(24/10) Penelitan nanopartikel yang berkembang saat ini memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam hal pengukuran partikel nano tersebut. Untuk meningkatkan kepercayaan dan validitas pengukuran yang dilakukan, Prodi farmasi UII mengadakan  Non Degree Training (NDT) dengan tema “Preparasi dan Karakterisasi nanopartikel dalam Sistem Penghantaran Obat” di Laboratorium Teknologi Farmasi. Kegiatan yang dilakukan selama dua hari ini memaparkan mengenai teori preparasi nanopartikel dan praktikum preparasi nanopartikel, serta teori purifikasi dan karakterisasi nanopartikel. Kegiatan yang diikuti oleh dosen kelompok keilmuan Teknologi Farmasi dan mahasiswa ini emdatangkan pemateri ahli dari Universitas Sriwijaya, Dr. rer. nat. Mardiyanto, M.Si., Apt.

Outline Sekolah Kewirausahaan
-Sesi Bisnis coach 12 Desember 2015-

 

Dalam sesi ini peserta dipandu untuk mengenali diri mereka, mengetahui potensi dan modal terbesar dari diri mereka yaitu “diri sendiri”. Setiap individu memiliki kemampuan untuk tumbuh dan memiliki potensi untuk sukses, hal tersebut akan lebih mudah jika setiap individu mengenal diri dan potensinya. Setiap orang memiliki kelebihan dan keahlian masing-masing. Untuk menjadi seorang entrepreuner harus:

  1. Menghargai waktu
    2. Bertanggung jawab apa yang menjadi pilihan dan apa yang sudah dilakukan.
    3. Memperbaiki niat karena niat merupakan benih dari keajaiban.
    3. Open mind. Terbuka terhadap pengetahuan dan ilmu-ilmu baru. Dengan berpikir terbuka maka akan hadir ilmu baru yang mampu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan diri bagi seorang entrepreuner.

Seorang entrepreuner hendaknya memiliki jiwa dan pikiran yang positif. Merubah respon setiap keadaan menjadi lebih postif, karena respon atau sikap yang positif terhadap suatu peristiwa akan menghasilkan akibat yang positif, ketika seseorang entrepreuner mengalami kegagalan, akan direspon secara positif dengan melihat kegagalan sebagai investasi dan sarana pembelajaran.

Seorang entrepreuner hendaknya fokus terhadap solusi bukan masalah. Mengerahkan segala daya dan upayanya untuk mencari solusi akan setiap permasalahan yang timbul terutama dalam bisnis.

Seorang entrepreuner harus memiliki “goal”. Dengan adanya “goal” memberikan semangat untuk terus tumbuh dan berkembang. Seorang entrepreuner hendaknya menerapkan “power of foccus”. Fokus terhadap tujuan dan arah untuk mencapai tujuan, sekecil apapun langkah yang telah ditempuh untuk mencapai tujuan. Karena setiap perjalanan selalu dimulai oleh satu langkah kecil.

Formula sukses seorang entrepreuner harus memiliki dreams (impian), dan impian tersebut dituangkan dalam tujuan kemudian tentukan goal-goal untuk setiap tujuan, setelah itu lakukan tindakan (action) untuk memperoleh goal-goal tersebut. Dengan tercapainya “goal” dari setiap tujuan maka kesuksesan akan diraih.

Sebagai pengantar sesi minggu depan (19 Desember 2015). Coach Angky memberikan Home Fun untuk mencari ide, menuangkan ide menjadi strategi, dan menerapkan strategi dalam tindakan. Selain itu juga memberikan bekal kepada peserta untuk memahami kesalahan-kesalahan pebisnis pemula.

Tanggal 19 Desember 2015. Coach Angky akan menyampaikan materi dalam workshop penilisan proposal bisnis meliputi:

  1. Memahami 7 langkah mencapai tujuan hidup
    2. Memahami dan mempraktekan bagaimana merancang strategi Business plan yang mudah difahami oleh Angel Investor
    3. Memahami Business Blue Print bagi perusahaan.
    4. Memahami Break Even Point, Laporan Laba Rugi, Neraca dalam Business Plan.
    5. Mempelajari Business Model Canvas.

