di bidang industri farmasi. Sehingga lulusan Prodi Farmasi FMIPA UII siap bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Di Malaysia masih banyak kekurangan apoteker, terutama apoteker industri, sehingga ini merupakan peluang bagi mahasiswa Prodi Farmasi,” kata Bambang.

Source: http://science.uii.ac.id/mahasiswa-uii-belajar-produksi-obat-halal-di-malaysia/

(sms)

Dekan Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia menyambut baik kunjungan dari Universitas Islam Bandung (UNISBA) pada Kamis 13 April 2017 di Ruang Sidang 1. Kunjungan tersebut dihadiri oleh perwakilan Universitas Islam Bandung (UNISBA) yaitu Dr. Suwanda M.S, H. M. Yusuf Fajar, Drs, M.Si, Gani Gunawan, S.Si, M.Si, Indra Topik Maulana, M.Si, Apt dan GC Eka Darma, M.Si, Apt. Dalam sambutannya Dekan FMIPA UII Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D mengatakan bahwa FMIPA menyambut baik kunjungan ini dan kami sangat terbuka dalam pembahasan program dan nantinya kemungkinan akan diadakan kerjasama dalam bidang ilmu Farmasi, Statistik dan Profesi Apoteker.

Di sisi lain Dekan Fakultas MIPA UNISBA Dr. Suwanda M.S mengatakan bahwa ini merupakan kunjungan lanjutan mengenai kerjasama dari berbagai Universitas dan beliau mengatakan ketertarikan dengan program studi Farmasi, Statistika dan Profesi Apoteker yang berada di Fakultas MIPA UII. Sama halnya dengan yang disampaikan dekan Fakultas MIPA UII, Dr. Suwanda M.S sangat menyambut baik dengan adanya program kerjasma ini yang nantinya mampu saling berbagi informasi dalam bidang-bidang tersebut.

Dalam Kesempatan lain dari masing-masing perwakilan program studi antara lain Statistika yang diwakilkan langsung Kaprodi Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si., M.Si., program studi farmasi Pinus Jumaryanto, S.Si., M.Phil., Ph.D., Apt dan prodi Profesi Apoteker Dimas Adhi Pradana, S.Farm., M.Sc., Apt yang mengemukakan tentang profil dari masing-masing prodi tersebut. Dalam sesi ini berlangsung juga diskusi dan Tanya jawab yang bertujuan mampu mengembangkan ilmu dalam bidang farmasi, statistika dan profesi apoteker.

Dalam penutupan rangkaian acara kunjungan ini, perwakilan dari Universitas Islam Bandung melakukan kunjungan di laboratorium Farmasi, Statistika dan Profesi Apoteker (Mini Teaching Hospital) yang berada di Laboratorium Terpadu. Dan kunjungan diakhiri dengan peyerahan kenang-kenangan dan foto bersama dari pihak Fakultas MIPA UII dan Universitas Islam Bandung.

Source: http://science.uii.ac.id/kunjungan-universitas-islam-bandung-ke-fakultas-mipa-uii/

(sms)

Selasa, tanggal 22 Mei Laboratorium Mini teaching Hospital Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UII mengadakan soft launching Unit Pelayanan Pengabdian Masyarakat melalui Unit Pelayanan Swamedikasi. Latar belakang pembentukan Unit Pelayanan Swamedikasi MTH adalah keinginan dari pengelola prodi profesi apoteker UII untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menghadirkan praktek pelayanan pengobatan mandiri (swamedikasi) dan konsultasi obat di dalam lingkungan kampus.

Dalam soft launching ini acara dibuka oleh Dekan FMIPA UII Drs. Allwar, M.Si, Ph.D. dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa dengan adanya pelayanan pengobatan mandiri (swamedikasi) ini mampu melayani di lingkungan kampus dan juga masyarakat sekitar lingkungan Fakultas MIPA UII. Selanjutnya dianjutkan sambutan dari Kepala Program Studi Profesi Apoteker Dimas Adhi Pradhana, M.Sc., Apt, dalam sambutannya beliau menuturkan ujuan utama pembentukan Unit Pelayanan Swamedikasi MTH adalah memberikan pelayanan pengobatan mandiri (swamedikasi) bagi civitas akademika UII. Tujuan lain unit ini adalah mendukung program pemerintah dalam edukasi masyarakat berkaitan dengan Gema Cermat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) yang diinisiasi oleh Kemenkes RI.

