rogram Studi (Prodi) Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan acara bedah buku berjudul “Jadikan Aku Apoteker Andal” yang digelar di Auditorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) lantai 4 pada Rabu (12/10). Acara tersebut menghadirkan apt. Dra Dwi Pudjaningsih, MMR. sebagai pembicara, serta apt. Novi Dwi Rugiarti, M. Sc., sebagai pembedah buku.
Sekretaris Jurusan Farmasi, apt. Suci Hanifah, S.F., M.Si., Ph.D. dalam sambutannya mengungkapkan rasa bangganya terhadap terbitnya buku yang ditulis oleh apt. Dra Dwi Pudjaningsih tersebut. “Ini menjadi momen yang luar biasa saya kira untuk Jurusan Farmasi, karena kita diberi kesempatan yang pertama untuk membedah buku dari bu Pudjaningsih ini. Pertama kali saya mendengar ya, melihat buku ini, luar biasa ya bangga, senang banget”, sambutnya.
Lebih lanjut apt. Suci Hanifah mengatakan bahwa isi buku tersebut tidak hanya ilmu terkait farmasi namun juga menggambarkan semangat dari penulis. “Tidak hanya ilmu dari beliau ya yang disampaikan di dalam buku ini, tetapi semangat beliau termasuk juga spiritual beliau, di akhir buku ini juga sempat membaca kalau beliau berpesan bahwa apoteker yang akan sukses itu apoteker yang bahagia”, imbuhnya.
Terakhir, ia berpesan semoga para apoteker dapat terinspirasi oleh apt. Dra Dwi Pudjaningsih sebagai seorang pembelajar. “Saya yakin sekali ya bahwa beliau ini bisa menjadi inspirasi untuk kita semuanya, menjadi suri tauladan tidak hanya sebagai apoteker saja, tetapi sebagai sosok pembelajar, sebagai sosok belajar, sebagai manajer”, pungkasnya.
Sementara apt. Dra Dwi Pudjaningsih dalam paparannya mengatakan bahwa seorang apoteker andal adalah orang yang memiliki peran penting dalam skill yang dimiliki untuk menjadi seseorang yang ilmunya dapat diimplementasikan oleh orang lain. “Ini adalah ia yang telah membuktikan bahwa dunia selalu leading dengan kompetensi yang dimiliki dan segala hal yang diperankan, karena walaupun punya kompetensi yang sangat banyak tetapi tidak diperankan oleh orang lain, itu non sense”, ujarnya.
Ia menambahkan bahwasannya seorang apoteker harus memiliki pedoman etika. “Etika ini adalah suatu pedoman untuk bagaimana apoteker itu apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak, paling tidak harus ada pedoman tersebut dan itu harus diikuti oleh para apoteker”, lanjutnya.
Menurutnya, seorang apoteker tidak hanya harus memiliki jiwa leadership namun juga meta leadership. “Leadership ini sesuatu yang penting bagi apoteker, dan sekarang tidak hanya sekedar leadership tetapi sekarang ini adalah meta leadership”, sambungnya.
Terakhir, ia memberikan kesimpulan, “Buku ini menggambarkan bagaimana seorang apoteker sejak belajar praktek kemudian mengalami, diperankan main star, dan bagaimana menjalankan semuanya itu di bawah sumpah etika kemudian peraturan perundangan”.
Sementara itu, apt. Novi Dwi Rugiarti selaku pembedah buku mengatakan ketertarikannya dalam membaca buku tersebut. “Saya mencoba membuka lembar demi lembar, dan lembar itu dikemas dengan sangat menarik, maksud saya adalah di situ ada warna-warna sehingga kita tidak bosan untuk kemudian membaca lembar demi lembarnya. Dan yang menariknya, ada karikatur di situ, dan saya merasakan karikatur ini tokoh penulis ada di situ, perjalanan tokoh”, ungkapnya.
Lebih lanjut, ia merasa kagum karena buku tersebut tidak membosankan bagi pembaca. “Di dalam tulisan ini membahas sejarah, dan sejarahnya itu tidak dikemas biasanya sejarah kan runtut, di dalam buku ini hanya membahas 2 sampai 3 lembar saja, setidaknya menyampaikan milestone-milestone profesi apoteker, mulai dari sejarah tentang obat itu. Nah itu hanya 2 sampai 3 lembar jadi saya kira tidak membosankan, begitu karena memang tone nya nanti diisi yang selanjutnya”, jujurnya.
“Juga dijelaskan tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi kalau kita praktek kemudian akan dihadapi, yang kemudian di situ disertai solusinya apa. Kemudian diakhiri, di langkah-langkah itu diakhiri dengan pertanyaan juga, 5 tahun kemudian saya akan menjadi apoteker yang? Itu saya jadi luar biasa karena ternyata kita tuh harus punya target dan selalu ada target baru, kemudian saya jadi membayangkan semangat beliau untuk selalu belajar”, pungkasnya. (JR/ESP)
Sumber kutipan dari: Berita Universitas Islam Indonesia