Dengan materi tersebut diharapkan mahasiswa dapat menghasilkan proposal bisnis yang relevan dan rasional untuk dilakukan proses bisnisnya. Untuk informasi dan registrasi sesi ke Workshop Penulisan Proposal binis klik disini

Sehubungan dengan akan dilaksanakan asistensi Praktikum Biokimia, kami mohon praktikan dapat mendownload materi pada link berikut :

https://drive.google.com/open?id=0B1SaQx91xNIRWkM5V2JnU0pNakU

http://science.uii.ac.id/news/wp-content/uploads/2016/03/2016.3.17-sumpah-apoteker.jpg

Sebanyak 119 orang apoteker baru lulusan Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia hari ini menjalani prosesi pengambilan sumpah apoteker di Gedung K.H. Abdul Kahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII pada 18 Maret 2016.

Prosesi pengambilan sumpah tersebut dilakukan langsung oleh Komite Farmasi Nasional yang diwakili oleh Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt. Dan disaksikan oleh Rektor Universitas Islam Indonesia Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. Pengambilan sumpah tersebut sekaligus menjadi penanda bahwa apoteker lulusan UII telah siap untuk terjun dan mengamalkan ilmu yang diperoleh selama menjalani pendidikan bagi kemaslahatan dan kesehatan masyarakat.

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada pelaksanaan sumpah apoteker kali ini berhasil diraih oleh Agustia Darmayanti, dengan IPK 3,88 (tiga koma delapan puluh delapan). Hingga angkatan ke XXVI tersebut, tercatat 2.651 apoteker telah diluluskan dan diambil sumpahnya oleh UII.

Selanjutnya Dekan Fakultas MIPA UII Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D. menyerahkan sebanyak 119 apoteker baru kepada Moch. Saiful Bachri, Ph.D., Apt. Ketua Pengurus Daerah Propinsi DIY Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Pemerintah melalui Dinas KEsehatan Propinsi DIY yang diterima oleh Drs. Elvy Effendi, M.Si., Apt. untuk berkontribusi dalam dunia kesehatan.

Dr. Harsoyo menyampaikan bahwa UII berharap dengan semakin banyaknya apoteker yang diluluskan oleh UII maka dapat berkontribusi bagi dunia kesehatan di Indonesia. ”Semakin banyaknya apoteker yang diluluskan oleh UII menunjukkan bahwa UII turut serta mewujudkan terciptanya kesehatan nasional melalui kontribusi tenaga apoteker yang berkualitas. Terlebih lagi dengan semakin beratnya tantangan ke depan di bidang kefarmasian yang akan dihadapi oleh para penyandang profesi apoteker di tanah air, tak terkeculai para apoteker lulusan UII.” Ujar Dr. Harsoyo.

Dr. Harsoyo juga menyoroti permasalahan terkait obat-obatan yang hingga saat ini belum terselesaikan yaitu permasalahan peredaran obat palsu serta penyalahgunaan obat terlarang atau narkoba. ”Peredaran obat palsu serta penyalahgunaan narkoba tidak mungkin dapat teratasi jika tidak terjalin sinergi yang baik antara pemerintah dengan para tenaga apoteker dalam memberikan edukasi kepada masyarakat serta menindak secara tegas para penjual obat-obatan palsu dan ilegal. Kami juga menitipkan nama baik universitas ini di pundak saudara sekalian. Dengan menjaga diri saudara-saudara sekalian dari penggunaan narkoba, serta tidak terlibat korupsi sekecil apapun.” Papar Dr. Harsoyo.

Sedangkan Drs. Nurul Falah menjelaskan bahwa pengaturan pemberian informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai harga obat kepada masyarakat merupakan tantangan bagi para apoteker. ”Merupakan tantangan bagi Apoteker untuk memberikan informasi yang lebih profesional. Tentunya dengan membekali diri dengan informasi yang akuntable.” Ujar Dr. Nurul Falah.

”Pemberian obat yang efektif, aman, dan dengan harga yang wajar adalah hal prioritas untuk diupayakan. Pemerintah terus berupaya untuk menjamin ketersediaan dan Pemerataan, Keamanan dan Mutu, serta Keterjangkaunya harga obat.” Tegasnya.