Pada saat ini, layanan utama yang disediakan adalah pelayanan pengobatan mandiri (swamedikasi) bagi pasien yang datang dengan keluhan penyakit ringan seperti sakit kepala, flu, maag.  Selain itu, disediakan pula pelayanan konsultasi obat bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang obat yang dikonsumsi, baik dari resep dokter seperti obat hipertensi, diabetes mellitus, asma, ataupun obat bebas dengan berbagai merk.  Pelayanan tersebut dilakukan oleh Apoteker jaga yang juga bekerja sehari-hari sebagai dosen Prodi Profesi Apoteker dan Prodi Farmasi UII. Nikmati Paket Wisata Jogja 1 Hari bersama AMZ Travel

Acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan penyerahan kartu anggota UPS oleh Kepala Program Studi Profesi Apoteker kepada Dekan FMIPA UII

Acara ditutup dengan konsultasi dan pengobatan gratis bagi seluruh karyawan dan dosen dalam lingkungan Fakultas MIPA UII. (SMS)

Source: http://science.uii.ac.id/soft-launching-unit-pelayanan-swamedikasi-laboratorium-mini-teaching-hospital-mth-prodi-profesi-apoteker-uii/

Metode nanopartikel obat modern terbarukan, Self-Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEEDS) dapat digunakan untuk memodifikasi tanaman Sambiloto (andrographis paniculata) sebagai obat herbal antidiabetes. Namun sebelum menjadi obat herbal terstandar dibutuhkan uji efikasi yaitu uji disolusi dan uji difusi yang menggambarkan kelarutan isolat tersebut di dalam tubuh.

Itulah hasil penelitian Tim Program Studi Farmasi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang berhasil memenangkan dana hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P) dari Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Tim PKM-P ini mengangkat judul ‘Efficient Method Analisis Sediaan Nanoherbal Andrograpolide untuk Uji Difusi dan Disolusi.’

Tim PKM-P yang diberi nama Tim PKM Andro beranggotakan Rizki Fajri (2013), Satria Dwi Setiawan (2014), Aldia Dwi Karina Ningrum (2015), dan Dwi Welda Afetma (2013). Tim yang dibawah bimbingan Yandi Syukri SSi, MSi Apt ini dinyatakan lolos monitoring dan evaluasi (Monev) eksternal, pertengahan Juli lalu dan berhak mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke 30 di Makassar, Sulawesi Selatan.

Dijelaskan Ketua Tim PKM Andro, Dwi Welda, isolat tanaman sambiloto perlu dimodifikasi dengan teknologi nanopartikel. Sebab isolat tanaman sambiloto memiliki kelarutan yang jelek di dalam tubuh.

“Untuk meningkatkan kelarutan dibutuhkan teknologi nanopartikel agar dapat menjadi obat herbal anti diabetes mellitus. Harapanya dengan uji disolusi dan difusi yang sudah kami lakukan dapat menjadikan isolat andropholde sambiloto untuk masuk ke tahap pembuatan obat herbal,” kata Dwi Welda.

Welda yang menjadi delegasi mahasiswa Program Studi Farmasi UII pada The 5th International Postgraduate Conference on Pharmaceutical Sciences (IPoPS 2017) di Malaysia mengatakan untuk pembuatan herbal masih membutuhkan waktu yang panjang. Di antaranya, dibutuhkan uji pra klinik (menggunakan hewan) dan uji klinik (menggunakan hewan).

Penelitian tentang Sambiloto ini juga telah mengantarkan Dwi Welda sebagai Best Oral Speaker dengan judul: Validation of a Simple HPLC-UV Method for The Quantification of Adrographolide in Self-Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) for Dissolution Study. Ia mengharapkan penelitiannya ini dapat menghasilkan obat herbal penyakit diabetes melitus.

Lebih lanjut Welda menjelaskan, penelitian ini dilatarbelakangi banyaknya masyarakat yang menderita penhyakit diabetes. Penyakit ini merupakan salah satu
penyebab terjadinya kebutaan pada usia 20 sampai dengan 74 tahun.

Bahkan berdasarkan data WHO (World Health Organization), Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai penderita diabetes melitus setelah India, Cina, dan Amerika. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diabetes melitus menjadi penyebab kematian kedua di Indonesia.

Penelitian tentang validasi metode isolat andrographolide pernah dilakukan Yandi Syukri tahun 2016. Namun penelitian tersebut hanya sebatas pengembangan validasi metode
analisis ekstrak dan belum adanya metode analisis kuantitatif isolat andrographolid dalam bentuk sediaan yang tervalidasi. “Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan pengembangan dan validasi metode analisis kuantitatif sediaan SNEDDS dari isolat andrographolide,” tandas Welda.

Sumber berita : http://jogpaper.net/index.php/2017/08/06/sneeds-dapat-memodifikasi-sambiloto-jadi-antidiabetes/