Hiperlipidemia akibat penyalahgunaan konsumsi alkohol (etanol)

Alkohol (C2H5OH) menjadi minuman yang sangat tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Hal ini erat kaitannya dengan larangan kita sebagai umat Islam, dimana tertera pada Al-Qur’an surah Al-baqarah ayat 219 (Noor et al., 2018). Dalam surah tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT melarang seseorang meminum khamr dan berjudi karena terdapat banyak kemudharatan daripada manfaatnya. Menurut pendapat Jumhur ulama khamr adalah jenis minuman yang  memabukkan, baik sedikit maupun banyak serta tidak memandang dari mana asalnya(Maulana, 2021). Bidang kesehatan juga tetap konsisten berpendapat bahwa mengkonsumsi khamr hanya akan mendatangkan banyak penyakit (Wijaya, 2017). Mengkonsumsi khamr juga menimbulkan ketagihan. Harga khamr yang mahal akan tetap dibeli untuk memuaskan kecanduannya sehingga harta tidak berharga lagi baginya (Lantyani et al., 2020).

Hal ini juga dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan melalui  metabolisme alkohol. Alkohol adalah senyawa turunan alkana yang memiliki gugus fungsi (-OH) yang terikat pada salah satu atom karbonnya (Baharum et al., 2020). Proses metabolisme utama alkohol terjadi di hati. Meskipun demikian, organ lain juga bisa mengalami metabolisme seperti pankreas, lambung, esophagus, namun jumlahnya sangat sedikit karena utamanya di dalam hati (Hayatillah & Hapsari, 2022).

Proses metabolisme alkohol dimulai ketika etanol diubah menjadi asetaldehid dengan bantuan ADH (alkohol dehidrogenase). ADH ( alkohol dehidrogenase) melepaskan H+ yang akan ditangkap oleh NAD+ yang nantinya akan menghasilkan NADH. Kemudian asetaldehid akan dimetabolisme dengan bantuan ALDH (asetaldehid dehidrogenase) yang akan melepaskan H+ dan ditangkap NAD+ menghasilkan NADH, sehingga terbentuklah acetat (Noor et al., 2018). Enzim lain yang digunakan dalam metabolisme alkohol yaitu katalse dan P45O2E1. Enzim P45O2E1 membantu proses metabolisme alkohol ketika jumlah alkohol yang terdapat dalam tubuh sangat banyak, dengan kata lain enzim P45O2E1 membantu enzim ADH untuk mengubah etanol menjadi asetaldehid. Sedangkan enzim katalase hanya bisa membantu proses metabolisme alkohol dalam jumlah yang sangat sedikit.

ikatan kimia

Asetat sebenarnya bukan senyawa yang berbahaya karena bisa diubah menjadi acetyl CoA dengan bantuan acetyl CoA sintase (Hasanah et al., 2012). Dimana dalam proses ini membutuhkan 1 ATP yang kemudian dibantu oleh CoA. Nantinya ATP akan melepaskan fosfat dan berguna dalam pembentukan asam lemak. Pada proses ini tidak dihasilkan ATP karena biasanya tubuh yang mengkonsumsi alkohol tidak banyak melakukan aktivitas sehingga energi yang dibutuhkan juga tidak banyak. Pada kondisi tubuh yang kelebihan kadar alkohol jumlah NADH sangat tinggi jika dibandingkan dengan NAD+, dimana nantinya memberikan dampak yang berbahaya bagi tubuh. Tingginya NADH akan menghambat oksidasi asam lemak dan menyebabkan tidak adanya proses pemecahan asam lemak, karena ATP tidak terlalu dibutuhkan dan masih bisa didapatkan dari NADH. Jika hal ini terjadi, asam lemak menjadi terakumulasi dalam tubuh utamanya di hati (Setiawan et al., 2023). Kondisi ini menyebabkan munculnya perlemakan di hati dan menyebabkan hiperlipidemia (Gitawati & Widowati, 2015). Darah penderita hiperlipidemia biasanya mengandung lemak (kolesterol dan trigliserida) dalam jumlah yang tinggi. Banyak hasil penelitian yang menyatakan bahwa kondisi hiperlipidemia ini menjadi risiko utama terjadinya gangguan pada sistem kardiovaskular seperti gagal jantung dan stroke yang dinilai berpotensi menyebabkan kematian(Mihardja, 1999). Dari sini kita diingatkan bahwa penyalahgunaan alkohol berisiko hiperlipidemia dan kematian

Reference:

Baharum, N. B., Awang, M. D., Arshad, S., & Gani, S. S. A. (2020). KAJIAN LITERATUR: KONSEP ALKOHOL MENURUT ISLAM. Jurnal Al-Sirat, 1(19), Article 19.

Gitawati, R., & Widowati, L. (2015). Penggunaan Jamu pada Pasien Hiperlipidemia Berdasarkan Data Rekam Medik, di Beberapa Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 41–48. https://doi.org/10.22435/jki.v5i1.3474

Hasanah, H., Jannah, A., & Fasya, A. G. (2012). Pengaruh lama fermentasi terhadap kadar alkohol tape singkong (Manihot utilissima Pohl). Alchemy, 2(1), Article 1.

Hayatillah, R., & Hapsari, W. K. (2022). Pengaruh Konsumsi Alkohol terhadap Subkronik Hepar dan Keseimbangan Tubuh pada Mencit (Mus musculus). Jurnal Jeumpa, 9(2), Article 2.

Hidayati, S. N., Hadi, H., & Lestariana, W. (2016). Hubungan Asupan Zat Gizi dan Indeks Masa Tubuh dengan Hiperlipidemia pada Murid SLTP yang Obesitas di Yogyakarta. Sari Pediatri, 8(1), 25. https://doi.org/10.14238/sp8.1.2006.25-31

Lantyani, R. C., Husodo, B. T., & Handayani, N. (2020). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP KONSUMSI ALKOHOL PADA SISWA SMA NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN BOJA. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), Article 1. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i1.24807

Maulana, M. D. (2021). Alkohol dalam al-Qur’an (Studi atas Tafsir al-Ibriz karya KH. Bisri Mustofa) [Skripsi, IAIN KUDUS]. http://repository.iainkudus.ac.id/5186/

Mihardja, L. (1999). Pengaruh Beberapa Diet Terhadap Hiperlipidemia. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 9(02), 157434.

Noor, L. M., Mat, S. R., Dhiaudin, N., & Arifin, A. (2018). Alkohol: Definisi, Pengharaman, Metabolisme Dan Kegunaannya: [Alcohol: Definition, Prohibition, Metabolism and Its Usage]. Ulum Islamiyyah, 23, 97–114. https://doi.org/10.33102/uij.vol23no0.54

Setiawan, H., Nurhilaludin, N., & Nawazir, M. (2023). Pemberian Arenga Pinnata sebagai Intervensi Menurunkan Kadar Kolestrol pada Lansia dengan Hiperlipidemia. NURSING ANALYSIS: Journal of Nursing Research, 3(1), Article 1.

Wijaya, A. (2017). Bahaya khamar dalam perspektif Al-Quran dan kesehatan [Skripsi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara]. http://repository.uinsu.ac.id/3452/