(28/05) Masyarakat Indonesia menetapkan obat sebagai pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya. Kasus kesalahan penggunaan obat maupun penyalahgunaan obat masih sering terjadi akibat minimnya informasi obat yang diterima masyarakat. Informasi obat menjadi komponen yang penting dalam penggunaan obat yang benar Tanpa informasi yang tepat obat bisa berubah menjadi komoditi yang berbahaya atau beracun. Era teknologi informasi membuat masyarakat mudah mengakses berbagai informasi lewat dunia maya, menerima pesan berantai terkait obat yang kadangkala masih belum jelas sumber dan kebenaranya. Media informasi telah berkembang dengan pesat mulai yang tradisonal hingga on line. Radio adalah salah satu media informasi dalam memberikan hiburan maupun informasi ke masyarakat. Pendengan radio yang terhitung loyal dan jumlahnya banyak menjadi kelompok sasaran yang sesuai untuk penyebarluasan informasi obat. Apoteker maupun calon apoteker harus memiliki kemampuan terkait teknik menyampiakan informasi lewat radio. PIO (Pusat Informasi Obat) UII yang selama ini telah banyak berkarya memberikan informasi obat ke masyarakat telah menyelenggarakan “Pelatihan Penyampaian Informasi Obat-Kesehatan Melalui Media Radio” pada Sabtu (28/05). Pelatihan yang dihadiri dosen dan mahasiswa ini bertujuan memberikan bekal yang cukup bagi para apoteker/calon apoteker terkait teknik-teknik dan ketrampilan berbicara di radio untuk mendukung informasi yang disampaikan. Pelatihan yang menghadirkan narasumber profesional yang merupakan praktisi di dunia broadcasting utama dalam bidang siaran radio yaitu Tomi Andriasno, A.Md dan juga Yulianto, S. Farm, Apt dari Farmasi ini ditutup dengan sesi diskusi.

(30/8) Praktikum merupakan salah satu kegiatan penunjang dalam kegiatan pembelajaran di Laboratorium Farmasi. Sebagai upaya untuk persiapan  kegiatan praktikum semester ganjil 2016, Laboratorium Farmasi mengadakan lokakarya praktikum. Acara yang dibuka oleh perwakilan tim lokakarya praktikum dan Kepala Laboratorium Teknologi Farmasi, Bambang Hernawan N., M.Sc., Apt ini berharap Laboratorium Farmasi ke depannya akan menjadi Laboratorium Riset yang akan digunakan untuk dosen dan laboran. Lokakarya praktikum Laboratorium Farmasi yang dilaksanakan di ruang sidang 1 FMIPA ini dihadiri oleh dosen dan laboran Farmasi, serta berlangsung setengah hari ini diikuti secara antusias oleh peserta dalam presentasi dan diskusi.

Animal breeding merupakan salah satu usaha untuk mengatur perkembangbiakan seperti mengatur perkawinan, pemilihan bibit dan kelahiran. Sehubungan dengan rencana pendirian Unit Animal Breeding oleh Laboratorium Farmakologi Prodi Farmasi UII, maka Laboratorium Farmakologi Prodi Farmasi UII mengadakan kunjungan ke Pusat Studi Satwa Primata-Institut Pertanian Bogor dan industri obat Dexa. Kunjungan yang dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus – 1 September 2016 ini mengambil tema pelatihan ” Pengelolaan Fasilitas Reproduksi Mencit dan Tikus”. Adapun peserta yang mengikuti pelatihan tersebut adalah dosen dan laboran sejumlah 6 orang. Diharapkan setelah pelatihan ini dilakukan, Prodi Farmasi akan semakin siap untuk mengembangkan unit Animal Breeding .

(3/9) Prodi Farmasi UII mengadakan pengabdian masyarakat yang di daerah Kopeng, Getasan, Semarang, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan sosial dan pengabdian untuk masyarakat yang diikuti oleh dosen, laboran dan masyakarat setempat. Pengabdian masyarakat ini memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai swamedikasi. Tim Pengabdian Masyarakat memberikan informasi kepada masyarakat sekitar bagaimana cara memilih obat yang tepat dan sesuai kebutuhan. Kegiatan ini bertema “Kampanye Informasi Obat : Gema Cermat dan GKSO”. Gema cermat merupakan gerakan masyarakat menggunakan obat, serta GKSO dapat diartikan dengan gerakan keluarga sadar obat. Peserta yang mengikuti kegiatan pengabdian ini sangat aktif dan antusias selama kegiatan berlangsung.

(3/9) Bibit Cahya Karunia, S.Si, laboran Laboratorium Pengujian Obat, Makanan dan Kosmetik (LPOMK-UII) berhasil menyambet predikat pertama untuk laboran berprestasi tingkat Kopertis Wilayah V DIY. Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua yang diikuti oleh Bibit Cahya Karunia dan tahun ini beliau berhasil mengambil predikat pertama. Untuk predikat kedua dan ketiga diraih oleh laboran dari UAD dan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

Salah satu dosen Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII), Yandi Syukri, M.Si., Apt. berhasil meraih FAPA-CP Nagai Best Paper Award 2016 dalam ajang 26th FAPA (Federation of Asian Pharmaceutical Association) Congress 2016 yang digelar pada 9-13 Safar 1438 H/9-13 November 2016 M.

Event internasional yang mengusung tema “Integrating Asian Pharmacy Wisdom for Better Global Health” tersebut dilangsungkan di Bangkok International Trade and Exhibition Centre 88th Bangna – Trad Road, Bangna, Bangkok 10260, Thailand tersebut diikuti oleh ribuan peserta dari seluruh Asia dan negara lain anggota FAPA. Ada sekitar 305 hasil penelitian yang masuk ke panitia. Dari jumlah tersebut 53 diantaranya oral presentation dan sisanya poster presentation.

Pada kesempatan tersebut Yandi Syukri, M.Si., Apt. memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Optimization and Characterization of Andrographolde-Loaded Self Nanoemusiifying Drug Delivery System”. Penelitian yang mendapat penghargaan tersebut merupakan bagian dari disertasinya yang berkaitan dengan pengembangan obat alam Indonesia menjadi sediaan nano herbal. Dalam papernya ia menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber bahan baku obat namun lebih dari 90 % bahan bakunya masih impor. Terkait hal tersebut Yandi Syukri mencoba mengambil senyawa aktif dari tanaman sambiloto yaitu andrograflid dan berikut dikembangkan menjadi sediaan nanopartikel dalam bentuk nanoemulsi yang berkhasiat sebagai obat diabetes melitus. Sediaan dalam bentuk nano ini sangat baik diserap dan masuk ke dalam tubuh sehingga efek farmakologinya sangat baik dibandingkan sediaan dalam bentuk tablet dan sirup.

Kandidat Doktor yang aktif mengembangkan penelitian bidang nanopartikel tersebut, bersama kelompok keilmuan teknologi farmasi telah mendirikan UII Nanopharmacy Research Center yang sampai saat ini telah banyak menghasilkan karya bersama dosen farmasi dan mahasiswa. Karya-karya yang dihasilkan, selain dipublikasikan dalam jurnal juga telah dipersentasikan di dalam negeri dan diluar negeri seperti Malaysia, Thailand dan Korea yang diikuti oleh dosen dan mahasiswa. “Cita-cita dari UII Nanopharmacy Researh Center adalah sebagai pusat riset nanopharmacy yang unggul dalam penelitian bidang nanofarmasetika,” ungkapnya.

Perlu diketahui bahwa FAPA (Federation of Asian Pharmaceutical Association) merupakan federasi asosiasi apoteker (pharmacist) yang meliputi wilayah Asia, Australia dan negara-negara di kepulauan Pasifik dengan misi mendukung kerjasama negara-negara anggotanya untuk memajukan praktek dan pengembangan ilmu kefarmasian serta kebijakan kesehatan sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Kongres FAPA dilakukan setiap 2 tahun dan tahun 2016 dilaksanakan di Bangkok, Thailand. Selain pertemuan dengan asosiasi di masing-masing negara anggota juga dilakukan pertemuan ilmiah berupa symposium, workshop dan pemaparan hasil-hasil penelitian. Jumlah peserta lebih dari 1000 orang dari berbagai negara anggota FAPA.

Source: http://www.uii.ac.id/content/view/4422/257/